BREAKING NEWS
latest
Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Seperti Ini Ciri-ciri Bayi Tumbuh Gigi

Seperti Ini Ciri-ciri Bayi Tumbuh Gigi - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Umumnya, gigi pertama bayi akan tumbuh saat usianya menginjak 4-6 bulan. Orangtua perlu mengenali ciri-ciri bayi tumbuh gigi, karena tidak jarang orang tua bingung ketika bayi tiba-tiba lebih rewel dari biasanya.

Ciri-ciri bayi tumbuh gigi berbeda antara satu bayi dengan bayi lainnya. Demikian pula rasa tidak nyaman yang ditimbulkan. Sebagian bayi hanya merasa tidak nyaman selama beberapa hari, namun ada pula yang merasakannya hingga beberapa bulan akibat gigi tumbuh secara berbarengan.

Mengenali Cirinya dengan Mudah

Agar Anda tidak bingung apakah bayi rewel karena tumbuh gigi atau karena penyebab lain, sebaiknya Anda mengetahui ciri-ciri bayi tumbuh gigi, yaitu:
  • Gusi bengkak
Untuk mencari tahu apakah bayi Anda benar mengalami tumbuh gigi, cobalah untuk membuka mulutnya secara perlahan. Bayi yang sedang tumbuh gigi, umumnya mengalami gusi bengkak, merah, dan mungkin tampak memar. Apalagi jika terlihat adanya gigi yang muncul secara samar di dalam gusi yang sedang meradang tersebut.
  • Menggigit dan mengisap barang di sekitarnya
Bayi tumbuh gigi biasanya suka menggigit atau mengisap benda yang ada di dekatnya, seperti menggigit mainan ataupun gendongan bayi. Ini dilakukannya sebagai respon gusi yang terasa gatal.
  • Banyak mengeluarkan air liur atau ngeces
Tidak diketahui alasan tumbuh gigi menyebabkan produksi air liur bertambah. Kemungkinan produksi air liur yang berlebih terjadi karena peningkatan gerak otot di mulut selama tumbuh gigi terjadi. Hal ini memicu kinerja kelenjar ludah menjadi lebih aktif, sehingga produksi air liur menjadi lebih banyak dari biasanya.
  • Ruam di sekitar mulut
Sebagian bayi dapat mengalami ruam di sekitar mulut. Ini terjadi karena produksi air liur berlebih dapat membuat area sekitar mulut menjadi lembap. Jika Anda melihat air liur sudah membasahi area sekitar mulut bayi, segera bersihkan dengan lap atau tisu bersih untuk membantu mencegah ruam.
  • Tidak nafsu makan
Ciri-ciri bayi tumbuh gigi lainnya adalah mengalalami penurunan atau tidak nafsu makan. Bahkan pada sebagian anak, kondisi ini membuat mereka menolak untuk makan dan minum sama sekali.
  • Rewel di malam hari
Bayi yang sedang tumbuh gigi cenderung akan menjadi lebih rewel atau sulit tidur di malam hari. Sebab, laju pertumbuhan gigi akan mengalami peningkatan pada waktu malam.
  • Demam
Peradangan gusi yang terjadi saat gigi bayi mulai tumbuh bisa menyebabkan bayi mengalami demam. Demam saat tumbuh gigi umumnya tidak lebih dari 38 derajat Celsius. Sebaiknya periksakan bayi ke dokter jika demam melebihi suhu tersebut atau berlangsung lebih dari dua hari.

Cara Menenangkan Bayi yang sedang Tumbuh Gigi

Untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat tumbuh gigi pada bayi, Anda bisa melakukan berbagai macam hal sederhana di rumah, seperti:
  • Gosok gusi bayi yang tumbuh atau meradang secara perlahan dengan jari ataupun kain yang lembut dan bersih agar bayi merasa lebih nyaman.
  • Berikan bayi teether atau mainan khusus yang dapat digigit. Anda bisa memasukkan teether terlebih dahulu ke dalam kulkas selama beberapa waktu sampai teether menjadi dingin, sehingga dapat lebih mengurangi rasa gatal dan rasa tidak nyaman.
  • Untuk bayi usia 6 bulan, Anda dapat memberikan potongan apel atau makanan lain yang telah didinginkan. Hal ini dapat mengurangi rasa tidak nyaman, sambil tetap diawasi dengan baik agar bayi tidak
Perhatikan ciri-ciri bayi tumbuh gigi, agar Anda dapat menyikapinya dengan tepat. Jika bayi belum tampak gigi pertama setelah usia 9 bulan, jangan buru-buru khawatir. Selama pertumbuhan tulang, kulit, dan rambutnya berjalan normal, sebenarnya tak ada yang perlu dirisaukan. Namun, sebaiknya konsultasi ke dokter gigi apabila hingga usia 18 bulan bayi tak kunjung tumbuh gigi.


Sumber : Alodokter 

Dampak Stres pada Wanita yang Harus Diketahui

Dampak Stres pada Wanita yang Harus Diketahui - Alodokter

Sahadewi.Co.Id -  Banyak hal yang bisa memicu stres pada wanita, mulai dari masalah berat badan hingga masalah percintaan. Namun, stres tidak akan menyelesaikan masalah yang kamu hadapi. Stres justru bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisikmu.

Stres adalah reaksi yang dihasilkan tubuh saat menghadapi suatu situasi atau peristiwa. Saat mengalami stres, kamu akan merasa napas lebih berat serta peningkatan detak jantung dan tekanan darah.
Banyak dampak yang dapat ditimbulkan stres, baik yang bersifat positif atau negatif. Dampak positifnya adalah stres dapat meningkatkan motivasi kamu untuk menyelesaikan masalah yang memicu stres tersebut. Stres ini tentunya dapat dianggap sebagai sesuatu yang menguntungkan.
Namun, ada pula stres yang bersifat negatif. Stres berat atau stres yang mengganggu kesehatan ini bisa menimbulkan masalah psikologis, seperti depresi dan gangguan cemas, dan gangguan fisik. Karena itu, stres yang menimbulkan masalah kesehatan tersebut perlu segera ditangani.

Berbagai Dampak Stres pada Wanita

Berikut ini adalah beberapa dampak stres pada wanita yang harus kamu waspadai:

1. Siklus menstruasi tidak teratur

Beban pikiran yang terlalu berat ternyata dapat memengaruhi siklus menstruasi. Saat kamu sedang stres, bagian otak yang berfungsi mengatur siklus menstruasi (hipotalamus) akan menjadi terganggu.
Kondisi ini menyebabkan hormon pengatur siklus menstruasi yang dihasilkan menjadi tidak seimbang, sehingga haid menjadi tidak teratur.

2. PMS semakin parah

PMS (Premenstrual syndrome) adalah sekumpulan gejala dan keluhan yang dirasakan wanita menjelang menstruasi. Pada beberapa wanita, gejala ini bisa dirasakan hingga masa menstruasi usai.
Gejala PMS bisa bermacam-macam, mulai dari sakit kepala, nyeri pada payudara, perubahan mood, susah tidur, pencernaan terganggu, hingga perubahan hasrat seksual. Gejala-gejala ini bisa dirasakan semakin berat ketika wanita mengalami stres menjelang masa-masa menstruasi.

3. Masalah psikologis

Ladies, stres jangan dibiarkan terlalu lama dan berlarut-larut, ya. Stres yang tidak teratasi bisa membuat wanita rentan mengalami masalah psikologis, seperti depresi, gangguan cemas, dan mudah emosi. Hal ini tentunya bisa berdampak buruk pada aktivitas dan pekerjaan sehari-hari.

4. Masalah pada kulit

Selain pikiran, ternyata stres juga dapat berpengaruh pada kondisi kulit. Stres dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon kortisol yang bisa memicu produksi minyak berlebih pada kulit.
Selain itu, sering kali wanita lupa atau enggan merawat kulit saat sedang stres. Kedua hal inilah yang dapat memicu munculnya beberapa masalah pada kulit, salah satunya adalah jerawat.

5. Sulit berkonsentrasi

Stres bisa mengganggu perhatian dan fokusmu. Pekerjaan yang biasanya kamu bisa selesaikan dengan cepat, justru dapat memakan waktu lama ketika kamu sedang stres. Selain itu, stres juga membuatmu kehilangan gairah dan semangat untuk bekerja.

6. Gangguan tidur

Stres pada wanita juga bisa memengaruhi pola tidur. Wanita yang sedang mengalami stres cenderung sulit tidur atau sering terbangun secara tiba-tiba di sela waktu tidur.
Hal ini karena stres berlebih bisa membuat beban pikiran menumpuk bahkan menyebabkan tekanan batin, sehingga tubuh tidak bisa beristirahat dengan nyaman. Meski demikian, hal ini tidak mutlak terjadi. Ada juga sebagian wanita yang tidak mengalami gangguan tidur ketika sedang dilanda stres.

Mewaspadai Dampak Stres pada Ibu Hamil

Saat hamil, kamu mungkin merasa mudah khawatir, terutama ketika memikirkan kesehatan janin dalam kandungan. Ditambah lagi dengan banyaknya perubahan yang dilalui selama masa kehamilan, misalnya perubahan bentuk tubuh dan kelalahn karena harus menjalani aktivitas sehari-hari. Kondisi inilah yang bisa memicu kamu mengalami stres saat hamil.
Sebenarnya, stres saat hamil merupakan kondisi yang normal dialami oleh para ibu hamil. Namun, jika stres terjadi secara terus-menerus, maka kondisi ini akan berdampak buruk pada kesehatan janin.
Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bahkan prematur. Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara stres saat hamil dengan meningkatnya risiko gangguan tumbuh kembang bayi.

Cara Menangani Stres pada Ibu Hamil

Meski stres adalah kondisi yang umum terjadi, namun kamu harus bisa mengelola stres dengan baik, khususnya bagi kamu yang sedang mengandung. Setiap orang memiliki cara yang berbeda untuk menangani stresnya, sehingga penting bagimu untuk memahami cara mengatasi stres yang cocok.
Untuk menangani stres, mulailah dengan mencari tahu apa yang membuat kamu stres. Setelah itu, cari cara terbaik untuk menangani stres tersebut sesuai dengan penyebabnya.
Kamu bisa bertukar pikiran dengan orang yang kamu percayai. Ceritakan apa yang membuatmu cemas kepada keluarga atau pasangan. Selain itu, mintalah suamimu untuk selalu mendukungmu selama masa kehamilan. Dengan cara ini, kamu akan merasa lebih baik.
Kamu juga bisa mengalihkan pikiranmu dengan melakukan kegiatan positif, seperti traveling atau berlibur sejenak, hingga mengambil cuti untuk beristirahat dan mengatasi kepenatan yang dirasa membuat stres.
Saat sedang stres, kamu juga dianjurkan untuk rutin berolahraga, seperti yoga untuk ibu hamil, mengonsumsi makanan sehat, dan tidur yang cukup agar kesehatanmu dan janin tetap terjaga.
Jika cara-cara di atas tidak mampu menghilangkan stres yang kamu alami, maka jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Hal ini agar kamu tidak berlarut-larut mengalami stres. Jika sedang hamil, kamu juga bisa berkonsultasi ke dokter kandungan untuk meminta beberapa tips dan saran untuk mengatasi stres yang kamu rasakan ketika hamil.


Sumber : Alodokter

Jangan Cemas, Kita Bahas Nutrisi Ibu Hamil di Sini

Jangan Cemas, Kita Bahas Nutrisi Ibu Hamil di Sini - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Nutrisi ibu hamil merupakan salah satu faktor utama penentu kesehatan ibu dan janin. Kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan dan gaya hidup yang kurang baik, membuat janin berisiko lebih tinggi mengalami gangguan, seperti berat badan lahir kurang, hambatan tumbuh kembang, hingga cacat bawaan lahir.

Setelah Anda dinyatakan hamil, saat itulah Anda harus mulai berhati-hati dalam memilih asupan makanan yang akan dikonsumsi. Hal ini dikarenakan setiap makanan yang Anda konsumsi akan diserap oleh janin sebagai nutrisi untuk tumbuh kembangnya. Jika perlu, asupan nutrisi tambahan bisa didapatkan dari suplemen prenatal yang diresepkan oleh dokter.

Berbagai Nutrisi yang Dibutuhkan Ibu Hamil

Para ahli merekomendasikan ibu hamil dengan berat badan normal untuk mengonsumsi 1800 kalori pada trimester pertama, 2200 kalori pada trimester kedua, dan 2400 kalori pada trimester ketiga. Agar bayi di dalam kandungan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, Anda disarankan mengonsumsi asupan makanan berikut sebagai sumber nutrisi ibu hamil.
  • KarbohidratKarbohidrat yang disarankan untuk ibu hamil adalah yang mengandung zat tepung, misalnya nasi, pasta, dan roti. Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sebanyak 8 hingga 10 porsi setiap harinya. Karbohidrat akan diubah menjadi energi sebagai nutrisi ibu hamil dan pertumbuhan bayi di dalam kandungan. Penelitian menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat saat hamil berisiko menyebabkan bayi terlahir cacat.
  • ProteinSaat hamil, Anda memerlukan setidaknya 40 hingga 70 gram protein setiap harinya. Anda pun bisa memenuhi asupan protein harian dengan mengonsumsi,  daging, telur, tahu, susu, makanan laut termasuk ikan, kepiting, atau kerang, dan kacang-kacangan. Kebutuhan akan protein ini dapat terpenuhi saat Anda mengonsumsi tiga hingga empat porsi protein setiap harinya. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan protein harian ibu hamil, Anda dapat mengonsumsi dua gelas susu, dan 200 gram daging tanpa lemak.
  • Zat besiFungsi zat besi adalah membentuk hemoglobin yang berperan sebagai pembawa oksigen ke seluruh tubuh ibu dan janin melalui sel darah merah. Ketika hamil, kebutuhan zat besi Anda meningkat hingga 50 persen. Peningkatan kebutuhan ini terutama pada trimester kedua dan ketiga. Setiap harinya, ibu hamil memerlukan setidaknya 27 mg asupan zat besi. Anda bisa memenuhi asupan zat besi harian dengan mengonsumsi daging tanpa lemak, ikan, tahu, sayuran berwarna hijau, telur, dan kacang-kacangan. Jangan sampai Anda mengalami kekurangan zat besi, karena dapat meningkatkan risiko bayi terlahir prematur.
  • Asam folatSejak awal hingga usia kehamilan 12 minggu, Anda dianjurkan untuk mangonsumsi suplemen asam folat sebanyak 400 mcg per hari. Selain itu, Anda juga membutuhkan asam folat alami yang disebut folat. Sumber folat adalah sayuran berwarna hijau seperti brokoli dan bayam, kacang-kacangan, alpukat, dan pepaya. Sebagian margarin dan sereal juga telah diperkaya dengan asam folat. Fungsi asam folat pada ibu hamil adalah mencegah bayi mengalami cacat tabung saraf.
  • Serat dan vitaminPada saat hamil, Anda membutuhkan 200-450 gram sayur dan 350 gram buah setiap harinya. Kandungan serat pada sayur dan buah berguna untuk membantu sistem pencernaan selama kehamilan dan mencegah sembelit saat hamil. Selain itu, bahan makanan ini juga mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan saat hamil, seperti vitamin dan mineral.
  • LemakAnda pun membutuhkan lemak sebagai nutrisi ibu hamil. Tidak ada batas minimal lemak yang harus Anda konsumsi setiap harinya. Meski begitu, tentu saja tidak disarankan untuk mengonsumsi lemak secara berlebihan. Selain itu, pilihlah sumber lemak nabati yang sehat, seperti biji-bijian, kacang-kacangan, dan alpukat.
  • KalsiumMengonsumsi tiga gelas susu atau susu kedelai setiap harinya, dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium ibu hamil. Pilihan lain yang bisa dikonsumsi untuk mencukupi asupan kalsium harian Anda adalah sarden atau jus jeruk yang telah diperkaya kalsium. Apabila Anda menyukai keju sebagai pengganti makanan-makanan yang telah disebutkan, utamakan yang rendah lemak. Yoghurt rendah lemak juga dapat menjadi pilihan yang baik, sebab satu cangkir yoghurt memiliki kadar kalsium lebih banyak daripada segelas susu.
Nutrisi ibu hamil dapat berbeda takarannya, tergantung kepada usia, berat badan, usia kehamilan, dan aktivitas fisik masing-masing ibu hamil. Karenanya, dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter kandungan tentang porsi makanan yang perlu Anda konsumsi, juga jenis serta dosis suplemen, jika diperlukan.


Sumber : Alodokter

Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan

Mitos dan Fakta Seputar Kehamilan - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Ada banyak mitos kehamilan yang beredar di masyarakat, mulai dari perihal bentuk perut terkait jenis kelamin, bahaya melihat gerhana bulan, hingga larangan berhubungan intim. Padahal kenyataannya, tidak semua mitos kehamilan tersebut didukung oleh fakta ilmiah.

Pada saat hamil, Bunda disarankan untuk memahami informasi mana yang benar dan mana yang hanya mitos, agar tidak salah kaprah, apalagi sampai menimbulkan kekhawatiran.

Mitos vs Fakta Kehamilan

Untuk mengetahui mitos kehamilan yang banyak berkembang sekaligus mengetahui apa saja fakta di baliknya, Bunda bisa menyimak informasi berikut ini.

1. Mitos jenis kelamin bayi berdasarkan bentuk perut dan denyut jantung janin

Ibu hamil yang perutnya melebar ke samping akan memiliki bayi perempuan, sedangkan jika meruncing ke depan akan memiliki bayi laki-laki. Dikatakan juga bahwa jika detak jantung janin di atas 140 per menit, maka jenis kelaminnya adalah perempuan. Sedangkan jika detak jantungnya kurang dari 140 per menit, maka ia berjenis kelamin laki-laki.
Faktanya?
Bentuk perut ibu hamil tidak dapat dijadikan penentu jenis kelamin bayi di dalam kandungan. Selain itu, belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori penentuan jenis kelamin bayi berdasarkan denyut jantung janin.
Detak jantung janin yang normal adalah antara 120 - 160 kali per menit. Denyut jantung janin bisa berbeda setiap kali pemeriksaan kehamilan rutin. Hal ini dikarenakan denyut jantung janin dipengaruhi oleh usia kehamilan dan aktivitas janin pada saat pemeriksaan.
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi di dalam kandungan, Bunda bisa menjalani pemeriksaan USG kehamilan saat usia kehamilan sudah lebih dari 18 minggu.

2. Mitos melihat gerhana bulan ketika hamil

Bila ibu hamil melihat gerhana bulan, bayi di dalam kandungannya akan lahir dengan kondisi bibir sumbing.
Faktanya?
Bibir sumbing terjadi karena adanya kelainan genetik, infeksi selama hamil, kekurangan nutrisi tertentu, misalnya asam folat, atau kebiasaan merokok saat hamil. Jadi, bibir sumbing pada bayi tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan bulan.

3. Mitos wanita hamil sebaiknya tidak mandi terlalu sering

Konon, ibu hamil tidak boleh mandi terlalu sering, karena kotoran yang ada di air akan meresap ke dalam tubuh ibu dan membuat bayi terkontaminasi.
Faktanya?
Mitos tersebut jelas tidak benar. Bayi terlindungi oleh selaput lendir dan ketuban yang membungkus rahim, sehingga kotoran dari luar tubuh ibu tidak akan sampai ke tubuh bayi.

4. Mitos ibu hamil makan untuk dua orang

Banyak orang yang menganjurkan agar ibu hamil makan lebih banyak. Katanya, ibu hamil harus makan untuk porsi dua orang.
Faktanya?
Pada saat hamil, wanita hanya membutuhkan kalori tambahan sebesar 300 kalori per hari untuk menunjang pertumbuhan bayi. Kalori ekstra ini bisa didapatkan dari segelas susu skim dan 60 gram keju atau 4 porsi sayur dan buah. Jadi, jangan sampai Anda menambahkan kalori secara berlebihan. Selain dapat menyebabkan obesitas yang bisa berdampak buruk pada kehamilan, Anda juga akan kesulitan untuk membuang kalori dan menurunkan berat badan setelah melahirkan.

5. Mitos larangan naik pesawat ketika hamil

Naik pesawat akan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kehamilan akibat radiasi, baik dari mesin pemindai di bandara maupun karena ketinggian.
Faktanya?
Mesin pemeriksa yang menggunakan sinar-X di bandara dan pesawat yang terbang pada ketinggian tertentu memang memancarkan radiasi. Namun, tingkat radiasi tersebut terbilang sangat kecil dan tidak cukup untuk menembus masuk ke dalam tubuh, sehingga tidak akan mengganggu bayi yang ada di dalam kandungan.

6.  Mitos berhubungan intim saat hamil

Berhubungan seksual saat hamil dapat membahayakan kehamilan dan janin di dalam kandungan.
Faktanya?
Hubungan seksual tidak akan membahayakan bayi di dalam kandungan karena bayi terlindung oleh kantong dan cairan ketuban, otot rahim yang kuat, serta lapisan lendir tebal di mulut rahim. Orgasme juga tidak menyebabkan keguguran karena kontraksi otot pada saat orgasme berbeda dengan kontraksi ketika melahirkan.
Namun bagi ibu hamil yang berisiko mengalami keguguran atau persalinan prematur, dan ibu hamil dengan perdarahan dari vagina tanpa sebab yang jelas, disarankan untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter. Kemungkinan dokter akan menganjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual dulu selama beberapa waktu.
Sebenarnya, hal yang perlu diwaspadai ibu hamil dalam melakukan hubungan seks adalah penyakit menular seksual, seperti HIV, klamidia, kutil, atau herpes. Jika ibu hamil terinfeksi penyakit tersebut, maka besar kemungkinan bayi akan terinfeksi juga.

7. Mitos nyeri ulu selama hamil berhubungan dengan ketebalan rambut janin

Konon, jika ibu hamil mengalami nyeri ulu hati alias heartburn selama masa kehamilan, maka janin akan terlahir dengan rambut tebal.
Faktanya?
Jawabannya mungkin saja iya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika wanita hamil mengalami nyeri ulu hati yang cukup berat, janin yang dilahirkan cenderung akan memiliki rambut tebal.
Para peneliti menduga hal ini ada kaitannya dengan hormon kehamilan yang berperan terhadap pertumbuhan rambut janin, namun juga menyebabkan nyeri ulu hati pada ibu hamil. Walau demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan antara keduanya.
Guna mewujudkan kehamilan yang sehat, Anda perlu cermat menyikapi mitos-mitos yang ada, dengan mendiskusikannya bersama dokter kandungan sebelum memercayainya.
Anda juga perlu berhati-hati terhadap mitos yang bertentangan dengan anjuran dokter, yang menganjurkan sesuatu yang tidak direkomendasikan oleh dokter, atau yang menimbulkan kekhawatiran secara berlebihan.


Sumber : Alodokter

Alasan Ibu Hamil Sering Mengalami Penyakit Asam Lambung

Alasan Ibu Hamil Sering Mengalami Penyakit Asam Lambung - Alodokter


Sahadewi.Co.Id - Sebagian besar ibu hamil kerap mengalami gejala penyakit asam lambung (GERD), khususnya nyeri ulu hati. Nyeri ulu hati adalah rasa panas di dada akibat naiknya asam lambung. Gejala sering kali kian parah seiring bertambahnya usia kehamilan. Penyebabnya adalah perubahan hormon selama hamil yang menjadikan kerja pencernaan melambat.

Janin yang membesar dan rahim yang membesar juga bisa menjadikan makanan dan asam lambung tertekan naik ke esofagus atau kerongkongan. Esofagus adalah saluran antara mulut dan lambung.
Pada kondisi pencernaan normal, makanan turun ke lambung melalui saluran esofagus dan melewati katup bawah esofagus (Lower Esophageal Sphincter - LES). Katup LES akan membuka untuk memasukkan makanan ke lambung dan menutup untuk mencegah asam lambung naik. Sementara pada kasus penyakit GERD di masa kehamilanrespons LES tidak seketat pada kondisi normal, sehingga asam lambung lebih mudah naik.
Penanganan GERD pada ibu hamil sebenarnya sama saja dengan penderita pada umumnya yang fokus pada perubahan gaya hidup. Beberapa di antaranya, yaitu:
  • Jangan merokok.
  • Ubah kebiasaan pola makan sebelum hamil. Kini disarankan untuk makan dalam porsi kecil, tapi sering. Jangan langsung berbaring setelah makan, tunggulah 2-3 jam.
  • Jangan makan camilan di tengah malam.
  • Hindari mengonsumsi makanan yang berisiko memperparah GERD, seperti makanan pedas, asam, cokelat, mint, serta kopi.
  • Bila gejala GERD kumat pada malam hari, kamu bisa berbaring dengan mengangkat kepalamu lebih tinggi 15-20 cm. Gunakan bantal untuk meninggikan tubuh bagian atas ketika tidur. Berbaringlah ke sisi kirimu.
  • Konsumsi yoghurt atau segelas susu saat merasakan kemunculan gejala.
Sementara itu, beberapa jenis obat-obatan yang mungkin diresepkan untuk ibu hamil guna menangani nyeri ulu hati atau dada terasa panas (heartburn) saat hamil, antara lain:
  • AlginatSebagian jenis antasida dibuat dengan kombinasi obat jenis alginate yang mampu membantu meringankan gangguan pencernaan akibat asam lambung. Pada sebagian besar kasus, kombinasi antasida dan alginate bisa efektif menangani gejala gangguan pencernaan selama kehamilan.
  • Antasida, yaitu jenis obat yang bekerja cepat membantu meringankan gangguan pencernaan dengan menetralkan asam lambung. Bila kamu diresepkan antasida dan suplemen zat besi, jangan diminum pada waktu bersamaan karena dapat mengganggu kemampuan tubuh menyerap zat besi.
  • Omeprazol, biasanya diresepkan untuk diminum sekali sehari dan seharusnya gejala sudah membaik dalam lima hari. Bila tidak, mungkin dosis perlu dinaikkan. Pada beberapa kasus, omeprazol dapat menyebabkan efek samping, seperti sakit kepala, diare, mual, maupun muntah.
  • Ranitidin. Obat ranitidin biasa diresepkan untuk diminum dua kali sehari.
Obat-obatan di atas bukan berarti harus kamu minum semuanya. Konsultasikan kepada dokter mengenai kebutuhan obat dan dosis untuk kondisimu, serta ikuti petunjuk pemakaian obat. Kamu akan membutuhkan penanganan medis serius bila mengalami nyeri ulu hati membuatmu sering terbangun di malam hari, sering kumat, atau disertai gejala-gejala lain. Gejala yang dimaksud adalah batuk, turun berat badan, sulit menelan, atau tinja berwarna hitam.


Sumber : Alodokter

7 Tanda Bahaya pada Kehamilan

7 Tanda Bahaya pada Kehamilan - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Selama masa kehamilan, Bumil mungkin mengalami berbagai perubahan pada tubuh. Namun, apakah Bumil tahu bahwa ada tanda yang menunjukkan bahaya pada kehamilan? Lalu apa saja tanda bahaya pada kehamilan yang perlu diwaspadai itu? Mari simak pembahasannya berikut ini.

Perubahan yang terjadi pada Bumil sering kali menyebabkan rasa tidak nyaman dan badan pun terasa sakit. Bumil mungkin pernah bertanya-tanya apakah perubahan atau rasa sakit yang dialami ini normal atau tidak. Oleh karena itu, Bumil sebaiknya selalu waspada terhadap berbagai gejala dan tanda kehamilan yang muncul.

Tanda Bahaya pada Kehamilan

Tanda yang muncul selama kehamilan mungkin terlihat ringan dan wajar dialami oleh seorang ibu hamil. Padahal, tanda tersebut bisa jadi gejala dari kondisi serius yang harus segera ditangani.
Berikut ini adalah beberapa tanda bahaya pada kehamilan:

1. Perdarahan dari vagina

Perdarahan dikatakan normal jika hanya sebatas bercak. Namun, jika volume darah yang keluar cukup banyak dan disertai adanya gumpalan jaringan, kondisi tersebut bisa menjadi tanda bahwa ibu hamil mengalami keguguran, kehamilan ektopik, atau hamil anggur. Perdarahan tersebut perlu diwaspadai terutama jika disertai nyeri dan kram perut.

2. Kontraksi sebelum waktu bersalin

Kontraksi ringan normal dialami ibu hamil pada trimester kedua atau ketiga, terutama saat ibu hamil merasa lelah atau kekurangan cairan. Kontraksi akan semakin sering terjadi saat hari perkiraan lahir semakin dekat.
Namun, kontraksi bisa menjadi tanda bahaya pada kehamilan apabila disertai dengan perdarahan atau keluar cairan dari vagina, ketuban pecah dini, dirasakan semakin kuat, dan terjadi sebelum perkiraan waktu kelahiran bayi. Hal tersebut kemungkinan menandakan ibu hamil akan melahirkan secara prematur.
Jika Bumil mengalami gejala-gejala terebut, segeralah pergi ke rumah sakit terdekat agar penanganan darurat segera dilakukan.

3. Mual dan muntah

Kedua kondisi ini wajar dialami oleh ibu hamil, khususnya pada trimester pertama kehamilan. Namun, jika mual dan muntah terjadi secara berlebihan, dapat terjadi dehidrasi, kekurangan elektrolit, kurang gizi, dan penurunan berat badan. Kondisi ini disebut juga hyperemesis gravidarum dan perlu segera ditangani oleh dokter.

4. Janin kurang aktif bergerak

Janin kurang aktif bergerak bisa menjadi tanda bahwa dia sedang tidur atau Bumil tidak menyadari gerakannya. Namun, janin yang kurang aktif atau bahkan berhenti bergerak dan tidak kembali aktif seperti biasanya juga bisa menjadi tanda dia kekurangan nutrisi atau oksigen.
Jika gerakan janin kurang dari 10 kali dalam jangka waktu dua jam, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan.

5. Sakit saat buang air kecil

Jika muncul rasa sakit atau nyeri saat buang air kecil, bisa jadi Bumil menderita infeksi saluran kemih, vaginosis bakterialis, chlamydia, endometriosis, herpes genital, gonore, atau trikomoniasis. Segera temui dokter saat pertama kali Bumil merasakan sakit ketika buang air kecil.

6. Sakit kepala, bengkak-bengkak, dan gangguan penglihatan

Sakit kepala normal terjadi saat hamil, karena tubuh akan mengalami lonjakan hormon dan darah. Sementara, nyeri perut muncul akibat rahim yang terus bertambah besar serta peregangan ligamen dan otot panggul dan sekitar rahim.
Akan tetapi, jika gejala-gejala tersebut disertai oleh gangguan penglihatan, bengkak-bengkak, tekanan darah tinggi, dan kencing berbusa (banyak protein pada urine), Bumil perlu berhati-hati, karena bisa jadi hal tersebut menandakan preeklamsia.

7. Demam

Demam saat hamil adalah salah satu keluhan yang harus selalu diwaspadai oleh ibu hamil. Hal ini karena bisa jadi demam ini disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi saat hamil bisa terjadi akibat banyak penyakit, misalnya infeksi saluran kemih, infeksi saluran pernapasan, demam tifoid, hingga infeksi pada ketuban.
Apa pun penyebabnya, demam yang dialami ibu hamil adalah kondisi yang perlu segera diperiksakan dan diobati oleh dokter. Jika tidak diobati, demam ini bisa berbahaya bagi kesehatan ibu dan janin di dalam kandungan.
Intinya, kehamilan bisa membuat tubuh Bumil lebih rentan terhadap berbagai penyakit. Jika Bumil mengalami salah satu tanda bahaya pada kehamilan di atas, segeralah periksakan ke dokter kandungan untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.


Sumber : Alodokter

Tenang Bunda, Insomnia pada Anak Bisa Diatasi Dengan Cara Ini

Tenang Bunda, Insomnia pada Anak Bisa Diatasi Dengan Cara Ini - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Insomnia atau gangguan susah tidur tidak diderita oleh orang dewasa saja. Anak-anak juga bisa mengalaminya. Jika berlarut-larut, tentu saja hal ini dapat mengganggu aktivitas anak hingga tumbuh kembangnya.

Insomnia adalah gangguan tidur yang membuat penderitanya susah tidur dan tetap terjaga di malam hari, sehingga kekurangan waktu tidur yang cukup. Apalagi umumnya waktu tidur yang dibutuhkan anak lebih panjang dibandingkan orang dewasa, yaitu 11-13 jam untuk anak usia 2-6 tahun, dan 10-11 jam untuk anak usia 6-10 tahun.

Berbagai Penyebab Insomnia pada Anak

Menurut penelitian, orang tua mempunyai andil yang besar dalam menyebabkan anak insomnia. Hal ini karena orang tua yang mengatur pola tidur anak sejak awal. Untuk itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan jadwal tidur anak sedini mungkin. Jangan sampai anak terbiasa tidur terlalu malam.
Selain pola tidur yang diciptakan orang tua, ada beberapa hal lain yang dapat menjadi penyebab insomnia pada anak:
  • StresSama seperti halnya orang dewasa, anak yang mengalami stres juga bisa menyebabkan insomnia. Stres pada anak biasanya disebabkan oleh masalah sekolah, pertemanan, dan keluarga. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk memerhatikan kondisi psikologis anak.
  • TraumaAnak-anak lebih rentan trauma. Trauma pada anak bisa disebabkan oleh hal-hal kecil, seperti film yang dia tonton ataupun permainan petak umpet yang dapat membuatnya takut kegelapan.
  • Kafein yang berlebihanKafein tidak hanya memberikan efek untuk orang dewasa tapi juga anak-anak. Kafein yang dikonsumsi secara berlebihan pada anak bisa menyebabkan anak insomnia. Kafein tidak hanya terkandung dalam kopi, tapi juga dalam minuman atau makanan seperti coklat dan teh. Jadi, mulai sekarang mulai perhatikan jumlah kafein yang dikonsumsi Si Kecil ya, Bunda.
  • Obat yang dikonsumsi anakInsomnia juga bisa disebabkan oleh kandungan obat yang dikonsumsi anak. Obat yang bisa menyebabkan anak mengalami insomnia, antara lain adalah obat untuk mengatasi ADHD dan obat antidepresan.
Cara Mengatasi Insomnia pada Anak Tanpa Obat
Jika dibiarkan berlarut-larut, insomnia bisa memberikan efek negatif bagi kesehatan anak. Insomnia pada anak dapat mengganggu kemampuan berpikir, membuat anak menjadi lemah dan mudah kelelahan, juga meningkatkan risiko anak mengalami obesitas. Kondisi ini tentunya bisa memengaruhi kegiatan belajar mengajar, serta tumbuh kembangnya.
Tapi tenang, Bunda, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomnia pada anak:
  • Ciptakan kamar tidur yang nyaman. Bunda bisa menciptakan kamar yang nyaman untuk Si Kecil dengan menaruh barang kesukaannya dan menjaga agar kamar Si kecil selalu rapi. Cara lain yang dapat Bunda lakukan adalah dengan tidak meletakkan barang elektronik di dalam kamar. Alat elektronik di kamar, seperti televisi atau gadget, akan merangsang otak anak untuk selalu aktif, dan membuatnya sulit tidur.
  • Biasakan untuk melaksanakan ritual rutin sebelum tidur, seperti mengganti baju dengan piyama, mengganti popok, mencuci kaki, menyikat gigi, naik ke tempat tidur, dan berdoa. Hal ini bisa Bunda terapkan pada 30-60 menit sebelum jadwal tidur. Bila perlu, Bunda juga bisa menemani Si Kecil sampai benar-benar tertidur.
  • Apabila Si Kecil belum bisa tidur hingga 10-20 menit, Bunda juga bisa menanyakan kepada Si Kecil, alasan dia tidak bisa tidur, dan apakah ada yang membuatnya takut. Setelah itu, Bunda dapat mencari solusinya.
Cara lain yang dapat Bunda lakukan adalah dengan membatasi kegiatan yang dilakukan Si Kecil di tempat tidur, seperti tidak mengerjakan PR atau bermain gadget di tempat tidur.
Jangan biarkan insomnia pada anak terjadi berlarut-larut. Jika insomnia telah berlangsung selama kurang lebih 3 minggu, sebaiknya segera hubungi dokter untuk memastikan penyebabnya dan memeriksakan kondisi kesehatan anak.


Sumber : Alodokter

Naik Motor saat Hamil. Amankah?

Naik Motor saat Hamil. Amankah? - Alodokter

Sahadewi.Co.Id -  Banyak ibu hamil yang khawatir jika harus bepergian menggunakan sepeda motor. Sebenarnya, naik motor saat hamil relatif aman, namun ibu hamil perlu memperhatikan beberapa hal sebelum bepergian menggunakan jenis transportasi ini.

Berkendara menggunakan sepeda motor cenderung lebih efisien dibandingkan menggunakan mobil. Namun, bepergian dengan kendaraan roda dua ini mengharuskan pengendara atau penumpangnya untuk lebih berhati-hati, apalagi saat sedang hamil.

Fakta Tentang Naik Motor saat Hamil

Mengendarai atau menjadi penumpang sepeda motor saat sedang hamil boleh-boleh saja, kok. Hanya saja, Anda dianjurkan untuk melakukannya setelah memasuki trimester kedua kehamilan, dengan catatan, kondisi Anda dan janin dalam kandungan sehat dan tidak memiliki keluhan apa pun.
Bepergian dengan motor di trimester kedua kehamilan dianggap cukup aman sebab janin sudah mulai tumbuh dan berkembang. Anda juga mungkin sudah merasa lebih nyaman dengan kondisi kehamilan karena telah melewati masa morning sickness.
Meski relatif aman, Anda tetap disarankan untuk selalu berhati-hati selama berkendara, terutama bila Anda memiliki kondisi berikut:
  • Tubuh terasa lemas dan membutuhkan banyak istirahat.
  • Letak plasenta terlalu rendah atau plasenta previa.
  • Gangguan pada tulang belakang.
  • Kondisi serviks lemah.
  • Berisiko tinggi melahirkan bayi prematur.
  • Pernah mengalami perdarahan di masa kehamilan.
Anda mungkin khawatir atau merasa takut saat naik sepeda motor dan melalui jalanan rusak, karena bisa menimbulkan guncangan dan berdampak buruk bagi kehamilan.
Namun, Anda tidak perlu resah karena ketakutan tersebut belum terbukti benar secara medis. Di dalam kandungan, janin terlindungi dengan baik berkat keberadaan cairan ketuban yang menyelubungi dirinya serta perlindungan dari otot rahim, perut, dan panggul.
Meski demikian, risiko paling berbahaya ketika naik motor adalah mengalami kecelakaan lalu lintas, seperti tabrakan atau tergelincir. Selain bisa membahayakan nyawa, kecelakaan kendaraan bermotor juga bisa menimbulkan komplikasi kehamilan yang berbahaya, seperti luka pada rahim dan solusio plasenta.

Tips Aman Naik Motor saat Hamil

Agar aman berkendara dengan sepeda motor saat hamil, lakukanlah beberapa tips berikut ini:
  • Gunakan helm dengan benar dan berstandar SNI.
  • Gunakan jaket untuk melindungi tubuh dari panas matahari atau angin.
  • Duduk dalam posisi yang nyaman dan tidak menekan bagian perut secara berlebihan. Hindari posisi duduk menyamping saat menjadi penumpang.
  • Hindari berkendara terlalu lama. Jika memungkinkan, hindari mengendarai motor selama jam-jam sibuk dan pada malam hari.
  • Hindari berkendara saat hujan atau saat jalanan licin untuk mengurangi risiko tergelincir atau terjatuh.
  • Hindari berkendara ketika tubuh sedang tidak fit atau sakit.
  • Minta bantuan seseorang ketika ingin menyalakan motor atau kick-starter.
Ketika memasuki trimester ketiga kehamilan, Anda disarankan untuk tidak mengendarai atau menjadi penumpang sepeda motor. Pada masa ini, Anda mungkin akan menemui kesulitan mengendarai sepeda motor, seperti mengontrol stang motor dan menyeimbangkan tubuh.
Kondisi tersebut terjadi akibat kinerja gerak refleks dan persendian tidak seoptimal saat sebelum hamil. Jadi, Anda disarankan untuk menggunakan jenis transportasi yang lebih nyaman, seperti mobil pribadi, taksi, atau bus.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan secara rutin guna memantau kondisi kandungan dan janin Anda. Jika Anda sering mengendarai motor saat hamil, coba tanyakan ke dokter apakah ada tips atau hal yang perlu dihindari dalam naik motor saat hamil. Selain itu, patuhilah selalu aturan-aturan berkendara  supaya keselamatan dan keamanan Anda dan janin tetap terjaga.


Sumber : Alodokter

Informasi Penting tentang Pemberian MPASI pada Bayi

Informasi Penting tentang Pemberian MPASI pada Bayi - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Pemberian makanan Pendamping ASI (MPASI) atau susu formula merupakan salah satu periode penting dalam 1000 hari pertama kehidupan seorang anak. Penelitian menunjukkan bahwa pada masa transisi ini, banyak bayi mengalami gagal tumbuh yang disebabkan oleh kualitas MPASI yang kurang baik. Periode ini juga merupakan momen kritis SKecil untuk belajar makan. Terlebih lagi, pemberian MPASI yang tepat dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan optimal SKecil.
Oleh karena itu, cara pemberian MPASI yang tepat dan pertanyaan lain seputar MPASI akan dibahas tuntas dalam artikel berikut ini.

Prinsip Dasar Pemberian MPASI

MPASI dianjurkan untuk diberikan mengikuti 4 prinsip berikut:
1. Tepat waktu
MPASI diberikan pada usia yang tepat, yaitu ketika ASI saja tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. IDAI dan WHO merekomendasikan pemberian MPASI selambat-lambatnya usia 6 bulan. Namun pada kondisi tertentu, misalnya kenaikan berat badan (BB) yang kurang baik, Si Kecil dapat mulai diberikan MPASI setelah dievaluasi penyebabnya dan setelah kesiapan makannya dinilai oleh dokter.
Tanda kesiapan memulai MPASI yang harus dinilai bersama dokter, yaitu:
  • Si Kecil menunjukkan ketertarikan terhadap makanan.
  • Leher tegak dan Si Kecil dapat mengangkat kepala sendiri tanpa bantuan.
  • Refleks ‘melepeh’ (mengeluarkan makanan dari mulut) berkurang.
ESPGHAN (Asosiasi Dokter Anak Khusus Nutrisi dan Pencernaan di Eropa) merekomendasikan pemberian MPASI paling cepat pada usia 12 minggu, dan tidak lebih lambat dari usia 26 minggu (6 bulan). Pemberian MPASI terlalu dini berisiko menyebabkan infeksi saluran cerna, alergi, dan obesitas. Sedangkan jika terlalu lambat akan menyebabkan kekurangan asupan gizi. Oleh karena itu, konsultasikan ke dokter anak untuk menilai apakah Si Kecil sudah boleh mulai diberikan makanan pendamping ASI.
2. Cukup (adequate)
Menu MPASI yang diberikan disarankan mengandung kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi lagi oleh ASI, terutama jumlah energi, protein, zat besi, dan zinc. Tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semuanya. Oleh karena itu, berikan MPASI yang bervariasi dan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral. Menu seperti ini dikenal dengan menu 4 bintang. Kenalkan buah dan sayur dalam jumlah kecil dengan memerhatikan asupan dan komposisi karbohidrat, protein, dan lemak pada MPASI. Berikanlah MPASI dari bahan makanan yang biasa keluarga makan. Contohnya ikan kembung, yang ternyata memiliki kandungan protein yang tidak jauh berbeda dari ikan salmon. Dan bahkan, kandungan zat besi dan DHA ikan kembung lebih tinggi dibanding ikan salmon yang cukup favorit menjadi menu MPASI.
MPASI diberikan dengan jumlah dan tekstur yang ditingkatkan sesuai tahapannya. Keterlambatan pengenalan tekstur pada usia 6-9 bulan berisiko menyebabkan masalah makan pada anak di kemudian hari. Gunakan mangkuk berukuran 250 ml untuk memastikan asupan Si Kecil. Berikut panduan pemberian MPASI:
UsiaJumlah MPASIFrekuensiTekstur
6 bulan2-3 sendok makan2-3 kali sehariBubur kental (pure), saring, hingga lumat.
8 bulan(6-9 bulan)Tingkatkan bertahap hingga ½ mangkuk 250 ml (200 kkal/hari atau 30% dari target kebutuhan kalori)2-3 kali sehari + snack 1-2 kali sehariMakanan saring kasar, dapat memulai finger food.
9-12 bulan½- ¾  mangkuk 250 ml (300 kkal/hari atau 50% dari target kebutuhan kalori)3-4 kali sehari + snack 1-2 kali sehariNasi tim, makanan cincang halus atau kasar.
12-23 bulan¾ mangkuk 250 ml (550 kkal/hari atau 70% dari target kebutuhan kalori)3-4 kali sehari + snack 1-2 kali sehariSama dengan makanan yang dimakan keluarga.
3. Aman dan higienis (safe)
Perhatikan kebersihan tangan, bahan, dan perlengkapan selama proses persiapan, pembuatan, penyimpanan, dan penyajian MPASI. Pisahkan talenan untuk memotong bahan makanan mentah dan bahan makanan matang. Cucilah tangan sebelum mempersiapkan MPASI, dan sebelum menyuapi Si Kecil.
Bakteri penyebab kontaminasi dapat tumbuh di makanan, simpan MPASI di kulkas dengan suhu kurang dari 5 derajat Celcius (kulkas bawah). Simpan daging dan ikan dalam plastik, dan letakkan terpisah dari makanan yang telah dimasak. Makanan yang disimpan dalam suhu ruang (5-60 derajat Celcius), hanya dapat bertahan selama 2 jam.
MPASI yang matang dapat disimpan di lemari es (dengan suhu kurang dari 5 derajat Celcius), untuk pemberian makan selama sehari setelah disimpan dalam wadah tertutup. Lama penyimpanan tergantung dari jenis bahan makanan yang digunakan. MPASI yang disimpan beku dapat dihangatkan dengan direndam air bersama plastik pembungkus makanan, dan pastikan mengganti air setiap 30 menit. MPASI dapat juga dihangatkan menggunakan microvawe, namun perlu diperhatikan bahwa panas yang dihasilkan tidak tersebar merata. Perlu diingat, makanan beku yang telah dihangatkan tidak baik untuk dibekukan kembali.
4. Diberikan dengan cara yang tepat (properly fed)
Pemberian MPASI diberikan dengan cara yang responsif (responsive feeding), artinya pemberian MPASI ini harus konsisten sesuai sinyal lapar dan kenyang dari Si Kecil. Walaupun diberikan dengan cara yang responsif, pemberian MPASI tetap perlu jadwal yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
Bila Si Kecil menunjukkan tanda tidak mau makan (mengatupkan mulut, memalingkan wajah, atau menangis), tawarkan kembali makanan secara netral, yaitu tanpa membujuk ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit tetap tidak mau makan, akhiri proses makan. Ibu harus bersabar dan mendorong bayi makan sendiri sesuai tahapan usia Si Kecil. Hindari memaksa Si Kecil menghabiskan makanan.
Dalam memberikan MPASI, ciptakan suasana makan yang menyenangkan (tidak ada paksaan), serta tidak ada distraksi (mainan, televisi, perangkat permainan elektronik). Tawarkan selalu jenis makanan yang baru. Terkadang butuh pengenalan 10-15 kali agar makanan dapat diterima dan dimakan oleh Si Kecil. Sajikan jenis makanan baru bersama dengan makanan yang disukai Si Kecil.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan Mengenai MPASI

Beberapa pertanyaan di bawah ini sering kali ditanyakan oleh para ibu, terutama pada masa-masa awal pemberian MPASI:
  1. MPASI apa yang sebaiknya pertama kali diperkenalkan?Tidak ada aturan mengenai makanan apa yang harus diperkenalkan pertama kali. Yang penting diingat adalah penuhi kecukupan nutrisi anak dengan memberikan karbohidrat, protein, dan lemak yang cukup, serta mengenalkan beragam jenis makanan. Tidak ada penundaan jenis protein tertentu (daging, ikan, dan telur boleh diberikan sejak usia 6 bulan).
  2. Bolehkah diberikan MPASI instan?MPASI buatan pabrik dapat dijadikan pilihan karena telah diperkaya (fortifikasi) dengan zat besi dan mikronutrien lainnya. Tetapi, Bunda disarankan dapat menyiapkan sendiri makanan Si Kecil, serta pastikan untuk memilih makanan dengan kandungan protein dan zat besi yang cukup, misalnya daging sapi atau hati ayam.
  3. Apakah MPASI boleh ditambahkan gula dan garam?Pemberian gula dan garam pada MPASI dapat mempermudah bayi menerima makanan, dan sampai saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan adanya hubungan antara pemberian garam pada bayi dengan munculnya masalah jantung dan pembuluh darah saat dewasa. Untuk bayi 6-12 bulan, garam dibutuhkan sebanyak 0,9 gram  per hari atau setara dengan seujung sendok teh. Sedangkan penambahan gula diperbolehkan sampai maksimal 5 gram per 100 kkal. Dengan menambahkan sedikit gula pada makanan, batas asupan gula tersebut tidak akan terlampaui.
  4. Mengapa jus buah untuk MPASI sebaiknya dihindari?American Academy of Pediatrics (AAP) tidak menganjurkan konsumsi jus buah pada bayi (usia 0-12 bulan), karena tidak berkontribusi untuk pola diet yang sehat. Bayi dapat mengonsumsi buah dalam bentuk buah potong. Sedangkan untuk anak yang lebih besar, dapat diberikan jus buah maksimal 120 ml/hari atau sekitar setengah gelas air mineral kemasan. Konsumsi jus buah berlebih dapat menyebabkan berat badan anak menjadi tidak naik, karena jus buah tidak mengandung protein dan sering kali mengurangi asupan makanan bergizi lainnya. Penting untuk diingat, yang diberikan adalah benar-benar jus buah, bukan minuman rasa buah.
  5. Bolehkah MPASI diberikan dengan cara Baby-Led Weaning (BLW)?Pemberian MPASI dengan metode BLW berarti bayi makan sendiri menggunakan tangannya, tanpa disuapi oleh orang dewasa. Metode ini tidak dianjurkan oleh IDAI, mengingat ada risiko tersedak. Selain itu, asupan protein serta zat besi mungkin tidak memadai, terutama pada bayi kurang dari 8 bulan, karena kemampuan motorik menelannya belum baik. Dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter anak jika ingin menggunakan metode ini.
Nah, para orang tua perlu menikmati seluruh proses pemberian MPASI, karena selain bertujuan untuk memberikan nutrisi dan melatih kemampuan makan Si Kecil, MPASI juga bermaksud membentuk kedekatan bayi dengan orang tua. Jangan lupa, cek kenaikan berat badan Si Kecil setiap bulannya dan bandingkan dengan kurva pertumbuhan anak menurut WHO, yah.


Sumber : Alodokter