Sahadewi.Co.Id - Setelah Bunda berjuang melewati persalinan dan pemulihan pasca operasi caesar, selanjutnya timbul pertanyaan: kapan boleh hamil lagi dan apakah harus kembali bersalin dengan cara operasi caesar? Artikel ini menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu Bunda ketahui mengenai kehamilan setelah melahirkan caesar.
Kapan waktu terbaik untuk hamil kembali setelah operasi caesar? Secara umum, baik perempuan yang melahirkan normal maupun dengan operasi caesar dianjurkan untuk menunggu minimal 18 bulan dan tidak lebih dari 5 tahun setelah bersalin untuk menghindari risiko terjadinya masalah pada kehamilan selanjutnya.
Bunda bisa menggunakan berbagai macam tipe kontrasepsi untuk menunda kehamilan, seperti pil KB, suntik KB, KB implan, dan KB spiral atau IUD (intrauterine device).
Hal-Hal yang Perlu Dilakukan selama Menunda Kehamilan
Selama menunda kehamilan, Bunda tentunya perlu mempersiapkan kesehatan tubuh untuk kehamilan selanjutnya dengan menjalani pola hidup sehat. Contoh hal yang bisa Bunda lakukan adalah:1. Menjaga berat badan ideal
Setelah melahirkan, Bunda dianjurkan untuk mengurangi berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh (IMT) ideal dalam waktu 6-12 bulan setelah bersalin. Caranya adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan rutin berolahraga.2. Mencukupi asupan asam folat
Bunda juga disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebanyak 400 mikrogram setiap hari, setidaknya sejak 1 bulan sebelum merencanakan untuk hamil kembali. Konsumsi asam folat terus dilanjutkan selama kehamilan. Asam folat memiliki manfaat mencegah cacat lahir pada otak, saraf, dan tulang belakang bayi.3. Menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
Ibu yang memiliki kebiasan merokok maupun menggunakan alat-alat yang mengandung nikotin, seperti nicotine patch atau vape, perlu segera menghentikan kebiasaan tersebut untuk mengurangi risiko terjadinya masalah di kehamilan selanjutnya. Selain merokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol juga perlu dihentikan.Jika Bunda merasa sulit berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter.
4. Rutin memeriksakan kondisi kesehatan
Jika memiliki penyakit kronis, Bunda sangat disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, patuh mengonsumsi obat, dan menjaga pola hidup sehat selama menunda kehamilan. Penyakit-penyakit kronis yang perlu diperiksakan antara lain:- Penyakit menular seksual, seperti hepatitis B dan HIV.
- Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
- Hipertensi dan penyakit jantung.
- Diabetes mellitus.
- Gangguan tiroid.
- Epilepsi.
- Penyakit ginjal.
- Sindrom antifosfolipid.
- Gangguan psikologis, seperti depresi pascamelahirkan.
Pilihan Metode Persalinan untuk Kehamilan Selanjutnya
Ibu hamil yang pernah melahirkan melalui operasi caesar umumnya disarankan untuk melahirkan dengan metode yang sama pada kehamilan selanjutnya. Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil melahirkan dengan operasi caesar, di antaranya adalah:- Panggul sempit atau ukuran janin terlalu besar untuk melewati panggul.
- Infeksi pada plasenta dan janin (chorioamnionitis).
- Eklamsia dan sindrom HELLP.
- Kondisi gawat janin yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada janin.
- Tali pusat menumbung, yaitu tali pusat bayi berada di antara kepala janin dan vagina sehingga dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen.
- Luka operasi caesar sebelumnya berupa luka operasi caesar klasik (sayatan vertikal).
- Plasenta previa atau plasenta menutupi jalan lahir bayi, sehingga bayi tidak dapat dilahirkan secara normal.
- Posisi bayi sungsang atau melintang.
- Rahim robek.
Persalinan Normal setelah Operasi Caesar
Ibu yang sebelumnya melahirkan dengan operasi caesar bisa saja melahirkan normal di kehamilan selanjutnya. Hal ini disebut juga vaginal birth after caesarean (VBAC). VBAC bisa dilakukan dengan syarat:- Bunda tidak memiliki 2 bekas sayatan luka operasi melintang.
- Tidak ada bekas luka atau kelainan pada rahim.
- Tidak pernah mengalami robekan rahim.
- Persalinan normal selanjutnya dilakukan di rumah sakit yang siap melakukan operasi caesar darurat jika diperlukan.
- Risiko bayi mengalami masalah pernapasan lebih kecil.
- Peluang untuk inisiasi menyusui dini (IMD) dan keberhasilan menyusui lebih besar.
- Pemulihan setelah melahirkan lebih cepat dan nyeri lebih ringan, sehingga masa rawat inap lebih singkat.
- Produksi hormon oksitosin atau hormon ‘kasih sayang’ lebih tinggi, sehingga ikatan antara ibu dan bayi bisa terjalin lebih erat.
- Risiko komplikasi persalinan, seperti infeksi, pendarahan, atau sumbatan akibat bekuan darah (tromboemboli), lebih rendah.
- Tidak berisiko mengalami komplikasi akibat operasi dan pembiusan.
- Risiko pada persalinan selanjutnya, seperti gangguan plasenta, kehamilan ektopik, dan kelahiran mati, lebih rendah dibandingkan operasi caesar berulang.
Sumber : Alodokter
No comments
Post a Comment