Sahadewi.Co.Id - Pertanyaan tentang apakah melakukan petting bisa hamil atau tidak, sering terbersit di pikiran sebagian orang. Terutama kaum muda yang belum banyak memahami aktivitas seksual. Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan di artikel berikut ini.
Petting bagi pasangan menikah bisa dimanfaatkan sebagai foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan intim. Sementara itu, petting bagi pasangan yang belum menikah banyak dilakukan untuk memuaskan hasrat seksual tanpa melakukan sanggama.
Beberapa tindakan petting yang dilakukan wanita pada pria antara lain adalah meraba, mencium, atau melakukan seks oral pada penis. Sementara ketika pria melakukan petting pada wanita, stimulasi yang dapat dilakukan adalah pada area sekitar payudara dan vagina. Petting juga dapat dilakukan dengan alat bantu seks (sex toys).
Air mani pria pada saat ejakulasi dapat mengandung jutaan sperma, bahkan hingga lebih dari 300 juta sperma. Saat terangsang, penis mengalami ereksi dan mengeluarkan cairan praejakulasi yang mengandung sperma.
Jika sperma pria masuk ke dalam tubuh wanita melalu vagina, lalu mencapai tuba falopi di mana sel telur berada, bisa saja terjadi pembuahan. Pembuahan dapat dilakukan oleh sperma yang terdapat pada cairan praejakulasi.
Petting yang dilakukan dengan kondisi penis dan vagina berdekatan tanpa memakai pakaian dalam masih memungkinkan sperma masuk ke dalam vagina. Sperma juga bisa masuk ke vagina secara tidak sengaja melalui jari atau bagian tubuh lain yang terkena cairan air mani, atau ketika penis menyentuh area sekitar vagina
Sementara itu, petting menggunakan alat bantu seks meningkatkan risiko terkena trikomoniasis. Trikomoniasis adalah infeksi parasit yang menyerang saluran kemih dan genital, baik pada pria maupun wanita. Penyakit ini bisa menular lewat alat bantu seks yang digunakan secara bergantian, tidak dicuci, dan tidak dilapisi kondom saat digunakan.
Nah, sekarang Anda sudah paham mengenai risiko di balik melakukan petting, kan? Sekali lagi, petting bisa menyebabkan kehamilan jika dilakukan dalam kondisi yang memungkinkan sperma masuk ke vagina. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan risiko penularan penyakit menular seksual akibat petting.
Jika Anda mengalami tanda-tanda kehamilan atau gejala penyakit menular setelah melakukan petting, meskipun tidak melakukan sanggama atau hubungan seks dengan penetrasi, periksakanlah diri ke dokter kandungan atau dokter spesialis kulit dan kelamin.
Sumber : Alodokter
Petting bagi pasangan menikah bisa dimanfaatkan sebagai foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan intim. Sementara itu, petting bagi pasangan yang belum menikah banyak dilakukan untuk memuaskan hasrat seksual tanpa melakukan sanggama.
Apa itu Petting?
Petting merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas merangsang atau memberikan stimulasi seksual kepada pasangan, umumnya dengan menggunakan tangan atau mulut. Istilah petting juga digunakan untuk menyentuh atau meraba pasangan sampai mengalami orgasme.Beberapa tindakan petting yang dilakukan wanita pada pria antara lain adalah meraba, mencium, atau melakukan seks oral pada penis. Sementara ketika pria melakukan petting pada wanita, stimulasi yang dapat dilakukan adalah pada area sekitar payudara dan vagina. Petting juga dapat dilakukan dengan alat bantu seks (sex toys).
Apakah dengan Melakukan Petting Bisa Hamil?
Petting bisa hamil atau tidak sangat tergantung pada aktivitas seksual yang dilakukan. Kehamilan terjadi ketika sel sperma pria membuahi sel telur wanita. Pembuahan dapat terjadi meskipun penis tidak masuk ke dalam vagina (penetrasi), namun kemungkinannya sangat kecil untuk terjadi pada petting.Air mani pria pada saat ejakulasi dapat mengandung jutaan sperma, bahkan hingga lebih dari 300 juta sperma. Saat terangsang, penis mengalami ereksi dan mengeluarkan cairan praejakulasi yang mengandung sperma.
Jika sperma pria masuk ke dalam tubuh wanita melalu vagina, lalu mencapai tuba falopi di mana sel telur berada, bisa saja terjadi pembuahan. Pembuahan dapat dilakukan oleh sperma yang terdapat pada cairan praejakulasi.
Petting yang dilakukan dengan kondisi penis dan vagina berdekatan tanpa memakai pakaian dalam masih memungkinkan sperma masuk ke dalam vagina. Sperma juga bisa masuk ke vagina secara tidak sengaja melalui jari atau bagian tubuh lain yang terkena cairan air mani, atau ketika penis menyentuh area sekitar vagina
Risiko Petting terhadap Kesehatan
Risiko terkena penyakit menular seksual setelah melakukan petting tetap ada, meski lebih kecil dibandingkan berhubungan seksual dengan penetrasi. Oral seks dapat meningkatkan risiko terkena penyakit herpes, kutil kelamin, sifilis, klamidia, dan gonore. Namun, risiko ini dapat dicegah dengan menggunakan kondom.Sementara itu, petting menggunakan alat bantu seks meningkatkan risiko terkena trikomoniasis. Trikomoniasis adalah infeksi parasit yang menyerang saluran kemih dan genital, baik pada pria maupun wanita. Penyakit ini bisa menular lewat alat bantu seks yang digunakan secara bergantian, tidak dicuci, dan tidak dilapisi kondom saat digunakan.
Nah, sekarang Anda sudah paham mengenai risiko di balik melakukan petting, kan? Sekali lagi, petting bisa menyebabkan kehamilan jika dilakukan dalam kondisi yang memungkinkan sperma masuk ke vagina. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan risiko penularan penyakit menular seksual akibat petting.
Jika Anda mengalami tanda-tanda kehamilan atau gejala penyakit menular setelah melakukan petting, meskipun tidak melakukan sanggama atau hubungan seks dengan penetrasi, periksakanlah diri ke dokter kandungan atau dokter spesialis kulit dan kelamin.
Sumber : Alodokter
No comments
Post a Comment