BREAKING NEWS
latest
Showing posts with label Health. Show all posts
Showing posts with label Health. Show all posts

Hati-hati, Penyakit Gusi Bisa Menyebabkan Penyakit Kardiovaskular


Sahadewi.Co.Id - Penyakit kardiovaskular atau penyakit yang menyerang jantung dan pembuluh darah umumnya terjadi akibat penyempitan pembuluh darah, gangguan irama jantung, atau kelainan jantung bawaan. Namun selain itu, penyakit berbahaya ini juga bisa terjadi akibat penyakit gusi dan gigi.

Para ahli medis telah lama meneliti hubungan antara penyakit gusi dengan penyakit kardiovaskular. Dari beberapa penelitian, ditemukan bahwa penyakit gusi, seperti gingivitis atau periodontitis, serta kebiasaan membersihkan gigi yang tidak benar dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Bagaimana Penyakit Gusi Meningkatkan Risiko Penyakit Kardiovaskular?

Penyakit gusi bisa menyebabkan pembengkakan dan peradangan pada gusi. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Jika tidak diobati dengan baik, bakteri yang terdapat pada gusi tersebut dapat menyebar ke pembuluh darah jantung, sehingga menyebabkan peradangan pada pembuluh darah.
Kondisi ini dapat memicu terbentuknya plak dan penyempitan pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. Bila terjadi di pembuluh darah jantung dan otak, peradangan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Selain itu, peradangan dan penyebaran bakteri dari gusi ke jantung juga dapat menyebabkan penyakit katup jantung.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala penyakit gusi, seperti gusi bengkak, berdarah, bau mulut yang menetap, nyeri saat mengunyah, gigi goyang dan sensitif, atau gusi menutupi mahkota gigi, segeralah kunjungi dokter gigi untuk mendapatkan penanganan.

Menjaga Kesehatan Gusi dan Mulut

Menjaga kesehatan gigi dan mulut tidak hanya penting untuk menghindari penyakit gigi dan gusi, tapi juga mencegah gangguan kesehatan lain, termasuk penyakit kardiovaskular.
Ada banyak kebiasaan sehat yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kebersihan gusi dan mulut, di antaranya:
  • Rutin menyikat gigi dua kali sehari, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride.
  • Membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi (flossing), setidaknya sekali sehari.
  • Menggunakan obat kumur (mouthwash) untuk mengurangi kuman penyebab masalah gigi dan menjaga agar napas tetap segar.
  • Rutin memeriksakan gigi dan gusi ke dokter gigi, setidaknya 6 bulan sekali.
Selain menjaga kebersihan gusi dan mulut, untuk mengurangi risiko terkena penyakit kardiovaskular, Anda juga perlu menjalani gaya hidup sehat dengan berhenti merokok, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, rutin berolahraga, dan mempertahankan berat badan ideal.



 Sumber : Alodokter

Kaitan antara Kolesterol Tinggi dan Daging Kambing


Sahadewi.Co.Id - Menderita kolesterol tinggi membuat Anda harus selektif dalam memilih makanan. Makanan tertentu, seperti jeroan dan daging kambing, mengandung kolesterol yang harus dibatasi asupannya.

Daging kambing mengandung beragam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti protein, lemak, kalium, zat besi, zinc, kalsium, selenium, fosfor, folat, vitamin B, vitamin K, dan vitamin E.

Kendati mengandung beragam nutrisi tersebut, daging kambing merupakan sumber lemak jenuh, yang jika dikonsumsi terlalu banyak bisa meningkatkan kadar kolesterol jahat di dalam tubuh.
Ada dua jenis kolesterol di dalam tubuh, yaitu kolesterol jahat (LDL/low density lipoprotein) dan kolesterol baik (HDL/high density lipoprotein).
Kolesterol LDL disebut kolesterol jahat karena jika kadarnya dalam darah berlebihan, dapat menyebabkan aterosklerosis atau penumpukan plak pada dinding pembuluh darah. Bila terjadi pada pembuluh darah jantung dan otak, aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.
Sedangkan kolesterol HDL disebut kolesterol baik karena kolesterol ini dapat menghilangkan kolesterol buruk LDL dari darah. Hal ini menjadikan kolesterol HDL mampu mencegah penyakit jantung dan stroke.

Kolesterol dan Daging Kambing

Perlu diketahui bahwa semua makanan yang berasal dari hewan mengandung kolesterol. Seperti telah dikatakan sebelumnya, kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk membangun dinding sel, mendukung metabolisme, serta membuat berbagai hormon, seperti estrogen dan testosteron.
Mengonsumsi daging kambing tidaklah bermasalah, asalkan tidak secara berlebihan. Kadar kolesterol setiap daging berbeda-beda. Berikut adalah jumlah kolesterol pada setiap 100 gram jenis daging:
  • Daging kambing mengandung 75 mg kolesterol.
  • Daging domba mengandung 110 mg kolesterol.
  • Daging sapi (potongan sirloin) mengandung sekitar 90 miligram, sedangkan daging sapi tanpa lemak mengandung 65 miligram kolesterol.
  • Daging dada ayam tanpa kulit mengandung 85 mg kolesterol.
  • Paha ayam mengandung 135 mg kolesterol.
Jika dibandingkan dengan daging domba, daging sapi berlemak, dan dada atau paha ayam, sebenarnya daging kambing justru mengandung lebih sedikit kolesterol.

Cara Sehat Mengonsumsi Daging Kambing

Agar bisa mendapatkan asupan nutrisi dari daging kambing sambil mengurangi kolesterolnya, maka perhatikanlah cara mengolah dan jumlah asupan daging kambing yang dikonsumsi. Sebab jika mengonsumsinya berlebihan atau dimasak dengan cara yang kurang sehat, maka tubuh bisa mengalami kolesterol tinggi.
Agar lebih sehat, Anda dianjurkan untuk mengolah daging kambing menjadi kambing panggang, bakar, atau sup. Jangan menggoreng daging kambing, sebab bisa menambah kadar lemak jenuh dan kolesterol di dalam daging tersebut.
Selain itu, potonglah bagian lemak pada daging kambing sebelum mengolahnya. Anda juga bisa menambahkan sayuran dan buah-buahan saat mengonsumsi daging kambing. Mengonsumsi daging kambing bersama sayur dan buah dapat membantu mengurangi jumlah kolesterol yang diserap tubuh.
Selama masih dalam batas wajar, konsumsi daging kambing masih boleh-boleh saja. Namun jika gemar dan sering mengonsumsi daging kambing atau jenis daging lainnya, Anda dianjurkan untuk rutin memeriksa kadar kolesterol untuk mengantisipasi terjadinya kolesterol tinggi. Jika kadar kolesterol sudah tinggi, sebaiknya periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.



Sumber : Alodokter

Minuman Berenergi Dampaknya Buruk bagi Ginjal, Mitos atau Fakta?



Sahadewi.Co.Id - Minuman berenergi dikatakan dapat berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya adalah merusak ginjal. Apakah hal tersebut benar atau sekedar mitos? Mari kita telusuri jawabannya di artikel berikut!

Minuman berenergi merupakan minuman ringan yang berkhasiat dalam meningkatkan energi, stamina, performa fisik, konsentrasi, suasana hati, serta mengatasi kelelahan. Oleh karena itu, minuman ini kerap digunakan untuk mengatasi ngantuk dan lelah.

Kandungan terbanyak pada minuman berenergi adalah kafein. Kafein merupakan zat perangsang (stimulan) sistem saraf yang membuat tubuh menjadi lebih waspada dan tetap terjaga. Minuman berenergi juga memiliki kandungan gula yang tinggi, bisa dalam bentuk fruktosa, sukrosa, maupun pemanis buatan.
Selain itu, minuman berenergi juga bisa mengandung beragam zat lain, seperti ginseng, taurin, glukoronolakton, guarana, L-karnitin, inositol, asam sorbat, dan vitamin B, walaupun dalam jumlah yang kecil.

Dampak Minuman Berenergi terhadap Ginjal

Minuman berenergi memiliki beberapa efek samping yang mampu memengaruhi organ di dalam tubuh. Organ yang paling sering terkena efek samping minuman ini adalah jantung, saraf, dan otak. Walaupun lebih jarang terjadi, minuman berenergi juga dapat berdampak pada saluran cerna dan ginjal.
Berikut ini adalah dampak konsumsi minuman berenergi pada ginjal:

Meningkatkan frekuensi berkemih dan risiko dehidrasi

Kafein memiliki efek diuretik, yaitu kemampuan untuk meningkatkan produksi urine. Itulah sebabnya, Anda akan lebih sering buang air kecil setelah mengkonsumsi minuman yang berkafein, termasuk minuman berenergi.
Selain itu, kafein juga dapat meningkatkan pembuangan garam (natrium) dalam urine. Natrium berfungsi untuk menahan cairan di dalam tubuh, sehingga tubuh tidak kekurangan cairan.
Banyaknya natrium dan cairan yang terbuang setelah mengkonsumsi kafein akan menyebabkan tubuh berisiko mengalami dehidrasi.

Menyebabkan kerusakan pada ginjal

Efek samping ini jarang terjadi, namun cukup serius. Konsumsi minuman berenergi secara berlebihan atau dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kerusakan pada ginjal yang dapat menyebabkan:
  1. Gagal ginjal akut. Gagal ginjal akut adalah kondisi di mana ginjal gagal untuk berfungsi, yang terjadi secara mendadak (dalam beberapa jam atau beberapa hari). Kafein, taurin, ekstrak ginseng, dan gula yang berlebihan dalam minuman berenergi berperan dalam menyebabkan terjadinya kondisi ini. Terlalu sering atau terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi yang mengandung zat-zat tersebut dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah dan gangguan aliran darah pada ginjal. Hal inilah yang menyebabkan gagal ginjal akut
  2. Gagal ginjal kronis. Efek tidak langsung dari konsumsi minuman berenergi secara berlebihan adalah gagal ginjal kronis, yaitu gangguan pada struktur maupun fungsi ginjal yang berkembang secara bertahap, selama minimal 3 bulan.  Satu kaleng minuman berenergi mengandung sekitar 54 gram atau setara 13 sendok teh gula. Asupan gula yang berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes. Kedua kondisi tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal kronis.
Ternyata pendapat bahwa minuman berenergi memiliki dampak buruk bagi ginjal adalah fakta. Dampak buruk ini umumnya terjadi pada konsumsi minuman energi secara berlebihan atau dalam jangka panjang.
Untuk mencegah terjadinya gangguan pada ginjal, Anda disarankan untuk membatasi konsumsi minuman berenergi tidak lebih dari 500 ml atau 1 kaleng per hari. Selain itu, perbanyak juga minum air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Anda sebaiknya tidak mengonsumsi minuman berenergi bila memiliki penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit  jantung, atau penyakit ginjal. Segeralah periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami efek samping yang berat setelah mengonsumsi minuman berenergi.



Sumber : Alodokter

Obat untuk Mencegah Malaria dan Cara Menggunakannya



Sahadewi.Co.Id - Ada beberapa obat yang bisa digunakan untuk mencegah malaria. Obat-obatan ini perlu Anda konsumsi sebelum bepergian ke daerah yang masih banyak kasus malaria. Untuk mengetahui apa saja obat penangkal malaria dan cara menggunakannya, mari kita simak ulasan berikut ini.

Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang sudah terinfeksi parasit Plasmodium. Penyakit ini berbahaya karena dapat menimbulkan komplikasi berat, bahkan kematian.


Di Indonesia, malaria merupakan penyakit endemis, terutama di Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Papua, Papua Barat, serta di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatra. Oleh karena itu, orang-orang yang akan bepergian ke daearah tersebut dianjurkan untuk mengonsumsi obat pencegah malaria.

Inilah Obat untuk Mencegah Malaria

Bagi orang yang tinggal di daerah dengan kasus penyakit malaria yang jarang dan ingin berkunjung ke daerah endemik penyakit ini, obat pencegah malaria harus diminum selama 4-8 minggu. Dimulai dari satu minggu sebelum pergi ke tempat berisiko tinggi malaria, hingga 4 minggu setelah pulang. Obat harus diminum setiap hari pada jam yang sama, termasuk selama tinggal di daerah endemik.
Berikut ini adalah beberapa jenis obat pencegah malaria dan cara  menggunakannya:

1. Atovaquone/proguanil

Obat ini adalah obat pencegah malaria yang paling baru, dan efektif melawan P. falciparum. Atovaquone/proguanil tepat digunakan bagi Anda yang akan bepergian dalam waktu dekat, karena dapat digunakan 1-2 hari sebelum bepergian sampai 7 hari setelah pulang.
Efek samping obat ini adalah nyeri perut, mual, dan muntah, namun jarang terjadi. Atovaquone/proguanil tidak boleh digunakan oleh wanita hamil, menyusui, dan penderita gangguan ginjal.

2. Doksisiklin

Obat ini dikenal efektif melawan P. falciparum, dan digunakan mulai 1-2 hari sebelum bepergian hingga 4 minggu setelah pulang dari daerah endemik malaria. Efek sampingnya bisa berupa gangguan pencernaan, gatal di kulit, sakit kepala, mulut kering, dan keputihan pada wanita.
Doksisiklin tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 8 tahun karena dapat memengaruhi pertumbuhan tulang dan mengubah warna lapisan gigi. Lama pemberian obat ini adalah maksimal 6 bulan.
Dosisiklin dapat menimbulkan iritasi pada kerongkongan. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih saat mengonsumsi obat ini, dan sebaiknya obat tidak diminum menjelang tidur. Selain itu, dosisiklin juga menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.

3. Meflokuin

Obat ini dapat digunakan pada ibu hamil di trimester dua dan tiga, serta bayi berusia di atas 3 bulan. Meflokuin dikonsumsi mulai dari 1 minggu sebelum bepergian hingga 4 minggu setelah pulang.
Efek samping obat ini adalah halusinasi, insomnia, dan kejang.  Meflokuin tidak dianjurkan untuk pasien dengan penyakit jantung atau gangguan psikologis, seperti depresi dan gangguan cemas.

4. Klorokuin

Obat ini hanya dikonsumsi seminggu sekali, dan dapat digunakan oleh anak-anak serta ibu hamil di semua trimester. Klorokuin diminum 1-2 minggu sebelum bepergian hingga 4 minggu setelah pulang.
Efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan obat ini adalah penglihatan kabur, telinga berdenging, dan penurunan pendengaran. Saat ini, klorokuin jarang digunakan karena banyak P. falciparum yang sudah kebal terhadap obat ini.

5. Primakuin

Obat ini baik untuk mencegah P. vivax maupun P. falciparum, dan dapat diberikan pada anak-anak, tapi tidak pada wanita hamil. Primakuin dikonsumsi 1-2 hari sebelum bepergian hingga 7 hari setelah pulang. Efek samping yang mungkin terjadi adalah gangguan pencernaan, seperti nyeri perut dan mual muntah. Pada penderita penyakit defisiensi G6PD, obat ini dapat menyebabkan anemia hemolitik.
Untuk menentukan jenis obat mana yang tepat diberikan sebagai pencegahan malaria, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan memilih jenis obat berdasarkan pola resistensi obat malaria di daerah endemik yang Anda tuju, juga berdasarkan kondisi kesehatan Anda.
Ingat, obat pencegah malaria perlu dikonsumsi sesuai dosis dan jangka waktu yang telah ditentukan oleh Dokter.

Tips untuk Melindungi Diri dari Gigitan Nyamuk

Minum obat pencegah malaria saja tidak menjamin seseorang terhindar dari penyakit ini. Untuk mengurangi risiko terkena malaria, Anda juga perlu melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama saat malam hingga pagi hari. Berikut adalah tips menghindari gigitan nyamuk:
  1. Gunakan losion antinyamuk yang mengandung 30-50% DEET (N,N-diethyl-3-methylbenzamide) atau picaridin (KBR 3023).
  2. Gunakan jaring atau kawat antinyamuk di pintu dan jendela rumah, serta kelambu di tempat tidur. Selain itu, pastikan pintu dan jendela sudah tertutup rapat untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam ruangan.
  3. Gunakan obat antinyamuk semprot di kamar atau ruangan.
  4. Batasi aktivitas di luar ruangan, terutama saat sore dan malam hari.
  5. Gunakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, dan kaus kaki untuk melindungi tubuh, terutama saat malam hari.
  6. Gunakan pakaian berwana terang.
  7. Jaga kebersihan lingkungan, misalnya dengan rajin menguras dan membersihkan bak mandi, serta tidak menggantung pakaian di dalam rumah.
Malaria tidak boleh dianggap remeh. Jika Anda mengalami demam tinggi disertai menggigil selama 1 minggu atau lebih, saat berada di daerah endemik malaria atau dalam rentang waktu 3 bulan setelah meninggalkan daerah tersebut, segeralah temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan.




Sumber : Alodokter

Bunda, Begini Trik agar Anak Mau Makan Sayur


Sahadewi.Co.Id - Tidak sedikit anak yang tidak suka makan sayur. Padahal, dalam sayuran terkandung banyak nutrisi penting, seperti vitamin, mineral, antioksidan, serat, dan air, yang dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembang anak, serta membantu melindunginya dari penyakit. Mau tahu bagaimana cara menyiasatinya? 

Setiap orang tua pasti ingin agar kebutuhan gizi anaknya terpenuhi, termasuk vitamin, mineral, dan serat yang banyak terdapat dalam sayur. Tapi sayangnya, anak-anak hampir selalu menolak makan sayur. Jika dimarahi atau dipaksa, anak justru akan makin berontak dan membenci sayuran.

Tenang, Bun, membujuk Si Kecil untuk mau makan sayuran memang perlu siasat khusus. Ada cara-cara yang dapat Bunda coba untuk membuat Si Kecil tertarik makan sayur.

Tujuh Tips agar Si Kecil Suka Makan Sayur

Anak usia 4-8 tahun perlu mengonsumsi 2 hingga 4 porsi sayuran setiap hari. Asupan sayur ini bisa didapatkan antara lain dengan mengonsumsi segelas jus tomat, semangkok bayam, dua wortel potong, semangkok ubi rebus, segelas kacang hijau, atau semangkok jagung pipil.
Hal yang perlu diperhatikan adalah cara pemberiannya. Jika Si Kecil susah makan sayur, Bunda bisa mencoba cara-cara ini:

1. Mengajaknya ikut memilih dan mengolah sayur

Biarkan Si Kecil memilih sendiri sayur yang menarik perhatiannya, saat berbelanja di supermarket atau pasar. Mintalah Si Kecil untuk membantu mencuci dan memotong sayur, kemudian libatkan dia saat Bunda memasak. Dengan begitu, ia akan dengan bangga memakan sayur yang dipilih dan diolahnya sendiri.

2. Padukan sayur dengan makanan favorit anak

Si Kecil suka pizza, nasi goreng, atau sosis? Yuk, padukan sayuran dalam makanan favoritnya. Anak-anak mungkin tidak suka makan sayur yang direbus atau dikukus karena rasanya pahit atau hambar. Tapi bila dipadukan dengan makanan favorit anak, sayur akan terasa lebih enak dan anak-anak mungkin akan menyukainya.
Bunda dapat memberikan saus keju atau yoghurt sebagai pendamping menu sayuran Si Kecil. Bunda juga bisa mengajak Si Kecil membuat pizza dengan taburan sayur yang sudah dipotong kecil-kecil; atau membuat sup dengan mencampurkan sayur, seperti wortel dan brokoli, dengan bakso, daging ayam, atau sosis.
Sementara untuk anak yang masih balita, Bunda dapat memberikan bubur dengan campuran sayur dan bahan-bahan lain, seperti daging ayam, makaroni, atau keju, agar rasanya enak.

3. Berkreasi dengan sayuran

Ajaklah Si Kecil berkreasi dengan sayuran, misalnya membuat bentuk hewan di atas nasi menggunakan potongan sayur, seperti wortel, tomat, atau rumput laut. Bunda juga bisa memotong kentang dan wortel menggunakan cetakan khusus dengan bentuk yang lucu.

4. Coba terus

Jika saat ini Si Kecil tidak mau makan sayur tertentu, belum tentu ia akan seterusnya tidak menyukai sayur tersebut, lho, Bun. Anak-anak mungkin perlu beberapa kali mencoba suatu jenis makanan yang baru, sebelum mereka mulai menyukainya.
Jadi, coba tawari dan berikan lagi sayuran tersebut kepada Si Kecil di lain waktu. Tapi, berikan dalam porsi kecil dulu ya, Bunda.

5. Puji anak jika sudah makan sayur

Sebagai bentuk penghargaan dan untuk menyemangati anak, jangan lupa berikan pujian setiap kali anak sudah mengonsumsi sayur. Namun ingat, jangan memberikan anak makanan yang tidak sehat sebagai hadiah karena sudah mau makan sayur.
Apabila Bunda mengatakan, “Kalau bayamnya habis, kamu boleh makan kentang goreng,” maka Si Kecil akan menjadi lebih tertarik pada kentang goreng daripada bayam. Ke depannya, ia akan tetap memilih makanan yang tidak sehat

6. Ajak temannya yang gemar makan sayur untuk makan bersama

Anak bisa jadi akan termotivasi untuk makan sayur saat ia melihat teman-temannya juga makan sayur. Jadi, sesekali ajaklah teman Si Kecil yang gemar makan sayur untuk makan bersama.

7. Memberikan contoh

Tentu saja anak tidak akan berminat mengonsumsi sayur jika ia melihat ayah dan ibunya juga tidak suka makan sayur. Jadi, jika ingin membiasakan Si Kecil makan sayur, pastikan Bunda dan Ayah juga sudah terbiasa makan sayur ya. Setelah itu, berikan contoh pada Si Kecil.
Nah, sekarang tidak perlu bingung lagi untuk mengajak anak makan sayur ya, Bun. Apalagi saat ini sudah banyak resep olahan sayur untuk anak yang bisa Bunda coba, supaya Si Kecil tidak bosan. Dengan melakukan berbagai tips di atas dan membuat beragam masakan sayur yang nikmat, lama kelamaan Si Kecil pasti akan suka makan sayur.



Sumber : Alodokter

Sering Mengigau saat Tidur? Ini Kemungkinan Penyebabnya


Sahadewi.Co.Id - MenSahadewi.Cgigau saat tidur bisa cukup memalukan, apalagi bila kamu mengucapkan sesuatu yang seharusnya rahasia. Yuk, ketahui penyebab di balik kondisi ini agar kamu dapat mencegahnya.

Mengigau termasuk kondisi yang umum terjadi. Sekitar 66% orang pernah mengalaminya. Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak (usia 3-10 tahun). Ketika mengigau, kamu tidak sadar dengan apa yang kamu ucapkan, sehingga kondisi ini biasanya diketahui dari pasangan atau teman sekamar.

Mengapa Beberapa Orang Sering Mengigau?

Banyak yang mengira mengigau dilakukan saat seseorang bermimpi. Anggapan ini ternyata kurang tepat, karena mengigau bisa terjadi di setiap tahapan tidur, mulai dari baru saja tidur hingga sudah benar-benar terlelap.
Meski begitu, jenis igauan dapat berbeda. Mengigau layaknya bicara normal dan masuk akal dapat terjadi saat seseorang belum lama tertidur. Sedangkan mengigau yang berisi racauan dan gumaman tak jelas bisa terjadi saat seseorang sudah terlelap (deep sleep).
Walaupun penyebab pasti dari mengigau belum diketahui, namun beberapa kondisi berikut ini dapat memperbesar kemungkinanmu untuk mengigau:

1. Stres secara emosional

Orang umumnya mengigau saat sedang stres, tertekan, atau cemas. Kemungkinan mengigau juga akan makin besar bila seseorang mengalami depresi.

2. Kurang Tidur

Kebutuhan tidur rata-rata adalah sekitar 7 jam setiap hari. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, fungsi otak akan terganggu. Hal ini dapat memicu gangguan tidur, termasuk mengigau.

3. Sedang sakit atau demam

Saat kita sedang sakit atau demam, respon imun tubuh kita akan meningkat, terutama di malam hari. Hal ini bisa mengakibatkan tidur jadi terganggu, sehingga kita mengigau.

4. Konsumsi obat-obatan tertentu

Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antidepresan, beta-blocker, kafein, atau sedatif, dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengigau.
Selain keempat hal di atas, penderita gangguan mental pada usia dewasa, orang yang mengonsumsi alkohol berlebihan, dan faktor genetik juga bisa meningkatkan kemungkinan mengigau.
Untuk mengatasi kebiasaan mengigau, kamu bisa menghindari berbagai faktor risiko di atas, misalnya dengan mengelola stres, dengan baik, tidur yang cukup, dan mengonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Namun bila mengigau sudah dirasa sangat mengganggu, sebaiknya kamu berkonsultasi dengan dokter.



Sumber : Alodokter

Kenali Penyebab dan Cara Mengatasi Infeksi Jamur Kulit


Sahadewi.Co.Id - Sebagian besar orang pernah mengalami infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur. Infeksi jamur pada kulit dapat terjadi pada segala kelompok usia, pria maupun wanita, dan merupakan infeksi kulit yang paling umum. Yuk, kenali penyebab dan cara mengatasi infeksi jamur kulit. 

Infeksi jamur kulit merupakan penyakit ini sangat sering kita jumpai, bahkan mungkin pernah kita alami. Infeksi jamur kulit yang ringan umumnya menimbulkan ruam pada kulit. Ruam tersebut tidak berbahaya, namun bisa terasa gatal dan mengganggu penampilan.


Jamur merupakan organisme primitif yang hidup di sekitar lingkungan kita, seperti udara, tanah, bahkan air. Beberapa jenis jamur bisa hidup di dalam tubuh hewan dan manusia.  Sebagian besar jamur berkembangbiak dengan spora yang dapat tersebar di udara. Itu sebabnya, infeksi jamur paling sering menyerang bagian luar tubuh kita, seperti kulit dan juga kuku.
Orang-orang yang aktif bergerak dan berkeringat lebih sering terkena infeksi jamur kulit, terutama apabila tidak berhati-hati dalam menjaga kebersihan diri. Penderita diabetes juga merupakan kelompok yang rentan terkena infeksi jamur kulit. Selain itu , infeksi jamur kulit juga sering ditemui pada bayi dan balita yang menggunakan popok. Namun secara umum, siapapun dapat saja terserang infeksi jamur kulit.

Jenis dan Gejala Infeksi Jamur Kulit yang Perlu Diketahui

Berikut adalah jenis-jenis infeksi jamur kulit yang paling sering ditemukan:
  • Dermatofitosis (ringworm). Ruam pada kulit berbentuk lingkaran berwarna kemerahan dan gatal. Warna merah di bagian tepi lebih jelas, terlihat seperti cincin, dan berbatas tegas. Ringworm dapat menular, tetapi biasanya tidak menjadi parah. Bisa terdapat di kulit kepala, wajah, leher, atau di bagian tubuh lainnya.
  • Tinea pedis atau kurap kaki (athlete’s foot). Gejalanya berupa kulit yang mengelupas dan pecah-pecah di bagian kaki, terdapat kulit yang melepuh dan berwarna merah, terasa gatal serta perih. Infeksi jamur ini banyak ditemukan pada kaki olahragawan yang sering terbungkus oleh kaos kaki dan lembap. Umumnya timbul pada sela-sela jari kaki.
  • Tinea cruris (jock itch). Tinea cruris muncul di bagian-bagian lipatan kulit yang lemab dan hangat, misalnya bagian bokong, selangkangan, dan alat kelamin. Bagian kulit yang terinfeksi akan tampak kemerahan dan gatal atau perih. Sering terjadi pada pria usia remaja dan dewasa, atau orang yang sering mengenakan celana ketat.
  • Kandidiasis kulit. Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida, dan dapat muncul di bagian tubuh mana pun, tapi biasanya lebih mudah muncul di daerah yang hangat dan lembap, seperti selangkangan dan ketiak. Kulit yang terinfeksi terlihat kemerahan dan terasa gatal.

Cara Mengatasi Infeksi Jamur Kulit dengan Obat Anti Jamur

Penanganan utama infeksi jamur kulit adalah dengan obat-obatan antijamur, terutama antijamur topikal (oles), seperti krim atau salep. Obat antijamur bekerja dengan cara menghancurkan dinding sel jamur sehingga isi sel keluar dan sel jamur mati, atau dengan menghambat sel-sel jamur bertumbuh dan berkembang biak.
Beberapa jenis obat antijamur yang biasa dipakai untuk mengobati infeksi jamur kulit:
  • Antijamur topikal (oles) - diaplikasikan langsung ke kulit, rambut, atau kuku.
  • Antijamur oral - dalam bentuk kapsul, pil, atau bentuk cair. Diberikan apabila infeksi jamur kulit luas dan tidak dapat diatasi dengan obat antijamur topikal.
Terdapat berbagai macam obat-obatan antijamur topikal dengan berbagai bentuk, merk dan tingkat kekuatan. Namun secara umum, obat antijamur berisi clotrimazole, miconazole, nystatin, ketoconazole, atau kombinasi dari beberapa kandungan tersebut. Pada kemasan obat dapat dilihat jenis kandungan obat di dalamnya dan seberapa banyak komposisi bahan tersebut dalam obat, biasanya dituliskan dalam bentuk persen (%). Pastikan kandungan obat cukup kuat namun juga tidak membahayakan.
Pakailah obat sesuai dengan anjuran pakai, jangan melebihi atau kurang dari jumlah pemakaian yang diharuskan. Obat harus tetap digunakan selama beberapa hari setelah ruam di kulit hilang, utuk mematikan sisa-sisa jamur yang masih tertinggal.
Obat antijamur topikal dijual bebas di apotek dan toko-toko, dan bisa dibeli tanpa menggunakan resep. Apabila setelah penggunaan obat topikal selama 1 hingga 2 minggu tidak ada perbaikan, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Jangan lupa untuk memberitahu dokter perihal obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi, untuk menghindari efek samping yang mungkin ditimbulkan karena interaksi antar obat.

Cara Menghindari Penyakit Jamur Kulit

Menjaga kebersihan kulit adalah kunci pencegahan infeksi jamur kulit, khususnya bagi Anda yang aktif bergerak, senang berolahraga, atau sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Berikut adalah hal-hal yang dapat Anda lakukan agar tidak terserang infeksi jamur:
  • Jaga kebersihan kulit. Gunakan sabun pada saat mandi.
  • Segera keringkan kulit apabila basah atau berkeringat.
  • Ganti pakaian dalam dan kaos kaki setiap hari.
  • Jemur sepatu di udara terbuka dan jaga agar bagian dalam sepatu tidak lembap.
  • Jangan bertukar pakai handuk, baju dalam dan pakaian dengan orang lain.
  • Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat pada saat olahraga.
  • Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat.



Sumber : Alodokter

    Deretan Makanan Untuk Penderita Diabetes yang Baik dan Buruk


    Sahadewi.Co.Id - Memilih makanan untuk penderita diabetes memiliki peran penting untuk menjaga kadar gula di dalam darah. Pasien diabetes tidak bisa leluasa mengonsumsi makanan. Pasalnya, jika salah asupan, kadar gula darah bisa meningkat. Untuk itu, harus diketahui jenis makanan untuk penderita diabetes yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

    Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes dapat berisiko menimbulkan dampak pada kesehatan, seperti kelelahan, pusing, kerusakan saraf, gagal ginjal, penyakit jantung, masalah pada mata, lebih rentan terkena infeksi dan luka, bahkan kehilangan kesadaran atau koma.


    Makanan yang Dianjurkan

    Penderita diabetes perlu hati-hati saat menyantap makanan. Selain dengan pengobatan, diabetes juga perlu ditangani dengan mengikuti pola makan khusus, yang disebut terapi nutrisi medis. Pada penderita diabetes, terapi ini menganjurkan konsumsi makanan bergizi yang rendah lemak dan kalori, agar kadar gula darah mereka tetap terkontrol.
    Berikut ini contoh pilihan makanan yang baik untuk penderita diabetes:
    • Makanan yang terbuat dari biji-bijian utuh atau karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, ubi panggang, oatmeal, roti, dan sereal dari biji-bijian utuh.
    • Daging tanpa lemak atau ayam tanpa kulit.
    • Sayur-sayuran yang diproses dengan cara direbus, dikukus, dipanggang, atau dikonsumsi mentah. Sayuran yang baik dikonsumsi untuk penderita diabetes di antaranya adalah brokoli dan bayam.
    • Buah-buahan segar. Jika Anda ingin menjadikannya jus, sebaiknya jangan ditambah gula.
    • Kacang-kacangan, termasuk kacang kedelai dalam bentuk tahu yang dikukus, dimasak untuk sup, atau ditumis.
    • Popcorn tawar.
    • Produk olahan susu rendah lemak, seperti yoghurt dan telur. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yoghurt rendah lemak tanpa pemanis tambahan dapat mencegah penyakit diabetes tipe 2.
    • Berbagai jenis ikan, seperti tuna, salmon, sarden dan makarel. Namun, hindari ikan dengan kadar merkuri tinggi, misalnya ikan tongkol.
    Makanan yang Harus Dihindari
    Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, belum puas rasanya jika menu hidangan tidak dilengkapi nasi putih. Padahal bagi penderita diabetes, jenis makanan pokok ini sebaiknya dihindari karena mengandung kadar gula yang tinggi dibanding sumber karbohidrat lainnya.
    Selain nasi putih, ada beberapa jenis makanan lain yang harus dihindari jika ingin kadar gula darah tetap terjaga, yakni:
    • Roti tawar putih.
    • Makanan yang terbuat dari tepung terigu.
    • Sayuran yang dimasak dengan tambahan garam, keju, mentega, dan saus dalam jumlah banyak.
    • Buah-buahan kaleng yang mengandung banyak gula.
    • Sayuran kaleng yang mengandung garam tinggi.
    • Daging berlemak.
    • Produk susu tinggi lemak.
    • Makanan yang digoreng, seperti ayam goreng, ikan goreng, pisang goreng, dan kentang goreng.
    • Popcorn kaya rasa.
    • Kulit ayam.
    Jika Anda menderita diabetes, dianjurkan untuk mengonsumsi makanan buatan sendiri. Dengan begitu Anda bisa memantau bahan baku dan bahan tambahan apa saja yang akan digunakan dalam makanan untuk Anda konsumsi. Selain jeli dalam memilih makanan untuk penderita diabetes, Anda juga disarankan untuk rutin mengecek kadar gula darah.
    Jenis tes gula darah beragam seperti tes gula darah puasa, tes gula darah sewaktu, tes hemogblobin A1c (HbA1c), dan tes toleransi glukosa oral. Konsultasikan ke dokter untuk menentukan tes gula darah jenis apa yang cocok dengan kondisi Anda, beserta takaran makanan yang pas bagi tubuh Anda.
    Dengan pola makan sehat, olahraga, dan pengobatan yang tepat, maka kadar gula darah dapat lebih mudah terkontrol sehingga risiko terkena komplikasi penyakit diabetes pun akan menjadi lebih rendah.



    Sumber : Alodokter

    Bahaya Kekurangan Kalsium dan Cara Mencegahnya


    Sahadewi.Co.Id - Risiko kekurangan kalsium dapat meningkat seiring pertambahan usia dan mungkin tidak Anda sadari. Sejumlah keluhan dan gangguan kesehatan yang lebih serius bisa saja terjadi jika tubuh kekurangan mineral penting ini. Oleh sebab itu, Anda diharuskan untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian agar tulang dan tubuh tetap sehat. 

    Kalsium diperlukan tubuh untuk membangun kekuatan tulang dan gigi, serta menjaga kerja jantung, otot, dan saraf tetap sehat. Setiap harinya, orang dewasa membutuhkan asupan kalsium sekitar 1000 mg. Sedangkan lansia berusia di atas 50 tahun membutuhkan sekitar 1200 mg kalsium per hari.

    Ketika tidak mendapatkan asupan kalsium yang cukup, seseorang akan lebih berisiko terkena beberapa gangguan kesehatan.

    Dampak dan Penyebab Tubuh Kekurangan Kalsium

    Orang yang kekurangan kalsium tidak selalu menunjukkan gejala, terlebih jika kekurangan kalsium baru terjadi dalam waktu singkat. Namun pada sebagian orang, terutama yang sudah kekurangan kalsium dalam jangka panjang, kondisi ini dapat terlihat dari beberapa gejala berikut:
    • Kesemutan.
    • Kram dan nyeri otot.
    • Kejang.
    • Gangguan psikologis, seperti depresi, mudah lupa, dan sering kebingungan.
    • Kuku dan rambut rapuh.
    • Mudah lelah.
    • Tulang rapuh atau mudah patah, meskipun tidak mengalami cedera berat.
    • Nafsu makan berkurang.
    Kekurangan kalsium dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit yang lebih serius, antara lain:
    • Osteoporosis.
    • Patah tulang.
    • Penyakit rakitis.
    • Penyakit jantung.
    • Tekanan darah tinggi.
    • Kanker, seperti kanker usus besar, kanker rektum, dan kanker prostat.
    • Preeklamsia pada ibu hamil.
    Kekurangan kalsium bisa disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin D, pola makan vegetarian, efek samping obat-obatan tertentu, dan gangguan penyerapan nutrisi. Penyakit dan kondisi medis tertentu, seperti gangguan hormon, pankreatitis, atau kekurangan albumin, juga bisa menyebabkan kekurangan kalsium.

    Tips Mencegah Kekurangan Kalsium

    Guna mencegah tubuh kekurangan kalsium, pastikan makanan yang mengandung mineral ini selalu menjadi bagian dari menu makanan Anda setiap hari. Berikut adalah sejumlah makanan sumber kalsium yang bisa Anda konsumsi:
    • Ikan laut, seperti ikan teri, salmon dan sarden.
    • Buah-buahan, seperti buah jeruk, kiwi, plum, stroberi, papaya, buah ara, atau kurma.
    • Kacang-kacangan, seperti kedelai, almond, dan edamame.
    • Sayuran, seperti brokoli, okra, bok choy, dan bayam.
    • Susu dan produk olahan susu, seperti keju dan yoghurt.
    • Roti gandum dan sereal yang diperkaya kalsium.
    Selain makanan dan minuman alami, suplemen kalsium bisa dimanfaatkan untuk mengatasi dan mengurangi risiko kekurangan kalsium. Meski begitu, konsumsi suplemen kalsium perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan efek interaksi obat jika dikonsumsi dengan jenis obat tertentu.
    Hindari mengonsumsi kalsium melebihi dosis yang disarankan, karena kelebihan kalsium juga dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Pastikan Anda selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen kalsium atau suplemen apa pun untuk memastikan dosis dan penggunaannya sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.



    Sumber : Alodokter

    Ini Makanan untuk Penderita Jantung Bengkak


    Sahadewi.Co.Id - Jantung bengkak dalam istilah medis dikenal sebagai kardiomegali. Jika Anda mengalaminya, maka terdapat beberapa pantangan bagi Anda, terutama dalam hal makanan. Berikut adalah penjelasan mengenai makanan untuk penderita jantung bengkak.

    Jantung yang tidak memompa darah secara efektif, dapat menyebabkan gagal jantung kongestif. Penyakit ini bisa menyebabkan jantung bengkak.

    Daftar Makanan untuk Penderita Jantung Bengkak

    Umumnya, jantung bengkak disebabkan oleh tekanan darah tinggi atau penyakit jantung koroner. Namun selain itu, Anda juga berisiko mengalami jantung bengkak jika Anda memiliki penyakit jantung kongenital atau bawaan di mana kondisi kelainan jantung sudah terjadi sejak lahir, penyakit katup jantung, serta mengalami detak jantung yang tidak normal (aritmia).
    Meski dapat membaik seiring berjalannya waktu, kebanyakan orang yang menderita jantung bengkak membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menyembuhkannya.
    Jika Anda mengalami kondisi ini, Anda disarankan untuk menjalani diet rendah garam. Garam atau natrium (sodium) adalah mineral dan ditemukan secara alami dalam makanan. Garam memiliki fungsi untuk membantu menjaga keseimbangan cairan yang normal di dalam tubuh Anda. Namun jika berlebihan, maka garam tersebut akan meningkatkan risiko gagal jantung.
    Makanan untuk penderita jantung bengkak disarankan mengandung garam tidak lebih dari 1500 mg per hari. Hal ini bertujuan untuk mengendalikan gejala penyakit yang Anda alami dan mencegah timbulnya masalah lebih lanjut pada jantung Anda.
    Berikut adalah beberapa makanan untuk penderita jantung bengkak yang baik untuk dikonsumsi karena mengandung sedikit garam, meliputi:
    • Mentimun
    1 potong mentimun (60 gram) mengandung sekitar 1 mg garam.
    • Terung mentah
    1 buah terung (125 gram) mengandung sekitar 2 mg garam.
    • Buah avokad
    Setengah buah avokad mengandung sekitar 10 mg garam.
    • Daun selada
    1 lembar daun selada mengandung sekitar 2 mg garam.
    • Apel, jeruk, dan pisang
    Masing-masing buah apel, jeruk dan pisang berukuran sedang mengandung sekitar 1 mg garam.
    • Anggur
    125 gram anggur mengandung sekitar 2 mg garam.
    • Nasi
    Satu porsi nasi mengandung sekitar 4 mg garam.
    Beberapa makanan lain dengan kandungan garam yang rendah yaitu kacang-kacangan, jamur, bawang bombay, kentang, lobak, bayam, ubi, tomat mentah, aprikot, kurma, kismis, stroberi, semangka, dan buah persik.
    Usahakan pilih bahan makanan yang segar. Ketika mengolah makanan untuk penderita jantung bengkak, kurangi tambahan garam dan penyedap rasa. Jauhi pula makanan kaleng atau makanan olahan karena makanan jenis tersebut memiliki kadar garam yang tinggi.
    Selain itu, membatasi asupan garam atau natrium (sodium) dapat mengurangi jumlah cairan di sekitar jantung, paru-paru, dan kaki. Berlebihnya cairan di ketiga organ tersebut bisa membuat jantung bekerja lebih keras, serta dapat meningkatkan tekanan darah Anda.

    Tips Mencegah Jantung Bengkak

    Agar tidak mengalami kondisi ini, Anda disarankan untuk mengurangi faktor risikonya. Beberapa cara untuk menurunkan risiko terjadinya jantung bengkak, meliputi:
    • Batasi asupan cairan Anda
    Penderita jantung bengkak disarankan untuk membatasi asupan cairan hingga maksimal 1,5 liter per hari, namun Anda sebaiknya berkonsultasi pada dokter untuk mengetahui berapa jumlah cairan yang harus Anda cukupi setiap harinya. Jika terlalu banyak mengonsumsi cairan, maka Anda bisa saja mengalami sesak napas.
    • Sertakan makanan kaya serat
    Serat dapat membantu proses pencernaan makanan di sepanjang saluran pencernaan Anda, mengendalikan kadar gula darah, serta mengurangi kadar kolesterol dalam darah. Sayuran, kacang-kacangan, serta buah segar mengandung serat tinggi. Setidaknya, Anda harus mengonsumsi 25-35 gram serat setiap hari.
    • Kurangi atau jauhi minuman beralkohol
    Minuman yang mengandung alkohol dapat memengaruhi detak jantung Anda dan memperparah jantung bengkak. Konsumsi alkohol juga dapat memengaruhi obat-obatan untuk mengobati jantung bengkak.
    • Jaga berat badan Anda
    Jika memiliki berat badan berlebih, Anda disarankan untuk menurunkannya. Menjaga berat badan ideal dapat mencegah perburukan kondisi jantung. Batasi jumlah kalori yang Anda konsumsi dan rutinlah berolahraga. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan diet dan olahraga yang baik untuk kondisi jantung bengkak.
    Jantung merupakan organ yang sangat penting, karena memiliki peran untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh Anda ribuan kali dalam sehari. Untuk melakukan tugasnya, kesehatan jantung harus dijaga dengan baik.
    Oleh karena itu, Anda disarankan agar selalu mengonsumsi makanan untuk penderita jantung bengkak, serta menerapkan pola hidup sehat seperti yang telah dipaparkan di atas. Anda bisa berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan pemeriksaan jantung dan penanganan yang baik.



    Sumber : Alodokter