BREAKING NEWS
latest
Showing posts with label Health. Show all posts
Showing posts with label Health. Show all posts

Manfaat Shea Butter untuk Kesehatan Kulit dan Rambut

Manfaat Shea Butter untuk Kesehatan Kulit dan Rambut - Alodokter
Sahadewi.Co.IdShea butter adalah lemak alami yang diekstrak dari kacang pohon shea yang tumbuh luas di sabana Afrika. Nutrisi yang terkandung di dalamnya baik untuk kesehatan kulit dan rambut. Shea butter dapat digunakan sebagai tabir surya hingga obat ketombe.

Untuk menjadi shea butter, biji dari kacang pohon shea akan diolah menjadi bubuk dengan cara dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Selanjutnya, bubuk direbus hingga menghasilkan minyak.

Minyak yang muncul di permukaan air lalu dipisahkan dan didinginkan hingga menjadi padat seperti krim atau mentega. Mentega ini bisa digunakan untuk memasak atau diolah menjadi produk kecantikan, seperti sabun, sampo, kondisioner, hingga pelembap kulit.

Kandungan dan Manfaat Shea Butter untuk Kulit dan Rambut

Yang menjadikan shea butter sebagai salah satu primadona dalam produk perawatan kulit dan rambut adalah kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Shea butter mengandung zat antiradang, antijamur, dan antioksidan yang melindungi kulit dari radikal bebas, serta dipercaya dapat mengatasi sejumlah gangguan pada kulit.
Nutrisi yang terkandung di dalam shea butter antara lain:
  • Vitamin A dan E. Vitamin ini dapat meningkatkan sirkulasi dan pertumbuhan sel kulit, serta menjadikan kulit lebih sehat.
  • Asam lemak esensial yang terdiri dari asam linoleat, palmitat, stearat dan oleat, untuk menyeimbangkan kadar minyak pada kulit.
  • Zat triterpen, tokoferol, fenol, dan sterol, yang memiliki sifat antiradang dan antioksidan.
  • Lemak trigliserida, untuk memelihara kesehatan kulit.
  • Cetyl ester, yang membantu mempertahankan kelembapan kulit
Kelebihan lainnya adalah shea butter tidak mengandung zat yang berpotensi membuat kulit kering dan iritasi, tapi juga tidak membuat kulit jadi berminyak, sehingga aman untuk digunakan pada semua jenis kulit.
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan shea butter:

1. Sebagai pelembap dan tabir surya

Shea butter dapat bekerja sebagai emolien yang dapat melembutkan dan melembapkan kulit kering. Selain itu, shea butter mengandung SPF (sun protection factor), sehingga bisa digunakan sebagai tabir surya tambahan untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Namun untuk meningkatkan perlindungan terhadap sinar matahari, Anda tetap harus menggunakan sunblock.

2. Mengatasi luka bakar ringan

Komponen antiradang pada shea butter dipercaya dapat mengurangi kemerahan dan pembengkakan. Komponen asam lemaknya juga dapat menenangkan luka bakar ringan, seperti sunburn, dengan mempertahankan kelembapan kulit selama proses penyembuhan.

3. Menunda penuaan dini

Munculnya garis halus dan kerutan pada kulit merupakan tanda penuaan dini. Shea butter mampu mencegah penuaan dini karena kandungan triterpen di dalamnya dapat mempertahankan dan meningkatkan produksi kolagen yang penting untuk kekenyalan kulit. Sementara itu, vitamin A dan E dalam shea butter dapat membantu proses regenerasi kulit dengan merangsang pembentukan sel kulit baru.
Perpaduan nutrisi tersebut mampu mencegah penuaan dini, serta mengurangi garis halus dan kerutan pada kulit, sehingga kulit tampak awet muda.

4. Mencegah dan mengurangi stretch marks dan keloid

Kandungan vitamin A dan E pada shea butter diketahui dapat melembapkan sekaligus mengembalikan elastisitas kulit, sehingga dapat membantu mencegah dan mengurangi stretch marks. Sebuah penelitian juga menunjukkan bahwa kandungan asam lemak esensial pada shea butter dapat menghidrasi kulit sekaligus mengurangi pertumbuhan keloid.

5. Mencegah jerawat

Shea butter kaya akan berbagai jenis asam lemak esensial yang dapat mengontrol produksi minyak berlebih serta mengembalikan dan mempertahankan kelembapan kulit, sehingga kulit tidak kering dan tidak berminyak. Keseimbangan kadar minyak pada kulit ini dapat mencegah timbulnya jerawat.

6. Mengobati infeksi kulit

Kandungan nutrisi pada shea butter diyakini mampu melawan infeksi kulit akibat jamur, seperti kurap dan kutu air. Shea butter juga kerap digunakan untuk mengatasi infeksi kulit akibat tungau, seperti kudis.

7. Mengatasi peradangan pada kulit

Komponen antiradang pada shea butter diketahui dapat menenangkan kulit dan meredakan rasa gatal yang disebabkan oleh eksim, dermatitis atopik, dan psoriasis. Hasil penelitian menunjukan bahwa shea butter dapat digunakan bersamaan dengan krim untuk mengatasi eksim.

8. Mengobati ketombe

Salah satu cara untuk mengobati ketombe adalah dengan mengembalikan kelembapan kulit kepala yang kering dan teriritasi. Nah, sebuah penelitian menunjukan bahwa kombinasi shea butter dengan pelembap lainnya dapat membantu mengurangi ketombe dan risiko kulit bersisik.
Terdapat 2 jenis shea butter, yakni refined dan unrefined shea butter. Refined shea butter adalah shea butter yang mengalami banyak proses penyaringan, sedangkan unrefined shea butter adalah shea butter murni yang tidak banyak mengalami penyaringan.
Perlu diketahui bahwa proses penyaringan dapat membuat shea butter kehilangan beberapa nutrisinya. Jadi jika Anda ingin merasakan manfaat yang maksimal, sebaiknya pilih produk unrefined shea butter karena nutrisinya masih terjaga.
Meskipun dianggap aman untuk semua jenis kulit, Anda masih bisa mengalami risiko iritasi atau alergi terhadap shea butter. Jadi jika muncul keluhan pada kulit atau rambut setelah penggunaan shea butter, segera hentikan pemakaian dan konsultasi ke dokter.



Sumber : Alodokter

Deretan Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi

Deretan Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Apakah ada buah yang dapat menurunkan darah tinggi? Hipertensi atau darah tinggi memang membutuhkan penanganan yang menyeluruh, termasuk pengaturan pola makan. Ada beberapa jenis buah-buahan yang diyakini dapat membantu menurunkan darah tinggi bila dikonsumsi secara teratur.

Menurunkan tekanan darah dan mengontrolnya dalam batas normal adalah cara agar penderita hipertensi terhindar dari komplikasi akibat penyakit ini. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi buah-buahan yang diyakini dapat menurunkan darah tinggi.

Beragam Jenis Buah untuk Menurunkan Darah Tinggi

Berikut adalah deretan buah yang dipercaya dapat menurunkan tekanan darah tinggi:

1. Semangka

Semangka merupakan salah satu buah yang sering dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Sebuah penelitian menyatakan suplemen ekstrak semangka dapat membantu penderita obesitas untuk mengontrol tekanan darahnya. Hal ini karena buah semangka mengandung citrulline, yaitu asam amino yang dapat meningkatkan kadar nitrogen oksida dalam tubuh, sehingga membantu melebarkan pembuluh darah Anda.

2. Strawberry

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi satu mangkuk buah strawberrry atau blueberry setiap minggu dapat mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi. Hal ini karena buah strawberry kaya dengan antosianin, yang selain berfungsi memberikan warna pada buah ini, diyakini juga memiliki sifat antioksidan yang baik untuk mencegah tekanan darah tinggi.

3. Anggur

Selain mengandung serat dan rendah kalori, semua jenis anggur dikenal kaya akan polifenol, yaitu antioksidan yang dapat membantu melawan radikal bebas dalam tubuh. Berkat polifenol tersebut, buah anggur diyakini mampu membantu mencegah sindrom metabolik, yang salah satunya adalah tekanan darah tinggi.

4. Pisang

Kandungan kalium pada buah pisang memiliki manfaat untuk menyeimbangkan jumlah natrium atau garam di dalam tubuh. Dengan demikian, tekanan darah dapat terkontrol.

5. Kiwi

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa mengonsumsi tiga buah kiwi setiap hari selama dua bulan dapat mengurangi tekanan darah. Hal ini karena buah kiwi memiliki nutrisi yang kaya dan lengkap, seperti vitamin C, vitamin E, folat, dan kalium.
Tidak hanya itu, buah kiwi juga kaya akan kandungan serat, antioksidan, serta bioaktif yang turut berperan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Agar hasilnya maksimal, rutinlah mengonsumsi beragam buah untuk menurunkan darah tinggi tersebut. Namun ingat, Anda tetap perlu minum obat sesuai anjuran dokter, menjaga pola makan, berolahraga secara teratur, dan melakukan kontrol rutin ke dokter.



Sumber : Alodokter

Bercak Merah pada Mata Akibat Perdarahan Subkonjungtiva, Ini Penyebab dan Obatnya

Bercak Merah pada Mata Akibat Perdarahan Subkonjungtiva, Ini Penyebab dan Obatnya - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Pernah bercermin dan melihat bercak merah pada mata? Atau ada orang lain yang memberi tahu, tapi Anda tidak merasakan apa-apa pada mata. Mungkin Anda mengalami perdarahan subkonjungtiva. Untuk memahami penyebab perdarahan konjungtiva dan cara mengobatinya, simak penjelasan berikut ini. 

Konjungtiva adalah lapisan tipis dan transparan yang menutupi bagian putih mata (sklera) dan kelopak mata. Di lapisan terluar bola mata ini terdapat banyak saraf dan pembuluh darah kecil. Pembuluh darah di dalam konjungtiva mata sangat rapuh dan mudah pecah. Bila pecah, inilah yang disebut perdarahan subkonjungtiva.

Walaupun sering kali tidak menimbulkan keluhan selain bercak merah pada mata, perdarahan subkonjungtiva kadang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganjal pada mata. Namun biasanya, kondisi ini tidak disertai dengan gangguan penglihatan.

Penyebab Perdarahan Subkonjungtiva

Penyebab perdarahan subkonjungtiva terkadang tidak diketahui dengan jelas. Namun ada beberapa kondisi yang dapat menjadi pemicu dari perdarahan subkonjungtiva, antara lain:
  • Batuk yang kuat
  • Bersin yang keras
  • Mengejan
  • Muntah
  • Menggosok mata dengan kasar
  • Menggunakan lensa kontak
  • Tumor pada mata
  • Cedera pada mata
  • Reaksi alergi pada mata
  • Infeksi mata
Selain faktor pemicunya, terdapat beberapa kondisi yang membuat seseorang lebih rentan mengalami perdarahan subkonjungtiva, misalnya menderita penyakit diabetes, hipertensi, gangguan pembekuan darah, atau sedang mengonsumsi obat pengencer darah, seperti warfarin.

Pengobatan Perdarahan Subkonjungtiva

Bercak merah pada mata akibat perdarahan subkonjungtiva dapat hilang sendiri dalam waktu 7-14 hari, setelah konjungtiva berhasil menyerap semua darah yang merembes keluar. Untuk mempercepat proses pemulihannya, kompreslah mata yang mengalami perdarahan, menggunakan kompres hangat.
Meski demikian, kondisi yang bisa meningkatkan risiko perdarahan subkonjungtiva juga perlu diobati. Pengobatan tentu akan disesuaikan dengan penyebabnya, misalnya:
  • Penderita hipertensi perlu minum obat antihipertensi.
  • Penderita infeksi perlu mengonsumsi antibiotik.
  • Penderita gangguan pembekuan darah akibat defisiensi vitamin K perlu mengonsumsi suplemen vitamin K.
Bila perdarahan subkonjungtiva terjadi akibat tumor atau kecelakaan, dokter dapat melakukan operasi untuk mengatasinya. Namun, kondisi tersebut jarang terjadi.
Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter mata jika mengalami perdarahan subkonjungtiva, terutama jika terjadi secara berulang, timbul setelah cedera, atau disertai gejala lain, seperti penglihatan buram dan nyeri pada mata.



Sumber : Alodokter

Jus Untuk Mengecilkan Perut Ini Patut Anda Coba

Jus Untuk Mengecilkan Perut Ini Patut Anda Coba - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Selain dengan olahraga dan diet,  Anda dapat mengonsumsi jus untuk mengecilkan perut. Jus yang terbuat dari aneka jenis buah berikut ini diyakini efektif untuk mengecilkan perut buncit.

Mengecilkan perut dapat membuat penampilan Anda lebih menarik, selain juga menjauhkan Anda dari berbagai penyakit.  Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengecilkan perut adalah mengonsumsi jus dari aneka jenis buah.

Pilihan Jus untuk Mengecilkan Perut

Berikut ini adalah beberapa jenis buah yang dapat dijadikan bahan jus untuk mengecilkan perut:

1. Jus pisang

Untuk mengecilkan perut dan mendapatkan perut yang rata, Anda disarankan mengonsumsi pisang atau jus pisang. Pisang dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama dan diyakini dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga bisa membuat perut Anda lebih kecil.

2. Jus alpukat

Mengonsumsi seperempat atau separuh buah alpukat secara utuh atau dalam bentuk jus dapat membantu pembakaran lemak di perut. Sebuah studi bahkan menunjukkan bahwa  orang yang secara teratur mengonsumsi alpukat memiliki lingkar pinggang yang lebih kecil dibandingkan orang yang tidak mengonsumsinya.

3. Jus apel

Konsumsi jus apel secara rutin dapat membantu menurunkan berat badan. Hal ini karena apel mengandung kalori yang rendah dan serat yang tinggi, sehingga dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Selain dijadikan jus, apel juga bisa dikonsumsi secara utuh untuk mengurangi rasa lapar dan mengendalikan nafsu makan.

4. Jus pir

Konsumsi buah pir dapat membantu pembakaran lemak di perut. Dalam sebuah penelitian, wanita yang makan tiga buah pir sehari lebih mampu mengendalikan nafsu makan dan menurunkan berat badan lebih banyak daripada wanita yang tidak makan pir.
Saat mengolah pir menjadi jus, disarankan untuk tidak mengupas kulitnya karena kulit pir mengandung serat yang tinggi. Anda juga bisa mengonsumsinya secara utuh agar manfaat pir yang diperoleh akan lebih maksimal.

5. Jus markisa

Buah berikutnya yang dapat dijadikan jus untuk mengecilkan perut adalah markisa. Buah markisa yang dikonsumsi langsung maupun diolah dalam bentuk jus kaya akan serat dan vitamin. Kandungan serat dalam buah ini dapat membuat Anda tidak cepat lapar dan nafsu makan Anda lebih terkendali. Buah ini akan membantu Anda menurunkan berat badan dan membuat perut lebih kecil.
Beberapa jenis jus di atas dapat membantu mengecilkan perut. Disarankan untuk membuat jus sendiri agar kamu bisa menakar gulanya, sehingga manfaat dari jus dapat diperoleh secara maksimal. Untuk mendapatkan lebih banyak vitamin dan mineral, Anda bisa menambahkan berbagai sayur atau buah yang Anda sukai ke dalam jus.
Agar hasilnya maksimal, batasilah asupan kalori, konsumsi jenis makanan yang sehat, dan lakukan olahraga secara rutin. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan cara mengecilkan perut yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.



Sumber : Alodokter

Mengenal Penyebab Mudah Memar

Mengenal Penyebab Mudah Memar - Alodokter


Sahadwi.Co.Id - Memar atau lebam umumnya terjadi ketika tubuh terbentur sesuatu secara kuat. Namun, beberapa orang dapat mengalami memar hanya karena benturan yang ringan atau bahkan tanpa benturan sama sekali. Untuk lebih memahami penyebab memar, simak ulasan berikut ini!

Memar terjadi ketika pembuluh darah kecil pecah, sehingga sel-sel darah di dalamnya merembes keluar dan mengendap di bawah permukaan kulit. Hal ini menyebabkan timbulnya warna kemerahan atau keunguan pada kulit.

Secara alami, sel trombosit (platelet) dalam darah akan bekerja sama dengan faktor pembekuan darah untuk membentuk gumpalan guna menghentikan perdarahan ini. Kemudian sel-sel darah akan diserap kembali oleh tubuh secara perlahan dan memar pun memudar.

Beberapa Penyebab Mudah Memar

Kebanyakan memar atau lebam disebabkan oleh cedera fisik, dan dapat membaik dengan sendirinya dalam jangka waktu beberapa hari. Namun jika memar sering terjadi tanpa ada penyebab yang jelas atau muncul tiba-tiba, kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti:

1. Kekurangan faktor pembekuan darah

Faktor pembekuan darah adalah protein di dalam darah yang berfungsi untuk membantu platelet menghentikan pendarahan. Ketika tubuh kekurangan faktor pembekuan darah, memar dan pendarahan secara spontan (tanpa sebab), seperti gusi berdarah, mimisan, atau memar di sendi, akan sangat mudah terjadi.
Contoh penyakit yang dapat menyebabkan mudah memar akibat kekurangan faktor pembekuan darah adalah hemofilia dan penyakit von Willebrand. Keduanya merupakan penyakit genetik atau keturunan yang menyebabkan penderitanya kekurangan faktor pembekuan darah tertentu.

2. Kekurangan platelet atau trombosit

Kondisi ini dapat disebabkan oleh penurunan produksi platelet di sumsum tulang akibat infeksi virus, efek samping obat, atau kanker darah (leukemia dan limfoma).
Selain itu, kekurangan platelet juga dapat terjadi akibat platelet diserang oleh sel-sel  pertahanan tubuh sendiri (autoimun), seperti pada penyakit idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP); atau akibat pemakaian platelet secara berlebihan oleh tubuh, seperti pada penyakit thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP).

3. Penyakit hati

Liver atau hati merupakan organ yang berfungsi untuk menghasilkan protein pembentuk faktor pembekuan darah. Kerusakan hati akibat konsumsi alkohol berlebih, infeksi, atau sirosis dapat mengganggu produksi protein-protein ini dan menyebabkan memar lebih mudah terjadi.

4. Efek samping obat-obatan dan suplemen

Obat antikoagulan dan antiplatelet yang dikenal sebagai obat pengencer darah, seperti aspirin, warfarin, dan clopidogrel, berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah. Obat-obatan ini sering digunanakan untuk mengobati stroke dan penyakit jantung. Namun, salah satu efek samping obat-obatan ini adalah mudah terjadi memar.
Obat golongan kortikosteroid yang banyak digunakan untuk meredakan peradangan pada penyakit asma, alergi, atau eksim dapat menipiskan kulit, sehingga membuat seseorang lebih mudah memar.
Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan celecoxib, serta suplemen minyak ikan dan ginkgo juga dapat menyebabkan memar lebih mudah terjadi.

5. Kekurangan atau defisiensi vitamin

Selain mudah mengalami memar, kekurangan vitamin K, vitamin B12, vitamin C, atau folat dapat menyebabkan memar lebih lama sembuh.

6. Usia tua

Orang lanjut usia memiliki jaringan kulit dan lapisan lemak di bawah kulit yang lebih tipis, sehingga lebih mudah mengalami memar setelah terkena benturan. Selain itu, pembuluh darah kapiler pada orang tua juga lebih rapuh, sehingga lebih mudah pecah. Hal ini terjadi karena berkurangnya produksi kolagen seiring bertambahnya usia.

7. Olahraga berat

Olahraga berat dapat membuat otot-otot tubuh bekerja ekstra, sehingga menyebabkan robekan atau pecahnya pembuluh darah halus di bawah kulit. Hal ini terutama terjadi pada orang yang sering melakukan olahraga angkat beban dan maraton.
Tidak semua memar merupakan tanda bahaya yang memerlukan pengobatan khusus. Namun, berhati-hatilah jika memar sangat sering terjadi atau disertai dengan penurunan berat badan, tubuh bengkak, dan nyeri di lokasi memar.
Jika Anda mengalami memar atau lebam, langkah awal yang dapat dilakukan adalah mengompres area yang memar tersebut dengan kompres dingin. Jika memar terjadi pada lengan atau tungkai, tinggikan area yang memar saat berbaring.
Apabila memar tidak kunjung sembuh dalam 2 minggu, disertai perdarahan di bagian tubuh lain, atau muncul terlalu sering dengan ukuran besar, segeralah konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan.



Sumber : Alodokter

Sering Kembung atau Mual Setelah Minum Susu? Jangan Anggap Hal Biasa!

Sering Kembung atau Mual Setelah Minum Susu? Jangan Anggap Hal Biasa! - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Munculnya rasa kembung dan mual pasca mengonsumsi susu umumnya terjadi pada orang yang mengalami intoleransi laktosa. Namun, tidak tertutup kemungkinan terjadi pada orang yang sensitif terhadap protein tertentu yang terdapat dalam susu. 

Ada banyak manfaat susu untuk kesehatan. Sayangnya, bagi penderita intoleransi laktosa dan orang yang pencernaannya sensitif terhadap susu, konsumsi susu justru dapat menyebabkan berbagai macam keluhan, seperti perut kembung, mual, sembelit, bahkan diare.

Penyebab Kembung dan Mual Setelah Mengonsumsi Susu

Kembung dan mual merupakan gejala yang biasanya muncul saat penderita intoleransi laktosa mengonsumsi susu. Hal ini dapat terjadi karena tubuh tidak dapat mencerna laktosa dengan baik. Laktosa adalah salah satu jenis gula yang terdapat di dalam susu.
Di dalam tubuh, laktosa akan dipecah menjadi gluktosa dan galaktosa, dengan bantuan enzim laktase. Namun pada penderita intoleransi laktosa, enzim laktase yang dihasilkan oleh tubuh tidak cukup, sehingga laktosa tidak dapat dicerna dengan baik.
Hal ini kemudian membuat bakteri dalam usus besar melakukan proses fermentasi laktosa menjadi asam dan juga gas. Banyaknya laktosa yang difermentasikan pada usus besar inilah yang menyebabkan terjadinya perut kembung dan mual.
Selain kembung dan mual, penderita intoleransi laktosa juga akan merasakan gejala lain, seperti:
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Diare
  • Sembelit atau susah buang air besar
  • Sering buang angin atau kentut

Beralih Ke Susu Sapi A2 yang Lebih Nyaman di Perut

Selain intoleransi laktosa, sering kembung atau mual setelah minum susu juga dapat dialami oleh orang dengan pencernaan yang sensitif terhadap kandungan protein yang terdapat pada susu. Keluhan ini seringkali tertukar dengan intoleransi laktosa karena gejalanya yang serupa, banyak yang mengira dirinya intoleransi laktosa, padahal ada kemungkinan karena tidak bisa mencerna salah satu protein pada susu sapi.
Protein beta-kasein, yang terdiri dari protein A1 dan A2, merupakan jenis protein terbanyak dalam kandungan susu sapi. Protein dalam susu sapi bernama protein A1 (beta-kasein 1) diduga menjadi penyebab kondisi ini.
Dalam tubuh, protein A1 akan dipecah menjadi senyawa protein bernama beta-casomorphin-7 (BCM-7), senyawa yang diduga menyebabkan gangguan pencernaan pada penderita intoleransi laktosa dan alergi susu. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa kandungan protein A1 dianggap sebagai pemicu munculnya keluhan yang menyerupai gejala intoleransi laktosa dan alergi susu.
Sebagai upaya untuk mengatasinya, kini terdapat susu sapi yang sudah diseleksi secara ketat sehingga menghasilkan susu yang hanya mengandung Protein A2, tanpa Protein A1. Kandungan Protein A2 cenderung lebih mudah diserap oleh tubuh sehingga tidak menyebabkan gangguan pencernaan, terlebih pada orang dengan pencernaan yang sensitif terhadap protein susu sapi.
Susu sapi A2 memang dianggap lebih aman untuk penderita intoleransi laktosa, orang yang tidak bisa mencerna protein dalam susu sapi dan juga bagi mereka yang alergi susu. Namun, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya. Apabila setelah mengonsumsi susu sapi A2, gejala alergi tetap muncul, periksakan diri ke dokter guna mendapatkan penanganan.



 Sumber : Alodokter

Jangan Panik Melihat Mata Juling pada Bayi, Ini Penjelasannya

Jangan Panik Melihat Mata Juling pada Bayi, Ini Penjelasannya - Alodokter


Sahadewi.Co.Id - Bunda dan Ayah mungkin merasa panik dan khawatir saat melihat mata Si Kecil nampak juling. Namun pada sebagian kondisi, mata juling pada bayi ternyata normal ditemui.

Juling atau strabismus adalah istilah untuk posisi bola mata yang tidak selaras atau tidak lurus, baik mengarah ke dalam atau ke luar. Kondisi ini dapat membuat pandangan tidak fokus. Mata juling bisa berkembang sejak masa kanak-kanak, bahkan sejak bayi dan balita.

Mata Juling Palsu pada Bayi

Pada rentang usia 0 sampai 6 bulan, bila mata Si Kecil nampak juling, terutama saat ia sangat lelah, Bunda tidak perlu khawatir.
Beberapa bayi terlahir dengan lipatan kulit ekstra pada sudut dalam matanya. Hal ini dapat menyebabkan bayi terlihat juling, padahal sebenarnya tidak. Fenomena ini disebut pseudoesotropia atau juling palsu, dan cukup umum terjadi pada bayi.
Pseudoesotropia lebih sering ditemui pada bayi ras Asia yang memiliki tulang hidung kecil dan hampir datar. Selain itu, kondisi ini biasanya akan tampak saat mata bayi fokus pada benda yang sangat dekat. Jarak antara kedua pupil mata yang terlalu dekat akan memberi efek juling palsu semakin jelas.
Lipatan di sudut mata bayi akan menghilang dan tulang hidungnya pun semakin terbentuk seiring perkembangannya. Menginjak usia 6 bulan, mata Si Kecil seharusnya tidak nampak juling lagi dan mampu fokus pada suatu benda.

Apa Penyebab Mata Bayi Menjadi Juling?

Mata juling pada bayi bisa disebabkan oleh gangguan pada otot mata atau pada saraf yang mengontrol gerakan mata, kelainan genetik (misalnya sindrom Down), serta kondisi medis tertentu (misalnya cerebral palsy).
Tak hanya itu, bayi yang lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah juga lebih berisiko mengalami mata juling.

Cara Mengatasi Mata Juling pada Bayi

Bila Si Kecil sudah berusia 6 bulan namun matanya tetap nampak juling, Bunda perlu membawanya ke dokter mata untuk diperiksa. Mata juling perlu ditangani sedini mungkin. Jika dibiarkan, mata juling dapat memicu terjadinya mata malas yang akan mengganggu penglihatan Si Kecil.
Sejumlah penanganan yang bisa menjadi pilihan untuk menangani mata juling adalah:
  • Kacamata khusus: Tujuan dari penggunaan kacamata ini adalah untuk memperbaiki posisi bola mata bayi, agar kembali lurus.
  • Penutup mata (eye patch): Mata yang tidak juling akan ditutup dengan eye patch selama beberapa jam per hari. Cara ini dapat melatih otot mata yang juling, sehingga kondisi juling dapat berkurang.
  • Obat tetes mata: Obat tetes mata yang mengandung atropin diteteskan pada mata yang tidak juling agar pandangannya kabur, sehingga mata yang juling dilatih untuk melihat dengan fokus.
  • Terapi penglihatan: Terapi ini dilakukan untuk melatih koordinasi otot-otot mata. Terapi penglihatan dapat dilakukan oleh dokter mata atau terapis.
  • Operasi : Operasi dilakukan pada otot mata, agar posisi bola mata menjadi lurus dan gerakan kedua bola mata bisa selaras.
Walaupun mata juling pada bayi bisa disebabkan oleh hal yang normal, namun Bunda tetap perlu memerhatikan kondisi mata Si Kecil dan memeriksakannya ke dokter secara teratur. Pemeriksaan mata dianjurkan mulai dari 3 hari setelah bayi lahir, dan setiap 5-6 bulan sampai usianya 1 tahun.



Sumber : Alodokter

Berbagai Jenis Buah untuk Ibu Hamil Muda yang Disarankan

Berbagai Jenis Buah untuk Ibu Hamil Muda yang Disarankan - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Selama trimester awal kehamilan, ibu hamil (bumil) disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat yang mengandung gizi lengkap, termasuk buah-buahan. Lalu, buah apa saja yang direkomendasikan untuk ibu hamil muda? 

Buah merupakan salah satu makanan sehat yang dianjurkan untuk ibu hamil. Buah dapat memberikan asupan vitamin dan mineral yang dibutuhkan janin untuk tumbuh kembangnya. Selain itu, konsumsi buah saat hamil muda juga dapat mengurangi keluhan sembelit yang sering terjadi selama kehamilan.

Berbagai Buah untuk Ibu Hamil Muda

Berikut adalah jenis buah-buahan yang dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil muda:

1. Alpukat

Alpukat merupakan salah satu buah yang baik dikonsumsi oleh ibu hamil muda, karena kaya akan asam folat yang berguna untuk mendukung perkembangan saraf janin. Selain itu, kalium yang terkandung di alpukat bermanfaat untuk meringankan gejala morning sickness yang sering terjadi pada trimester awal kehamilan.

2. Pepaya

Pepaya yang sudah matang aman dikonsumsi oleh ibu hamil muda. Pepaya matang kaya akan nutrisi penting yang baik untuk ibu hamil, seperti vitamin A, B, C, asam folat, dan serat. Dengan mengonsumsi pepaya secara rutin, munculnya sembelit yang sering terjadi selama kehamilan juga dapat dicegah.
Namun, pepaya mentah tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil,  karena mengandung lateks yang dapat memicu kontraksi pada rahim.

3. Jeruk

Jeruk juga termasuk ke dalam jenis buah yang baik dikonsumsi saat hamil muda, karena mengandung vitamin C dan folat yang sangat baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin.
Kandungan vitamin C pada jeruk bermanfaat untuk membantu penyerapan zat besi, serta berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Sementara kandungan air dalam jeruk dapat mencegah dehidrasi selama kehamilan.

4. Mangga

Mangga merupakan salah satu buah yang baik untuk dikonsumsi saat hamil muda karena vitamin C dan A yang terkandung di dalamnya. Kedua vitamin ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mencegah diare dan infeksi saluran pernapasan pada bayi baru lahir.
Namun ingat, pastikan buah sudah dicuci bersih menggunakan air mengalir sebelum dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kuman dan kotoran, termasuk toxoplasma yang dapat membahayakan kesehatan janin.
Di awal kehamilan, konsumsilah berbagai jenis buah untuk ibu hamil muda seperti yang telah disebutkan di atas. Bila perlu, tanyakan kepada dokter kandungan mengenai pilihan buah lainnya yang baik untuk dikonsumsi selama kehamilan.



Sumber : Alodokter

Enam Penyebab Sakit di Ulu Hati dan Tips Mengatasinya

Enam Penyebab Sakit di Ulu Hati dan Tips Mengatasinya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Pernahkah Anda merasa sakit di bagian tengah atas perut yang diiringi mual atau perut kembung? Jika pernah, bisa jadi Anda mengalami sakit ulu hati. Setidaknya, ada enam penyebab umum yang bisa memicu rasa sakit atau nyeri di ulu hati. Simak ulasannya berikut ini.

Dalam ilmu medis, daerah ulu hati disebut dengan epigastrium. Letak ulu hati berada di bawah tulang dada dan di atas pusar, atau perut bagian atas. Rasa sakit atau nyeri ini dapat menyebar dari satu bagian ke bagian tubuh lainnya. Sakit ulu hati bisa ringan, namun bisa juga menjadi pertanda adanya masalah kesehatan serius yang perlu diobati.

Penyebab Terjadinya Sakit Ulu Hati
Berikut terdapat enam penyebab sakit di ulu hati:
  • Tukak lambung
    Tukak lambung adalah luka terbuka pada lapisan dinding lambung atau sebagian usus kecil. Hal ini terjadi ketika zat asam dalam saluran pencernaan merusak permukaan dalam lambung atau usus kecil. Zat asam tersebut bisa membuat luka terbuka yang sangat menyakitkan atau mungkin membuatnya berdarah.
    Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan penggunaan obat-obatan (aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen, bisphosphonates, dan suplemen kalium).
    Rasa nyeri bisa Anda rasakan ketika menderita tukak lambung. Selain di ulu hati, rasa nyeri bisa dirasakan dari area pusar hingga dada. Anda akan merasa nyeri yang sangat parah ketika perut kosong dan pada malam hari. Rasa nyeri bisa hilang dan muncul kembali lagi pada hitungan hari atau minggu.
    Meski jarang terjadi, tukak lambung juga bisa ditandai dengan muntah darah, darah pada tinja, mual, berkurangnya selera makan, serta penurunan berat badan.
  • Sindrom iritasi usus (Irritable Bowel Syndrome)
    Selain rasa sakit di ulu hati, kondisi yang menyerang usus besar ini juga menyebabkan kram, perut kembung, buang gas, dan perubahan frekuensi buang air besar.
    Kondisi ini mungkin terjadi karena dinding usus yang dilapisi oleh lapisan otot, bergerak lebih kuat dan lama dibandingkan biasanya ketika membawa makanan dari perut melalui saluran usus menuju anus.
    Penyebab pasti kondisi ini sebenarnya belum bisa dipastikan, namun ada beberapa hal yang diduga bisa memicu sindrom iritasi usus. Mereka yang berisiko tinggi terkena sindrom ini di antaranya adalah wanita, orang-orang yang berusia 45 tahun ke bawah, memiliki anggota keluarga yang mengidap sindrom iritasi usus, dan memiliki gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
  • Pankreatitis
    Pankreas adalah organ yang menghasilkan enzim yang membantu proses pencernaan dan hormon dalam mengatur upaya tubuh dalam memroses gula. Pankreatitis terjadi ketika pankreas meradang.
    Rasa sakit akut bisa dirasakan hingga ke punggung yang biasanya diiringi dengan muntah. Gejala lainnya adalah perubahan warna kulit di sekitar pusar atau pinggang, perut kaku, dan rasa sakit pada perut kian parah seusai makan. Pankreatitis kronis bisa menyebabkan penurunan berat badan dan tinja yang berbau tidak biasa, serta berminyak.
  • Penyakit kantong empedu
    Kantong empedu adalah kantong kecil yang berada di bawah hati. Kantong ini menyimpan cairan yang membantu tubuh mencerna lemak, yang disebut dengan cairan empedu.
    Jika kantong empedu bermasalah, Anda akan merasakan sakit perut yang luar biasa secara konstan yang bisa diiringi dengan demam, mual, muntah, tubuh gemetar, tinja berubah warna, dan nyeri dada. Beberapa penyakit empedu yang perlu diwaspadai yaitu, radang dan infeksi empedu, batu empedu, serta kanker empedu.
  • Preeklamsia
    Kondisi ini merupakan salah satu masalah kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi pada ibu hamil, terdapat protein pada urine, dan pembengkakan pada kaki dan tangan. Preeklamsia bisa merusak organ pada tubuh, pada umumnya ginjal. Sakit di ulu hati akan terasa sangat signifikan jika kondisinya telah parah. Biasanya akan diiringi dengan muntah.
  • Kanker lambung
    Penyakit ini terjadi ketika sel kanker ganas terbentuk di lambung. Kalangan yang berisiko tinggi mengalami kanker lambung adalah pria, perokok, berusia 55 tahun ke atas, riwayat penyakit infeksi bakteri H. pylori di lambung,  sering mengonsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi, dan memiliki anggota keluarga dengan riwayat penyakit ini. Selain sakit di ulu hati, kanker lambung juga akan membuat penderitanya tidak dapat makan dalam porsi besar, muntah dan terjadi penurunan berat badan.
Tips Mengatasi Sakit di Ulu Hati
Jika tidak parah dan hanya terjadi satu hingga dua kali, rasa sakit di ulu hati bisa diatasi dengan mudah dan dapat dilakukan di rumah, seperti:
  • Mengonsumsi obat antasida mungkin bisa membantu menetralkan asam lambung, sekaligus mengurangi rasa sakit. Anda bisa mengonsumsinya 60 menit setelah makan dan sebelum tidur sebanyak 1-2 sendok makan atau satu tablet. Lebih disarankan untuk mengonsumsi obat antasida cair ketimbang tablet.
  • Saat mengalami sakit di ulu hati, coba konsumsi makanan yang ringan, serta makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran. Hindari mengonsumsi minuman beralkohol, kafein, dan makanan yang dapat mengiritasi perut.
  • Hindari kebiasaan mengonsumsi obat-obatan seperti aspirin, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan jamu atau suplemen herba sebelum berkonsultasi dengan dokter.
  • Atur pola makan agar lebih teratur. Biasakan makan dalam porsi kecil namun lebih sering untuk mencegah peningkatan asam lambung berlebih 



Sumber : Alodokter

Kenali Beragam Penyebab Jerawat di Dagu dan Cara Mengatasinya

Kenali Beragam Penyebab Jerawat di Dagu dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Dagu merupakan area wajah yang rentan timbul jerawat. Penyebab jerawat di dagu beragam. Kenali penyebabnya, agar kamu bisa mencegah dan mengatasinya.

Salah satu penyebab munculnya jerawat di dagu adalah kebersihan wajah yang tidak terjaga. Jerawat bisa mengurangi rasa percaya dirimu dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Untuk menghindari masalah kepercayaan diri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan jerawat, ketahui penyebab dan cara mengatasinya dalam penjelasan berikut.

Berbagai Penyebab Jerawat di Dagu

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat di dagu, yaitu:

Tidak menjaga kebersihan wajah

Seperti area wajah lain, munculnya jerawat di dagu dapat disebabkan oleh kebersihan kulit wajah yang kurang terjaga. Saat kebersihan kulit wajah tidak terjaga dengan baik, pori-pori dapat tersumbat oleh minyak dan sisa kotoran yang menempel di wajah. Efeknya dapat timbul jerawat di dagu.

Perubahan hormon

Perubahan hormon juga dapat menyebabkan munculnya jerawat di dagu. Saat kadar hormon androgen (hormon pria) mengalami peningkatan, kelenjar minyak akan memproduksi minyak secara berlebihan. Efeknya, pori-pori di wajah dapat tersumbat dan jerawat di dagu pun akhirnya muncul.
Pada wanita, produksi hormon androgen dapat meningkat ketika memasuki masa pubertas dan saat akan menstruasi. Selain itu, wanita yang mengalami polycystic ovary syndrome (PCOS) juga mengalami ketidakseimbangan hormon, sehingga lebih rentan untuk mengalami jerawat di dagu.

Rambut yang tumbuh ke dalam

Pada pria, kebiasaan sering mencukur jenggot dapat meningkatkan risiko rambut di sekitar dagu tumbuh ke dalam kulit. Hal ini akan memicu peradangan, yang akhirnya menimbulkan benjolan seperti jerawat.

Cara Mengatasi Jerawat di Dagu 

Setelah mengetahui berbagai penyebab jerawat di dagu, Anda perlu memahami cara mengatasinya. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

1. Menjaga kebersihan wajah

Hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mengatasi kemungkinan munculnya jerawat di dagu adalah menjaga kebersihan wajah. Caranya mudah, yaitu dengan mencuci muka dua kali sehari menggunakan pembersih wajah berbahan ringan.

2. Tidak memencet jerawat

Munculnya jerawat di dagu memang menggemaskan, namun hindari memencet atau memegang jerawat. Kebiasaan memencet jerawat dapat menyebabkan jerawat terinfeksi dan lebih lama sembuh.

3. Mengompres jerawat

Untuk mengurangi peradangan, Anda dapat mengompres jerawat di dagu menggunakan kompres dingin. Caranya, bungkus es batu dengan kain bersih, lalu gunakan untuk mengompres jerawat selama 5 menit.

4. Mengoleskan obat jerawat

Untuk mengatasi jerawat di dagu, Anda dapat mengoleskan krim yang mengandung benzoil peroksida dan retinoid. Namun ingat, tetap lakukan pemeriksaan ke dokter terlebih dahulu untuk menghindari efek samping.
Ada berbagai penyebab jerawat di dagu. Untuk mengatasinya, Anda dapat mencoba beberapa cara di atas. Jika jerawat di dagu tidak kunjung sembuh atau justru semakin parah, berkonsultasilah ke dokter kulit. Dokter akan merekomendasikan perawatan yang sesuai dengan kondisi kulit Anda.



Sumber : Alodokter