BREAKING NEWS
latest
Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Benarkah Makan Nanas saat Hamil Menyebabkan Keguguran?

Benarkah Makan Nanas saat Hamil Menyebabkan Keguguran? - AlodokterMasih Sahadewi.Co.Id - Masih banyak mitos-mitos seputar kehamilan yang beredar dan diyakini oleh masyarakat. Salah satunya adalah mitos bahwa makan nanas selama hamil dapat menyebabkan keguguran. Benarkah demikian?


Akibat mitos tersebut, banyak ibu hamil yang tidak berani mengonsumsi buah tropis ini, karena khawatir akan membahayakan kehamilan dan bayinya. Tapi, benarkah nanas berbahaya bagi kehamilan? Yuk, simak ulasan berikut.

Fakta tentang Nanas dan Keguguran

Hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan nanas berbahaya bagi kehamilan. Bahaya nanas bagi kehamilan umumnya dikaitkan dengan adanya kandungan enzim bromelain di buah tersebut.
Enzim bromelain ini bersifat proteolitik yang dapat memecah protein di dalam tubuh. Selain itu, juga dapat memancing kontraksi, sehingga dikhawatirkan bisa menyebabkan perdarahan dan keguguran.
Namun perlu diketahui, jumlah enzim bromelain dalam nanas sangatlah kecil sehingga mengonsumsinya dalam batas wajar tidak mungkin menyebabkan perdarahan atau bahkan keguguran.
Nanas sebenarnya justru bermanfaat untuk ibu hamil. Salah satu manfaatnya adalah membantu meredakan kecemasan. Menurut penelitian, nanas mengandung vitamin dan flavonoid yang bersifat anxiolytic. Efek ini dapat membantu meredakan kecemasan (anxietas) yang Bunda rasakan selama hamil.
Nanas juga adalah sumber vitamin C. Secangkir nanas sudah bisa mencukupi kebutuhan vitamin C harian untuk ibu hamil. Selain vitamin C, nanas mengandung folat, zat besi, magnesium, dan vitamin B6 yang baik untuk pertumbuhan janin serta kesehatan ibu hamil.

Hindari Mengonsumsi Nanas Berlebihan

Meski aman bagi ibu hamil, nanas sebaiknya memang tidak dikonsumsi secara berlebihan. Mengonsumsi nanas terlalu banyak dapat menyebabkan:
  • Nyeri ulu hati
    Makan nanas dalam jumlah yang terlalu banyak dapat mengganggu pencernaan Bumil. Kandungan asam dalam buah nanas dapat meningkatkan produksi asam lambung yang memicu nyeri ulu hati dan refluks asam lambung. Terkadang, kondisi ini juga dapat diikuti oleh diare.
  • Reaksi alergi
    Ibu hamil yang alergi terhadap serbuk sari atau lateks memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami reaksi alergi setelah mengonsumsi nanas. Reaksi alergi yang muncul dapat berupa kemerahan dan gatal pada kulit, bahkan sesak napas.
Jadi, Bumil tetap boleh kok mengonsumsi nanas, asal tidak berlebihan. Namun bila Bumil memiliki riwayat alergi atau menderita kondisi medis tertentu, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan.



Sumber : Alodokter

Cara Efektif Menghilangkan Bekas Ciuman

Cara Efektif Menghilangkan Bekas Ciuman - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Sebagian orang terlalu asik saat berciuman, hingga tak sedikit dari mereka yang meninggalkan tanda atau bekas ciuman di tubuh pasangannya. Kendati bisa mengganggu penampilan dan mengurangi rasa percaya diri, terdapat berbagai cara menghilangkan bekas ciuman yang mudah dilakukan.

Hampir setiap orang menyukai berciuman dengan pasangannya. Mencium bisa dilakukan di bibir, wajah, leher, bahkan di sekujur tubuh pasangan Anda. Ciuman juga bisa membuat Anda dan pasangan menjadi semakin bergairah, terlebih saat akan berhubungan seks.

Apa Sih Penyebab Munculnya Bekas Ciuman?

Bekas ciuman pada dasarnya adalah memar. Masalah kulit yang juga dikenal dengan istilah ‘cupang’ ini dapat muncul dengan warna kehitaman, biru, keunguan, atau merah. Memar merupakan dampak dari pecahnya pembuluh darah dekat kulit yang terjadi ketika Anda atau pasangan mencium terlalu lama atau kuat. Warna ‘cupang’ tersebut adalah darah yang terperangkap pada jaringan di bawah kulit.
Secara umum, bekas ciuman akan lebih mudah muncul seiring bertambahnya usia. Semakin tua, kulit pun menjadi lebih tipis dan kehilangan beberapa lapisan lemak pelindungnya. Kondisi itu akan memudahkan munculnya tanda cupang, meski hanya melakukan ciuman yang lembut.
Walau bekas ciuman yang dialami umumnya akan menghilang dengan sendirinya, Anda bisa mengoptimalkan pemulihan dengan melakukan beberapa cara sederhana di bawah ini.

Cara Menghilangkan Bekas Ciuman di Leher atau Bibir

Bekas ciuman atau cupang tentu dapat menimbulkan rasa malu, terlebih saat kita akan bertemu orang lain. Meski demikian, Anda tidak perlu panik. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi bekas ciuman yang ada di leher atau bagian tubuh lainnya, seperti:

1. Mengompres area yang bermasalah

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghilangkan bekas ciuman adalah dengan mengompres area yang bermasalah menggunakan es batu yang dibungkus handuk, atau menggunakan kain yang dibasahi dengan air dingin. Lakukan teknik ini selama 10-20 menit, dan ulangi beberapa kali dalam sehari. Lakukan selama satu atau dua hari.
Setelah dua hari dikompres air dingin, cobalah mengganti kompres dingin dengan kain yang dibasahi air hangat. Terapkan 2-3 kali sehari, selama 10 menit di tiap penggunaannya. Hal itu dapat meningkatkan aliran darah pada area yang bermasalah, sehingga bekas ciuman pun perlahan akan memudar.

2. Menggunakan obat-obatan

Untuk menghilangkan bekas ciuman dengan cepat, Anda bisa menggunakan krim atau gel yang mengandung vitamin K dan heparin sodium. Jika bekas ciuman menimbulkan rasa sakit, Anda bisa minum obat pereda nyeri, seperti paracetamol.
Namun, sebaiknya konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan tersebut, terlebih jika Anda tengah menggunakan obat pengencer darah atau memiliki riwayat gangguan pembekuan darah.

3. Menggunakan herba

Bahan alami, seperti lidah buaya, teh hijau, teh hitam, dan cuka sari apel, diyakini dapat menghilangkan bekas ciuman. Hanya saja, efektivitas penggunaan produk herba untuk menghilangkan bekas ciuman atau memar sejauh ini masih belum didukung oleh bukti ilmiah yang memadai.
Sebisa mungkin coba diskusikan dengan dokter sebelum menggunakan bahan alami di atas. Penggunaan bahan-bahan alami yang belum terbukti secara ilmiah dikhawatirkan bisa berisiko memperburuk bekas ciuman yang timbul.

4. Mengonsumsi vitamin C

Vitamin C merupakan salah satu jenis nutrisi yang berperan penting bagi kesehatan kulit. Saat kulit mengalami memar karena bekas ciuman, cobalah perbanyak konsumsi vitamin C atau gunakan krim yang mengandung vitamin C pada bekas ciuman. Vitamin C dipercaya dapat mempercepat memudarnya bekas ciuman atau luka memar di tubuh.
Selama pemulihan luka memar akibat berciuman, Anda juga disarankan untuk menghindari gaya hidup yang dapat menghambat proses pemulihan, seperti mengonsumsi minuman beralkohol dan merokok. Kedua hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan memar atau bahkan memperburuknya.
Untuk sementara waktu, coba kenakan kemeja atau jaket lengan panjang guna menutupi bekas ciuman. Bagi wanita, bisa menggunakan baju jenis turtleneck atau scarf untuk menutupi area leher. Selain dengan pakaian, memar atau bekas ciuman yang mengganggu juga bisa Anda tutupi dengan menggunakan make up pada area yang mengalami memar.
Bekas ciuman yang hanya mengganggu penampilan Anda bukanlah masalah yang serius, dan biasanya akan hilang dengan sendirinya dalam satu atau dua minggu. Namun jika bekas ciuman meninggalkan nyeri dan bengkak yang tidak kunjung reda, segera periksakan ke dokter kulit.



Sumber : Alodokter

Pengaruh Kehamilan terhadap Mata dan Penglihatan

Pengaruh Kehamilan terhadap Mata dan Penglihatan - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Selama kehamilan, tubuh wanita akan mengalami beragam perubahan yang sebagian besar disebabkan oleh perubahan hormon. Perubahan itu dapat memengaruhi seluruh organ tubuh wanita, termasuk organ mata dan penglihatan.
Gangguan pada mata dapat berupa perubahan normal yang terjadi saat hamil, gangguan yang sudah ada sebelumnya tetapi memburuk saat hamil, atau komplikasi kehamilan yang berdampak pada mata.

Umumnya gangguan pada mata dan penglihatan ini akan menghilang setelah melahirkan, tetapi pada kasus tertentu, gangguan tersebut malah menetap.

Perubahan Normal pada Mata dan Penglihatan saat Hamil

Perubahan pada mata yang normal terjadi saat kehamilan antara lain adalah perubahan pada lapisan bening mata (kornea mata), perubahan tekanan dalam bola mata, atau perubahan pada jaringan sekitar bola mata (misalnya kelopak mata). Perubahan ini dapat mengakibatkan ibu hamil mengalami:

Rabun jauh

Miopi atau rabun jauh pada ibu hamil terjadi karena perubahan lengkung dan ketebalan kornea. Kondisi ini menyebabkan ibu hamil kesulitan melihat benda yang jauh, atau kacamata minusnya menjadi bertambah. Perubahan ini akan menghilang dalam beberapa hari sampai minggu setelah melahirkan.

Kelopak mata menghitam dan menonjol

Perubahan warna di sekitar mata dan pipi terjadi akibat adanya perubahan hormon. Sedangkan tonjolan pada kelopak mata terjadi akibat penumpukan cairan di dalam kelopak mata, terutama ketika mendekati persalinan.

Mata kering

Mata kering 9 juga sering terjadi selama kehamilan, terutama pada ibu hamil yang menggunakan lensa kontak. Kondisi mata kering dapat diatasi dengan mudah, yaitu menggunakan obat tetes mata dari dokter.

Penyakit Mata yang Memburuk saat Hamil

Ada sejumlah penyakit yang berdampak pada mata dan penglihatan, dan kondisinya bisa memburuk saat hamil. Kondisi ini biasanya akan membaik setelah melahirkan, namun bisa juga menetap. Beberapa penyakit tersebut antara lain:

Diabetes

Wanita penderita diabetes, dengan atau tanpa gangguan pada mata (retinopati diabetik) sebelumnya, berisiko mengalami kerusakan retina ketika hamil. Kerusakan retina dapat terjadi terutama pada penderita diabetes yang gula darahnya tidak terkontrol.
Itulah sebabnya, penderita diabetes dianjurkan untuk memeriksakan matanya terlebih dahulu sebelum merencanakan kehamilan. Ibu hamil yang menderita diabetes juga perlu melakukan pemeriksaan mata secara rutin selama kehamilan.

Toksoplasmosis

Saat hamil, penyakit toksoplasmosis dapat aktif kembali akibat penurunan daya tahan tubuh. Penyakit ini tidak hanya mengganggu kondisi janin, tetapi juga dapat merusak mata. Wanita hamil yang pernah mengalami toksoplasmosis perlu waspada jika timbul gejala berupa penglihatan menjadi buram.
Dalam kondisi ini, dokter kandungan akan memberikan obat untuk membunuh parasit agar tidak berbahaya bagi penglihatan, sekaligus tidak membahayakan janin.

Komplikasi Kehamilan yang Berdampak pada Mata

Beberapa komplikasi kehamilan yang dampaknya dirasakan pada mata dan penglihatan adalah:

Preeklamsia dan eklamsia

Komplikasi kehamilan yang meningkatkan tekanan darah ini akan memengaruhi aliran darah, termasuk pada mata. Kondisi ini menyebabkan penderita preeklamsia dapat mengalami penglihatan buram, penglihatan ganda, hilangnya sebagian ruang pandang penglihatan, sampai kebutaan.
Gangguan penglihatan akibat preeklamsia dan eklamsia umumnya akan membaik dalam beberapa hari setelah melahirkan. Namun pada beberapa kasus, kondisi ini dapat menetap hingga beberapa bulan.

Central serous chorioretinopathy (CSCR)

CSCR disebabkan oleh penumpukan cairan di belakang retina, sehingga dapat memengaruhi perlekatan retina mata. Gejala yang dirasakan adalah penurunan ruang pandang pada salah satu atau kedua mata. Kondisi ini dapat sembuh dalam beberapa bulan setelah persalinan. Tetapi pada beberapa kasus, CSCR bisa juga menetap, terutama bila tidak diawasi dengan baik melalui pemeriksaan rutin ke dokter.

Penggumpalan darah dan emboli air ketuban

Kedua kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah pada mata ibu hamil mengalami penyumbatan sesudah persalinan. Penyumbatan tersebut akan mengganggu aliran darah di dalam mata, sehingga tiba-tiba penglihatan menghilang.
Untuk menghindari gangguan pada mata dan penglihatan, lakukan pemeriksaan ke dokter kandungan secara rutin sesuai jadwal. Diskusikan dengan dokter kandungan mengenai perlunya konsultasi ke dokter mata, terutama bila Anda menderita diabetes dan toksoplasmosis.
Bila timbul gangguan pada penglihatan selama kehamilan, segera temui dokter mata untuk mengetahui penyebab serta pengobatan yang tepat.



Sumber : Alodokter

Hati-Hati, Ini Penyebab Batuk Pilek yang Berasal dari Rumah

Hati-Hati, Ini Penyebab Batuk Pilek yang Berasal dari Rumah - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Penyebab batuk pilek pada anak-anak bisa beragam. Salah satunya adalah kebersihan rumah yang tidak terjaga dengan baik. Berikut ini adalah daftar benda dan tempat di rumah yang bisa memicu batuk pilek pada anak, serta pencegahan yang perlu dilakukan.

Meskipun bukan penyakit yang serius, batuk pilek pada anak bisa mengganggu aktivitasnya, serta membuat anak merasa tidak nyaman dan akhirnya menjadi rewel. Selain itu, batuk pilek juga bisa mengganggu istirahat dan waktu tidur anak. Hal ini akan membuatnya semakin rentan sakit.

Banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa rumah yang kotor dapat menyebabkan anak mudah terkena batuk pilek. Oleh karena itu, jika anak sering mengalami batuk pilek, hal pertama yang harus diperhatikan orang tua adalah kondisi kebersihan di dalam rumah.

Penyebab Batuk Pilek yang Berasal dari Rumah

Beberapa hal yang ada di rumah diyakini dapat menjadi faktor pemicu anak terserang batuk pilek, di antaranya adalah:

1. Ruang tidur yang kotor

Virus penyebab batuk pilek dapat menyebar di ruang tidur anak dan menempel pada benda-benda yang ada di dalam kamar. Seprai dan selimut, misalnya. Kedua benda ini dapat menjadi tempat bersarangnya virus penyebab batuk pilek jika Anda tidak mengganti atau membersihkannya secara teratur.
Selain itu, boneka kesayangan yang kerap menjadi “teman” anak saat tidur juga bisa menjadi tempat kuman penyakit berkembang biak.

2. Mainan yang jarang dibersihkan

Merapikan mainan saja tidak cukup. Anda juga harus rutin membersihkan mainan anak, karena benda-benda ini bisa menjadi tempat bersarangnya virus penyebab batuk pilek. Bahkan, mainan yang kerap dibawa anak untuk mandi, seperti bebek-bebekan, juga perlu dibersihkan secara rutin, jika tidak ingin Si Kecil rentan terkena batuk pilek.

3. Meja makan yang kotor

Jika Anda tidak rutin membersihkan meja makan, maka risiko anak untuk terkena batuk pilek akan semakin besar. Apalagi jika Si Kecil memiliki kebiasaan memasukkan tangan ke mulutnya setelah menyentuh meja yang kotor. Kuman dan virus dari meja bisa masuk ke tubuh Si Kecil melalui tangannya.

4. Lantai rumah yang jarang disapu dan dipel

Malas membersihkan lantai rumah juga bisa membuat anak lebih rentan terkena berbagai penyakit, termasuk batuk pilek. Hal ini karena bukan hanya debu yang menempel pada lantai, tetapi juga bakteri dan virus penyebab beragam penyakit.
Selain lantai, karpet juga bisa menjadi tempat bersarangnya kuman penyakit. Oleh karena itu, Anda perlu membersihkannya secara rutin.

Mencegah Anak Terkena Batuk Pilek

Untuk mengurangi risiko anak terkena batuk pilek, lakukanlah hal-hal berikut ini:

Jaga kebersihan rumah

Jagalah kebersihan di dalam rumah dengan baik. Ini dapat dimulai dengan menyapu dan mengepel lantai setiap hari. Jika rumah Anda menggunakan karpet, pastikan untuk mencucinya paling tidak seminggu sekali.
Selain itu, bersihkan rumah hingga ke setiap sudut ruangan. Pastikan ruang tamu, kamar tidur anak, dapur, dan kamar mandi terjaga kebersihannya, untuk mengurangi risiko anak terserang berbagai penyakit, termasuk batuk pilek.

Merapikan dan membersihkan mainannya

Rapikan dan bersihkan mainan anak secara rutin. Cucilah mainan anak setidaknya seminggu sekali, menggunakan air dan sabun. Bila perlu, gunakan produk disinfektan jika mainan anak benar-benar kotor.
Saat anak terkena batuk pilek, singkirkan dulu benda-benda yang dapat menjadi tempat bersarangnya kuman. Umumnya, batuk pilek yang disebabkan oleh virus dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan.
Namun untuk meredakan gejala batuk pilek dan membuat anak merasa lebih nyaman, Anda bisa memberikannya air minum yang cukup, makanan dan minuman yang hangat, atau obat batuk pilek anak yang dijual bebas.
Anda juga bisa mengoleskan balsam pada area dada dan punggungnya. Namun, pilihlah balsam khusus anak yang mengandung bahan alami, seperti chamomile dan eucalyptus. Kedua bahan ini bisa meredakan gejala batuk pilek dan hidung tersumbat, serta membuat anak tidur lebih nyenyak.
Batuk pilek memang merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Namun jika Si Kecil sering sekali mengalami batuk pilek, cobalah periksa kondisi kebersihan rumah yang mungkin menjadi pemicunya. Bila rumah sudah bersih namun Si Kecil tetap rentan terkena batuk pilek, periksakanlah ke dokter anak untuk mengetahui penyebabnya.



Sumber : Alodokter

Penyebab Tenggorokan Panas saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Penyebab Tenggorokan Panas saat Hamil dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Tenggorokan panas saat hamil memang tidak membahayakan janin secara langsung. Meski begitu, kondisi ini bisa membuat Bumil jadi malas makan dan tidak nyaman saat bicara. Ketahuilah penyebab dan penanganannya agar aktivitas dan kenyamanan Bumil tidak terganggu.

Perubahan kondisi tubuh selama kehamilan membuat sistem kekebalan tubuh ibu hamil melemah, sehingga lebih mudah terserang beragam sakit, misalnya flu dan sakit tenggorokan. Tenggorokan panas saat hamil bisa menjadi salah satu gejala kondisi-kondisi tersebut.

Berbagai Penyebab Tenggorokan Panas saat Hamil

Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan ibu hamil merasakan keluhan tenggorokan panas atau sakit, beberapa di antaranya adalah penyakit asam lambung, asma, alergi, hingga paparan polusi atau bahan kimia dan zat iritan tertentu. Meski begitu, infeksi pada hidung dan tenggorokan, seperti pilek dan flu, dinilai sebagai penyebab tenggorokan panas yang paling sering terjadi.
Infeksi tersebut paling sering sebabkan oleh virus, seperti rhinovirus dan influenza. Namun selain virus, terkadang tenggorokan panas akibat infeksi juga bisa disebabkan oleh bakteri. Infeksi bisa membuat area tenggorokan ibu hamil iritasi dan meradang.
Kondisi ini dapat menjadikan tenggorokan terasa panas, gatal dan nyeri. Selain gejala tersebut, tenggorokan panas akibat infeksi juga bisa disertai gejala lain, yaitu sulit menelan, batuk, demam, hidung meler atau tersumbat, amandel merah dan bengkak, serta sakit kepala.

Menangani Tenggorokan Panas saat Hamil Tanpa Menambah Risiko

Bila tidak terlalu mengganggu, tenggorokan panas saat hamil dapat Bunda atasi secara mandiri di rumah dengan beberapa langkah sederhana berikut:
  • Memperbanyak waktu istirahat dan membuat ruangan lebih lembap, misalnya dengan memasang alat pelembap udara, namun pastikan ruang tetap bersih.
  • Minum banyak air. Ibu hamil disarankan untuk minum sekitar 2,5 liter air per hari atau sekitar 10 gelas air.
  • Berkumur dengan air hangat yang dicampur garam.
  • Minum air hangat dengan campuran lemon dan madu di dalamnya.
Jika cara-cara di atas tidak berhasil meredakan keluhan tenggorokan panas, Bumil jangan buru-buru minum obat, apalagi jika usia kandungan masih di bawah tiga bulan. Konsumsi obat pada trimester pertama dikhawatirkan dapat berpengaruh pada pembentukan dan perkembangan organ janin.
Namun meskipun usia kandungan sudah lebih dari tiga bulan, Bumil harus tetap berhati-hati saat minum obat. Lebih baik tanyakan dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat apa pun, termasuk obat herbal.
Beberapa macam obat, seperti aspirin dan ibuprofen, sebaiknya tidak dikonsumi untuk meredakan gejala tenggorokan panas dan sakit. Begitu pula dengan obat herbal, karena belum banyak penelitian yang menyatakan bahwa obat herbal aman dikonsumsi saat hamil.
Sedangkan beberapa obat lain, seperti paracematol, boleh dikonsumsi namun dengan aturan tertentu. Penggunaan antibiotik untuk mengatasi tenggorokan panas akibat infeksi virus dinilai tidak efektif. Obat ini hanya digunakan bila kondisi ini terjadi akibat infeksi bakteri.
Konsumsi antibiotik sebaiknya hanya jika benar-benar dibutuhkan dan harus sesuai dengan anjuran dokter. Konsumsi antibiotik secara sembarangan dapat membahayakan ibu hamil dan janin.
Biar bagaimanapun, mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. Cara mencegah sakit tenggorokan saat hamil antara lain menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, tidak menggunakan alat makan dan minum bersama dengan orang yang sakit, rajin mencuci tangan, konsumsi makanan sehat, minum air putih yang cukup, serta melakukan vaksinasi flu.
Jika beberapa cara di atas sudah dilakukan namun tenggorokan panas masih saja mengganggu kenyamanan saat hamil, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter.



Sumber : Alodokter

Sudah Menikah tapi Masih Suka Flirting? Mungkin Ini Penyebabnya

Sudah Menikah tapi Masih Suka Flirting? Mungkin Ini Penyebabnya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Ketika memutuskan untuk menikah, sejatinya kita sudah harus mengunci pintu hati rapat-rapat hanya untuk pasangan seorang. Namun nyatanya meski telah terikat janji suci, tidak menutup kemungkinan pasanganmu untuk menggoda atau melirik lawan jenis lainnya, lho

Menggoda, merayu, ataupun melirik lawan jenis disebut dengan flirting. Aktivitas ini dapat dilakukan ketika Si Dia sedang bersamamu atau tidak, baik secara langsung atau melalui perantara seperti pesan teks atau email.

Penyebab Pasanganmu Flirting

Jika dibiarkan, flirting yang dilakukan setelah menikah bisa berkembang menjadi perselingkuhan. Agar tidak menjadi masalah dalam rumah tanggamu, coba kenali beberapa kemungkinan penyebab pasanganmu melakukan flirting berikut ini:

1. Menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan orang lain

Alasan pasanganmu melakukan flirting dengan lawan jenis selain kamu mungkin karena dia ingin lebih dekat dengan wanita lain. Pasanganmu merasa tertarik, tertantang, dan penasaran dengan wanita tersebut, sehingga ia sadar atau tidak telah melakukan “main mata” dengan wanita selain kamu.

2. Menganggap flirting menyenangkan

Tidak semua pria serius ketika melakukan flirting. Sebagian dari mereka merasa ini adalah hal yang menyenangkan, mereka menganggap hal tersebut hanya seperti permainan atau keisengan belaka.

3. Memiliki misi khusus

Flirting bisa dilakukan karena mungkin pasanganmu ada misi atau tujuan tertentu di baliknya. Misalnya, pasanganmu ingin memenangkan proyek khusus, oleh karena itu dia mencoba untuk merayu atau menggoda kliennya agar berhasil sesuai dengan yang ia inginkan.

4. Menginginkan hubungan yang lebih

Tidak semua flirting yang dilakukan oleh kaum adam berujung pada “adegan ranjang”. Akan tetapi, hal tersebut juga bisa saja terjadi. Pasanganmu mungkin bisa tertarik dengan kecantikan dan kemolekan wanita lain, yang menyebabkan dia berani melakukan flirting.

5. Merasa bosan dengan pernikahan yang sudah dijalani

Selain beberapa hal di atas, pasangan bisa saja melakukan flirting karena merasa tidak bahagia atau sudah bosan dengan kehidupan rumah tangga yang dijalani. Hal ini bisa saja terjadi karena hubungan kalian mulai jauh karena kesibukan masing-masing, kurangnya komunikasi, atau ia ingin mencari suasana baru.

Tanda-Tanda Pasangan Mungkin Melakukan Flirting

Sebenarnya, mayoritas pria menganggap pernikahan adalah sebuah hubungan yang serius. Akan tetapi, rumah tanggamu bisa saja mengalami badai dan pasang-surut, termasuk ketika pasangan melakukan flirting dengan lawan jenis.
Jika pasangan mulai flirting dengan orang lain, ia bisa jadi akan menunjukkan perubahan perilaku atau kamu mungkin sudah mencurigai ada yang tidak biasa dengannya.
Berikut ini adalah beberapa tanda yang mungkin menandakan bahwa pasangan sedang flirting dengan orang lain:

Protektif terhadap percakapan pribadinya di ponsel

Flirting bisa dijadikan senjata awal untuk Si Dia selingkuh. Flirting dengan motif seperti ini biasanya dilakukan secara diam-diam dan ketika dia tidak berada bersamamu. Contoh flirting yang dilakukan dengan cara seperti ini adalah ketika Si Dia menghapus semua percakapannya dengan lawan jenis, baik itu pesan teks, chat atau email.
Dia juga terlihat asyik sendiri, mendadak menjauh ketika menerima telepon, atau melarang kamu mengotak-atik ponsel atau laptopnya. Perilaku seperti ini terjadi karena dia berpikir bahwa kamu pasti tidak akan suka jika mengetahui dirinya flirting melalui percakapan dengan lawan jenis.

Tidak tertarik atau berminat dengan pasangan

Flirting bisa menjadi api dalam hubunganmu jika dibiarkan begitu saja. Segera ambil tindakan jika pasanganmu lebih sering membicarakan wanita lain dibanding kamu, mulai jarang mengucapkan sayang, kurang berminat berhubungan seks denganmu, perhatiannya tersita dan tidak tertuju padamu, serta tidak betah berlama-lama bersamamu.

Lebih memerhatikan penampilan diri

Hal ini bisa saja karena ia sedang ingin mencoba trend atau mode pakaian yang baru. Namun perubahan yang tiba-tiba ini bisa juga karena ia sedang ingin memukau teman flirtingnya
Jika itu terjadi, kamu harus mengambil tindakan yang tegas dan serius. Bicarakan padanya secara baik-baik, terkait perubahan yang dia lakukan selama flirting. Ingatkan tentang komitmen pernikahan yang kalian bangun, cobalah untuk menyadarkan dirinya bahwa perbuatannya itu tidak baik, terlebih jika kalian telah berkomitmen dan memiliki anak.
Namun, kamu jangan berasumsi terlalu cepat bahwa pasanganmu selingkuh karena melihat dirinya menggoda atau melirik lawan jenis, ya. Ingat, komunikasi yang baik adalah bagian penting dari hubungan yang sehat.
Jika kamu dan pasangan tidak bisa menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, tidak ada salahnya kamu meminta bantuan konselor pernikahan guna mengatasi konflik tersebut.



Sumber : Alodokter

5 Komplikasi Kehamilan yang Paling Umum Terjadi



5 Komplikasi Kehamilan yang Paling Umum Terjadi - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Sebagian besar kehamilan berlangsung normal, namun sebagian lagi memiliki kemungkinan mengalami komplikasi atau masalah kesehatan serius. Kenali kemungkinan komplikasi yang umum terjadi selama kehamilan, agar Anda dapat mewaspadai dan mencegahnya.

Komplikasi kehamilan bisa terjadi akibat sejumlah kondisi yang telah ada sebelum hamil maupun yang baru terjadi saat hamil. Komplikasi kehamilan dapat menimpa ibu serta janin dengan gejala dan dampak yang bervariasi, tergantung tingkat keparahannya. Pada kasus yang berat, komplikasi kehamilan bisa mengancam nyawa ibu dan janin.

Macam-Macam Komplikasi Kehamilan yang Umum Terjadi

Agar bisa mengenali dan mengantisipasi komplikasi kehamilan, Anda perlu mengetahui dulu komplikasi apa saja yang bisa terjadi, serta penyebab dan gejalanya. Berikut ini adalah lima komplikasi kehamilan yang umum terjadi:

1. Hiperemesis gravidarum

Hiperemesis gravidarum mirip dengan morning sickness, namun dengan gejala yang lebih berat. Mual dan muntah pada hiperemesis gravidarum akan berlangsung lebih lama, bahkan bisa sampai trimester kedua atau ketiga. Keluhannya pun lebih parah, hingga membuat ibu hamil mengalami dehidrasi dan sulit untuk makan atau minum.
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun salah satu penyebabnya diduga peningkatan kadar hormon selama kehamilan. Upaya pencegahan pun belum dapat dilakukan karena penyebab pasti kondisi ini tidak diketahui.
Untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan nutrisi yang bisa membahayakan janin, saat Anda mengalami mual dan muntah yang cukup parah, segeralah periksakan diri ke dokter. Bila perlu, dokter akan menyarankan ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum untuk diinfus dan dirawat di rumah sakit.

2. Keguguran

Keguguran diartikan sebagai kematian janin di dalam kandungan saat usianya belum mencapai 20 minggu. Kondisi ini dapat ditandai dengan perdarahan melalui vagina, perut terasa kram atau sangat nyeri, sakit menjalar hingga ke punggung, tubuh terasa lemas, dan kadang disertai demam.
Sebagian besar keguguran terjadi akibat kelainan pada kromosom atau komponen genetik yang berujung pada gangguan pertumbuhan janin. Hal lain yang juga bisa menyebabkan keguguran adalah gangguan hormon, kelainan respons kekebalan tubuh (autoimun), terlalu lelah, merokok, mengonsumsi alkohol, kelainan rahim, dan kelemahan leher rahim.
Risiko keguguran juga akan meningkat pada ibu hamil yang memiliki penyakit tertentu, seperti diabetes, gangguan tiroid, dan tekanan darah tinggi.

3. Anemia

Tubuh memerlukan zat besi, vitamin B12, dan asam folat untuk membentuk hemoglobin, yaitu protein pada sel darah merah yang berfungsi mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Saat hamil, kebutuhan darah akan meningkat untuk mendukung pertumbuhan janin. Namun bila tubuh ibu hamil tidak mampu memproduksi lebih banyak hemoglobin, bisa terjadi anemia. Anemia saat hamil umumnya ditandai dengan letih, pusing, sulit berkonsentrasi, kulit pucat, bahkan sesak bernapas.
Anemia pada ibu hamil merupakan hal yang perlu diwaspadai. Pasalnya, anemia yang tidak ditangani bisa menyebabkan berat bayi rendah, kelahiran prematur, hingga cacat lahir. Kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu hamil yang mengalami morning sickness, hamil kembar, atau memiliki pola makan tidak sehat.

4.Perdarahan

Sekitar 25-40% wanita hamil mengalami perdarahan di trimester pertama. Walau demikian, tidak semua perdarahan saat hamil adalah hal yang berbahaya. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh proses menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding rahim atau melakukan hubungan seksual dengan cukup kuat.
Namun, perdarahan saat hamil bisa menjadi kondisi serius bila diikuti dengan gejala keguguran, seperti nyeri dan kram perut yang hebat. Selain itu, perdarahan yang terjadi akibat kehamilan ektopik atau pertumbuhan janin abnormal, seperti pada hamil anggur, juga perlu diwaspadai.
Maka dari itu, perdarahan saat hamil tetap tidak boleh diremehkan, meski hanya berupa bercak-bercak darah yang jumlahnya sedikit. Saat mengalaminya, segeralah periksakan diri ke dokter kandungan untuk mendapat penanganan yang tepat.

5. Kurang cairan ketuban

Di dalam rahim, janin berdiam dalam kantung berisi cairan ketuban. Fungsi cairan ini adalah melindungi janin dari benturan dan infeksi, menjaga suhu rahim stabil, serta membantu organ-organ janin untuk berkembang.
Jumlah cairan ini akan terus berkurang mulai usia kehamilan 36 minggu hingga akhirnya janin lahir. Namun hati-hati, turunnya volume cairan ketuban yang terlalu cepat bisa menyebabkan komplikasi kehamilan, seperti bayi sungsang dan bayi lahir prematur.
Selain lima komplikasi di atas, ada beberapa komplikasi lain yang juga perlu Anda waspadai, yaitu preeklamsia atau keracunan kehamilan, gangguan plasenta, diabetes gestasional, dan infeksi saat hamil.
Agar komplikasi-komplikasi tersebut dapat dicegah dan dideteksi sejak awal, ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Jika ditemukan adanya komplikasi kehamilan, dokter akan memberikan sejumlah penanganan sesuai gangguan yang terjadi.
Meski ada berbagai komplikasi yang dapat terjadi selama kehamilan, ibu hamil tidak perlu cemas berlebihan, karena justru akan mengganggu tumbuh kembang janin. Yang penting, jagalah kesehatan dengan mengonsumsi makanan kaya nutrisi dan mencukupi waktu istirahat, serta periksakan kehamilan ke dokter kandungan secara rutin.



 Sumber : Alodokter

5 Tips Memotong Kuku Bayi yang Aman

5 Tips Memotong Kuku Bayi yang Aman - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Mungkin banyak orang tua yang takut memotong kuku bayi, khususnya yang baru lahir. Meski begitu, kuku bayi harus tetap dipotong, karena bila terlalu panjang, kukunya bisa melukai kulit yang tidak sengaja tergaruk.

Orang tua perlu memotong kuku bayi, karena ia belum bisa mengontrol gerakannya dengan baik. Kuku bayi perlu dijaga tetap pendek untuk mencegahnya mencakar dan melukai dirinya sendiri.

Langkah-Langkah Memotong Kuku Bayi

Memotong kuku bayi harus dilakukan dengan hati-hati. Jika meleset atau menggunting kuku Si Kecil terlalu dalam, Bunda dapat melukai ujung jarinya.
Berikut adalah tips memotong kuku bayi dengan aman:

1. Lakukan saat bayi tidur atau setelah ia mandi

Mengingat gerakan bayi yang belum terkendali, guntinglah kukunya saat ia sedang tidur pulas. Bunda juga bisa memotong kuku Si Kecil setelah ia selesai mandi, karena dalam kondisi ini, kukunya lebih lunak.
Jika Bunda menggunting kuku Si Kecil saat ia terbangun, mintalah bantuan seseorang untuk memegang dan menjaga agar ia tidak banyak bergerak ketika kukunya sedang dipotong.

2. Gunakan kikir kuku atau gunting kuku khusus

Jika Si Kecil masih berusia beberapa minggu, Bunda disarankan untuk memotong kukunya menggunakan kikir kuku, karena kuku bayi di usia ini masih sangat lunak. Jika memakai gunting kuku, dikhawatirkan jari Si Kecil bisa terluka, khususnya bila Bunda belum terbiasa melakukannya.
Selain itu, Bunda juga bisa menggunakan gunting kuku khusus bayi. Gunting jenis ini memiliki ujung yang tumpul, tidak tajam seperti gunting kuku biasa.

3. Potong kuku bayi dalam posisi nyaman

Pastikan Bunda dalam posisi yang nyaman untuk menjangkau tangannya, misalnya dengan menempatkan Si Kecil di pangkuan. Pastikan juga ruangan tempat memotong kuku Si Kecil memiliki penerangan yang cukup, agar Bunda bisa melihat batasan antara kuku dan kulit dengan jelas.

4. Gunakan teknik yang benar

Gunakanlah teknik yang benar untuk menggunting kuku bayi. Pegang jari Si Kecil yang ingin Bunda gunting. Tekan kulit di ujung jari Si Kecil untuk memudahkan Bunda menggunting kukunya.
Jika masih ada sedikit kuku yang tersisa, gunakan alat kikir kuku untuk menghaluskannya dengan mengikuti tepian kukunya. Sementara untuk kuku kaki, guntinglah secara lurus.

5. Jangan panik saat menggunting kuku

Apabila tidak sengaja melukai ujung jari Si Kecil, Bunda tidak perlu panik. Segera bersihkan lukanya dengan air dingin, lalu balut dengan tisu, dan berikan sedikit tekanan pada lukanya. Dalam hitungan menit, perdarahannya akan berhenti.
Hindari menempelkan plester pada luka di jari bayi, karena bayi sering memasukkan jarinya ke mulut. Bila plester pembalut luka terlepas dan tertelan, bayi dapat tersedak.
Bunda dapat melakukan beberapa tips di atas untuk memotong kuku bayi dengan aman. Mengingat kuku bayi tumbuh dengan cepat, disarankan untuk menggunting kuku setidaknya seminggu sekali. Jika Bunda masih belum berani memotong kuku Si Kecil, mintalah bantuan perawat bayi, atau dokter anak untuk melakukannya.



Sumber : Alodokter

Cara Sederhana Meringankan Batuk Pilek pada Anak

Cara Sederhana Meringankan Batuk Pilek pada Anak - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Batuk pilek merupakan keluhan yang sering menimpa anak-anak. Agar batuk pilek tidak mengganggu aktivitas Si Kecil dan mengurangi keceriaannya, ada langkah-langkah sederhana yang dapat Anda lakukan untuk meredakan kondisi ini, tanpa menggunakan obat-obatan. 

Batuk pilek umumnya disebabkan oleh virus atau bakteri yang menginfeksi hidung dan tenggorokan. Batuk pilek karena infeksi virus dapat sembuh sendiri dalam waktu beberapa hari, sehingga tidak perlu diobati dengan antibiotik. Yang perlu diobati dengan antibiotik adalah batuk pilek karena infeksi bakteri.

Meski umumnya tidak berbahaya, batuk pilek dapat mengganggu aktivitas dan istirahat anak. Si Kecil yang biasanya ceria juga bisa jadi terlihat lesu dan tidak bersemangat. Bila seperti ini, Anda sebagai orang tua pasti merasa sedih dan ingin Si Kecil bisa segera kembali sehat.

Penanganan Batuk Pilek di Rumah

Jika Si Kecil menderita batuk pilek, Anda disarankan untuk berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu, terutama apabila Si Kecil belum berusia 2 tahun.
Walau begitu, Anda tetap bisa membantu meringankan keluhannya dengan beberapa upaya sederhana berikut ini:

1. Pastikan tidurnya cukup

Saat batuk pilek, tubuh anak membutuhkan lebih banyak energi untuk melawan virus atau bakteri penyebab infeksi. Oleh karena itu, pastikan Si Kecil cukup tidur dan istirahat. Buatlah kamar tidurnya nyaman agar ia bisa tidur lebih nyenyak. Selain untuk memulihkan energi, tidur juga dibutuhkan oleh tubuh anak untuk memulihkan diri.

2. Posisikan kepalanya lebih tinggi saat berbaring

Saat sedang batuk pilek, anak dapat mengalami hidung tersumbat sehingga sulit untuk bernapas, dan mungkin akan menjadi rewel karena susah tidur. Agar Si Kecil bisa bernapas lebih lega, posisikan kepalanya lebih tinggi ketika ia tidur. Gunakanlah bantal tambahan untuk menopang kepala dan bahunya.

3. Berikan lebih banyak air putih

Jika Si Kecil sudah berusia lebih dari 6 bulan, berikan ia minum air putih lebih banyak. Air putih akan membantu mengencerkan dahak di saluran pernapasan, sehingga lebih mudah dikeluarkan. Selain itu, dengan minum air putih yang cukup, Si Kecil akan terhindar dari dehidrasi yang dapat memicu berbagai masalah kesehatan lain.
Anda juga bisa memberikannya minuman hangat, seperti teh, sebagai selingan. Di samping meringankan batuk pilek, minuman hangat bisa meredakan sakit tenggorokan.
Jika Si Kecil masih minum ASI, lanjutkan pemberiannya. ASI dapat membantu bayi untuk lebih cepat pulih dari sakit flu.

4. Berikan madu

Sejak dulu, madu sudah dipercaya dapat meringankan batuk dan sakit tenggorokan. Bahkan banyak yang meyakini bahwa minuman dengan rasa manis ini lebih mujarab dibandingkan obat batuk yang banyak dijual bebas. Hanya saja, madu cuma boleh diberikan pada anak-anak yang usianya sudah di atas 1 tahun.
Untuk meringankan batuk pilek, berikan setengah sendok teh madu pada anak sebelum ia tidur. Agar Si Kecil lebih mudah mengonsumsinya, Anda bisa mencampurkan 2 sendok teh madu dengan air perasan lemon atau teh hangat.

5. Oleskan balsam khusus anak

Cara lain untuk meringankan batuk pilek pada anak adalah mengoleskan balsam ke dada, leher, dan punggungnya. Namun, pastikan balsam yang Anda gunakan memang diformulasikan khusus untuk bayi atau anak. Balsam bayi biasanya mengandung menthol, kayu putih, chamomile, dan camphor. Bahan-bahan alami tersebut dipercaya aman dan ampuh meringankan batuk pilek pada anak.
Meski langkah-langkah sederhana di atas dapat meringankan batuk pilek, Anda tetap perlu waspada dan memeriksakannya ke dokter, terlebih jika usia Si Kecil masih kurang dari 3 bulan.
Anda juga perlu secepatnya menemui dokter jika batuk pilek yang dialami anak tidak kunjung membaik setelah 10 hari, disertai demam tinggi (lebih dari 38 derajat Celcius), sesak napas, dahak dan ingusnya berwarna kuning atau hijau, atau jika Si Kecil tidak mau makan dan menyusu.



Sumber : Alodokter

Jenis-jenis Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil

Jenis-jenis Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Ibu hamil perlu memerhatikan asupan makanannya, demi kesehatan dan perkembangan bayi dalam kandungan. Bukan hanya makanan sehat yang perlu diketahui ibu hamil, makanan yang dilarang untuk ibu hamil juga penting untuk diketahui.

Asupan yang diperoleh janin dari ibunya selama dalam kandungan akan berdampak pada kondisi kesehatan dan tumbuh kembangnya. Asupan itu bukan hanya nutrisi, tapi bisa juga zat-zat beracun atau bahkan virus dan bakteri. Itulah sebabnya, mengapa beberapa jenis makanan di bawah ini tidak dianjurkan untuk dikonsumsi oleh ibu hamil.

Beragam Jenis Makanan yang Dilarang untuk Ibu Hamil

Berikut ini adalah beberapa jenis makanan yang tidak boleh dikonsumsi ibu hamil karena berisiko menimbulkan gangguan kesehatan:

1. Daging mentah

Daging mentah atau daging setengah matang dapat mengandung parasit toxoplasma yang berbahaya bagi ibu hamil, karena bisa menyebabkan infeksi pada janin, sekalipun ibu hamil tidak mengalami gejala apa pun.
Oleh karena itu, bila ibu hamil ingin mengonsumsi daging, termasuk daging cincang dan sosis, pastikan daging tersebut sudah benar-benar matang. Masaklah hingga tidak ada lagi bagian daging yang tampak berdarah atau berwarna merah muda.

2. Telur mentah

Ibu hamil sebaiknya menghindari konsumsi telur mentah dan makanan yang mengandung telur mentah, karena berisiko terpapar bakteri Salmonella.
Meski tidak berdampak langsung pada janin, infeksi Salmonella dapat membuat ibu hamil mengalami gangguan pencernaan yang ditandai dengan diare dan muntah-muntah.
Pastikan ibu hamil hanya mengonsumsi telur matang, yang ditandai dengan seluruh bagian putih telur dan kuning telur sudah menjadi padat.

3. Ikan yang mengandung merkuri

Tidak dapat dipungkiri bahwa ikan memiliki banyak manfaat bagi ibu hamil. Hanya saja, sebagian ikan dapat mengandung banyak merkuri yang bisa berdampak buruk pada kehamilan.
Ikan tuna, makerel, todak, dan hiu adalah contoh ikan yang tidak dianjurkan untuk dimakan oleh ibu hamil. Banyaknya jumlah merkuri yang terdapat dalam ikan-ikan tersebut dapat mengganggu perkembangan saraf janin.
Selain itu, ibu hamil juga perlu membatasi konsumsi ikan salmon dan ikan makerel untuk menghindari paparan polutan dioksin dan polychlorinated biphenyls (PCB). Jika ibu hamil ingin mengonsumsi ikan laut, sebaiknya tidak melebihi dua porsi sedang per minggu.

4. Susu tanpa pasteurisasi

Susu merupakan sumber berbagai nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil. Namun, ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi susu yang diproduksi tanpa proses pasteurisasi, karena berisiko mengandung bakteri Listeria yang dapat menyebabkan infeksi pada kehamilan. Hal ini juga berlaku untuk produk-produk olahan susu, seperti keju dan yoghurt.

5. Sayur mentah

Beberapa jenis kecambah, termasuk taoge dari kacang hijau dan daun semanggi, tidak disarankan untuk dikonsumsi secara mentah. Bakteri pada kecambah sangat sulit dibersihkan hanya dengan proses mencuci, sehingga perlu dimasak hingga matang.
Larangan ini sebenarnya berlaku untuk semua orang, namun ibu hamil perlu lebih mewaspadai konsumsi sayur mentah untuk mencegah infeksi bakteri.
Selain beberapa jenis makanan di atas, ibu hamil juga sebaiknya menghindari beberapa jenis makanan lain, seperti hati dan sushi berisi ikan mentah, serta minuman yang mengandung kafein atau alkohol.
Sebaliknya, makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah gandum utuh serta produk olahannya, daging tanpa lemak, susu rendah lemak, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Ibu hamil harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman. Hindarilah jenis-jenis makanan yang dilarang untuk ibu hamil di atas. Bila perlu, konsultasikan dengan dokter kandungan mengenai makanan apa saja yang tidak boleh dikonsumsi selama hamil.



Sumber : Alodokter