BREAKING NEWS
latest

Seperti Ini Cara Menghilangkan Bau Badan pada Anak

Seperti Ini Cara Menghilangkan Bau Badan pada Anak - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Umumnya anak-anak bergerak aktif sepanjang hari. Wajar bila tubuh anak  berkeringat, sehingga dapat menyebabkan bau badan. Namun, hal ini sebaiknya jangan dibiarkan. Ada berbagai cara menghilangkan bau badan pada anak agar tidak mengganggu aktivitasnya.

Bau badan pada anak seringkali dialami sebelum masa pubertas. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut hormon-hormon mulai mengalami perubahan seiring tubuh yang semakin matang.

Beragam Cara Menghilangkan Bau Badan pada Anak

Terkadang sebagian anak tidak menghiraukan bau badan pada dirinya. Namun ketika sudah memasuki masa pubertas atau remaja, barulah mereka mungkin menyadari akan pentingnya menjaga penampilan dan kebersihan badan.
Sebagai orang tua, Anda perlu mengajarkan anak mengenai kebersihan badan, termasuk mengajarkan bagaimana cara mencegah dan menghilangkan bau badan pada anak Anda.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan untuk menghilangkan bau badan pada anak:
  • Rutin mandi pagi dan sore, terutama setelah banyak beraktivitas atau berkeringat.
  • Mengenakan pakaian dalam dan kaus kaki bersih setiap harinya.
  • Mencuci sprei dan handuk secara berkala (3-5 hari sekali).
Selain itu, makanan juga dipercaya dapat memicu munculnya bau badan, terutama jenis makanan yang membuat tubuh lebih banyak berkeringat, seperti makanan pedas (cabai), atau makanan yang mengandung bawang. Menghindari jenis-jenis makanan tersebut dapat dilakukan sebagai salah satu cara menghilangkan bau badan pada anak.

Produk Perawatan Tubuh yang Dapat Digunakan Anak

Sebenarnya langkah terbaik sebagai cara menghilangkan bau badan pada anak adalah mandi secara teratur dan memastikan untuk mencuci setiap bagian dari tubuh dengan bersih. Namun, anak yang sudah remaja (pubertas) mungkin membutuhkan perawatan lebih, karena seringkali bau badan pada masa ini merupakan bagian dari proses perkembangan fisik, akibat berbagai perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya.
Anak usia remaja dapat diajarkan menggunakan sabun antibakteri, deodoran, dan antiperspirant. Sabun antibakteri membantu membunuh bakteri yang berinteraksi dengan keringat pemicu bau badan. Sementara deodoran mencegah bakteri berkembang biak, dan antiperspirant memblokir saluran keringat sehingga menghasilkan lebih sedikit keringat. Namun, pilih dengan hati-hati, karena berisiko menyebabkan iritasi kulit pada sebagian anak.
Untuk memperoleh informasi lebih detail tentang cara menjaga kebersihan diri, termasuk cara menghilangkan bau badan pada anak, orang tua dapat mengajak anak berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan merekomendasikan beberapa produk yang baik untuk merawat kebersihan tubuh anak Anda.



Sumber : Alodokter

Seperti Ini Tata Cara Diet Golongan Darah O

Seperti Ini Tata Cara Diet Golongan Darah O - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Bagi kamu yang bergolongan darah O, menerapkan pola diet golongan darah O diyakini dapat membantu menurunkan berat badan. Namun sebelum melakukannya, mari ketahui dulu tata cara melakukan diet golongan darah O agar manfaatnya dapat diperoleh.

Penerapan diet golongan darah O sebenarnya tidak jauh berbeda dengan diet lainnya. Diet golongan darah O menyarankan para pelaku diet untuk mengonsumsi dan menghindari makanan tertentu. Pola diet sesuai dengan golongan darah ini diklaim mampu menurunkan berat badan, meningkatkan energi, dan mencegah beragam penyakit.

Tata Cara Diet Golongan Darah O

Dalam menjalani diet ini, para pemilik golongan darah O dianjurkan untuk mengonsumsi makan tinggi protein dan rendah karbohidrat, seperti:
  • Daging, terutama yang tanpa lemak. Contohnya adalah unggas dan sapi.
  • Seafood, seperti ikan, udang, dan kepiting.
  • Berbagai sayur-sayuran, seperti brokoli dan bayam
  • Beragam buah-buahan, seperti pisang dan jeruk
  • Minyak zaitun
Selain mengonsumsi makanan yang direkomendasikan di atas, pelaku diet golongan darah O disarankan untuk membatasi kacang-kacangan dan polong-polongan, serta menghindari makanan tinggi karbohidrat (beras, gandum, dan jagung), produk olahan susu (yoghurt, keju, mentega), dan minuman berkafein atau beralkohol.
Pola diet golongan darah O dapat bekerja lebih optimal jika diimbangi dengan olahraga rutin. Olahraga yang disarankan adalah aerobik, jogging, dan bersepeda.

Risiko Diet Golongan Darah O

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang membuktikan bahwa diet golongan darah O benar-benar efektif menurunkan berat badan. Pola diet golongan darah O justru dianggap memiliki risiko, apalagi jika dilakukan tanpa pengawasan dokter.
Risiko yang mengintai para pelaku diet golongan darah O adalah kurang terpenuhinya kebutuhan zat atau nutrisi tertentu. Hal ini karena beragam jenis makanan harus dibatasi, bahkan dihindari, selama menjalani program diet ini.
Risiko lain yang bisa terjadi adalah sembelit. Hal ini dikaitkan dengan anjuran konsumsi bahan makanan yang mengandung protein tinggi tanpa diimbangi dengan konsumsi serat dan karbohidrat yang cukup.
Itulah tata cara dan risiko dari diet golongan darah O yang perlu diketahui. Jika kamu yang tertarik mencoba diet ini, disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalaninya. Apalagi jika kamu memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes dan kolesterol tinggi.



Sumber : Alodokter

Tips Hidup Sehat Tulang Kuat

Tips Hidup Sehat Tulang Kuat - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Gangguan tulang merupakan salah satu keluhan yang seringkali mengganggu aktivitas, terutama pada masa usia lanjut. Untuk mencegah hal itu terjadi, ada berbagai tips hidup sehat tulang kuat yang bisa Anda lakukan. 

Kemungkinan wanita mengalami pengeroposan tulang atau osteoporosis lebih besar dibandingkan pria. Namun, ada beragam cara yang dinilai dapat mengurangi risiko osteoporosis, termasuk menerapkan pola makan mengandung nutrisi yang sesuai, diikuti olahraga yang rutin dan tepat.

Dua Nutrisi Kunci Agar Tulang Kuat

Meski sekilas tampak sebagai organ yang keras dan tetap, namun sebenarnya tulang merupakan jaringan hidup yang dilengkapi pembuluh darah, saraf dan sumsum. Sebagai jaringan hidup, tulang akan memperbaiki kondisinya secara teratur. Gangguan terhadap proses perbaikan dan pertumbuhan tulang, bahkan yang terkecil, akan memperbesar risiko patah tulang saat menjalani aktivitas sehari-hari.
Ada dua kunci nutrisi yang sangat penting untuk tulang kuat, kedua nutrisi tersebut adalah:
  • Kalsium
    Tulang merupakan tempat penyimpanan utama kalsium dalam tubuh. Fungsi kalsium adalah mendukung struktur tulang dan gigi. Seiring berkembangnya usia, maka tubuh Anda makin membutuhkan kalsium untuk menjaga tulang Anda tetap padat dan kuat.
  • Vitamin D
    Vitamin D memiliki peran yang maksimal dalam penyerapan kalsium dan mendukung pertumbuhan tulang. Bahkan, beberapa penelitian telah membuktikan bahwa vitamin D dapat membantu mencegah osteoporosis.
Perlu anda ketahui juga bahwa asupan kalsium untuk orang dewasa hingga usia 50 tahun normalnya adalah 1.000 miligram per hari, sementara vitamin D yang diperlukan sekitar 200 IU. Namun, setelah mencapai usia 50 tahun, asupan tersebut harus ditambah menjadi 1.200 mg kalsium dan 400-600 IU vitamin D per hari.
Dengan memenuhi kecukupan kedua nutrisi tersebut, maka tulang Anda akan kuat  sehingga bisa mencegah terjadinya osteoporosis hingga patah tulang.

Jenis-jenis Makanan yang Dianjurkan

Ada beberapa makanan kaya kalsium sebagai bagian dari tips hidup sehat tulang kuat, di antaranya adalah susu, keju, kacang-kacangan, tahu, dan sayuran berwarna hijau. Selain itu, konsumsi juga makanan lain yang sudah melalui fortifikasi, seperti seperti roti dari tepung fortifikasi dan lain-lain.
Untuk makanan yang tinggi vitamin D, antara lain adalah telur, sereal yang sudah difortifikasi, dan beberapa jenis ikan (contohnya salmon, sarden dan makarel). Selain dari makanan, vitamin D juga dapat dibentuk di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari.

Olahraga Pendukung Tulang Kuat

Pembentukan tulang umumnya terus terjadi hingga usia 20-an. Setelah usia 35 tahun, seiring dengan proses penuaan, massa tulang akan berkurang. Namun, dengan rutin melakukan aktivitas fisik, kehilangan massa tulang bisa diperlambat.
Untuk itu diperlukan aktivitas fisik atau olahraga yang fokus pada penguatan otot dan olahraga dengan beban. Pada olahraga dengan beban, kaki diharuskan menyangga bobot tubuh, sehingga tulang bekerja lebih keras, dan membuatnya lebih kuat. Beberapa olahraga yang disarankan yaitu berjalan, berlari, atau menari. Olahraga penguatan otot juga diperlukan untuk merangsang tendon dan tulang menjadi semakin kuat.
Namun jika Anda memiliki faktor risiko tinggi terhadap patah tulang, maka sebaiknya hindari aktivitas berat yang melibatkan kegiatan melompat, berlari, membungkuk, dan memutar pinggul. Misalnya golf, tenis, bowling, sit-up, dan gerakan yoga yang ekstrim.
Terapkan beberapa tips hidup sehat tulang kuat di atas untuk menghindari tulang keropos dan berbagai penyakit lain. Jika perlu, konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan yang lebih lengkap.



Suumber : Alodokter

Relaksasi Sederhana di Rumah Bisa Mengusir Stres

Relaksasi Sederhana di Rumah Bisa Mengusir Stres - Alodokter
Sahadewi.Co.Id - Relaksasi bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi stres. Tingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti penyakit jantung, sakit kepala, gangguan kecemasan, dan depresi. Begitu buruknya dampak stres bagi kesehatan, sehingga Anda perlu mengelolanya dengan baik. 

Relaksasi tidak perlu rumit atau membutuhkan biaya mahal. Yang terpenting adalah tepat sasaran untuk mengatasi stres yang Anda alami. Anda bisa melakukan relaksasi secara rutin di rumah, baik sendiri maupun bersama pasangan atau sahabat.

Relaksasi untuk Meredakan Stres                         

Untuk menghindari stres dan dampak buruknya, Anda dapat melakukan teknik relaksasi berikut ini:

1. Latihan pernapasan

Menarik napas dalam-dalam secara perlahan dapat membantu meredakan stres. Atur posisi tubuh senyaman mungkin, kemudian tarik napas panjang secara perlahan-lahan. Hirup udara dari hidung dan keluarkan melalui mulut. Pada saat menarik napas, kembungkan perut, dan kempiskan ketika mengembuskan udara. Pejamkan mata agar Anda dapat lebih fokus, sambil membayangkan bahwa udara bersih sedang mengisi paru-paru Anda, dan udara kotor keluar dari tubuh Anda melalui paru-paru. Lakukan sampai Anda merasa tenang. Latihan pernapasan seperti ini dapat membuat Anda rileks.

2. Meditasi

Anda bisa duduk di lantai dengan kedua kaki terlipat. Pejamkan mata, tenangkan diri, dan coba singkirkan semua pikiran dari benak Anda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa meditasi yang dilakukan secara rutin selama setidaknya lima menit setiap hari, dapat memperbaiki hantaran listrik saraf otak. Efeknya, Anda tidak rentan terkena stres dan dapat mengurangi kecemasan.

3. Mendengarkan musik

Musik sudah dikenal selama ribuan tahun sebagai salah satu bentuk seni yang memiliki sifat menyembuhkan. Berbagai jenis musik memiliki efek yang berbeda-beda. Pilihlah musik yang menenangkan dan membuat Anda menjadi lebih bersemangat.
Penelitian membuktikan bahwa musik dapat meredakan kecemasan, memperbaiki suasana hati, memperlambat detak jantung, dan mengurangi tekanan darah. Anda juga bisa melakukan kegiatan relaksasi lain sambil mendengarkan musik.

4. Yoga

Penelitian membuktikan bahwa perpaduan antara latihan pernapasan dan peregangan otot pada gerakan-gerakan yoga dapat membuat mood Anda lebih baik. Efek positif lain dari yoga yaitu mengurangi kecemasan, membuat Anda merasa lebih tenang dan bahagia.

Penyakit yang Mungkin Disebabkan oleh Stres

Jika tidak segera diatasi, stres dapat menyebabkan berbagai penyakit. Dan jika Anda sudah lebih dahulu menderita suatu penyakit, stres dapat memperparah kondisi penyakit tersebut. Berikut ini beberapa penyakit yang diduga dapat timbul akibat stres.

1. Sakit kepala

Stres dapat menyebabkan sakit kepala pada lokasi yang berbeda-beda. Bisa di seluruh bagian kepala, bisa juga hanya satu sisi kepala, yang biasa disebut migrain. Stres disebut-sebut sebagai pemicu paling sering dari sakit kepala.

2. Gangguan kecemasan dan depresi

Sebuah penelitian menunjukkan, orang yang beban pekerjaannya terlampau berat lebih berisiko mengalami depresi. Agaknya, gangguan kecemasan dan depresi terkait dengan stres yang berlangsung dalam jangka waktu lama.

3. Sakit jantung

Kepribadian yang mudah stres lebih berisiko mengalami tekanan darah tinggi dan masalah jantung. Stres emosional berat yang terjadi tiba-tiba juga dapat memicu serangan jantung. Ketika stres, jantung berdetak lebih cepat dan aliran darah meningkat. Kemungkinan lain, stres dapat meningkatkan kebiasaan merokok dan makan secara berlebihan, yang akhirnya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.

4. Penuaan dini

Anda tampak lebih tua sekitar 9-17 tahun? Stres memungkinkan hal itu terjadi. Hal ini telah diteliti oleh para ahli, khususnya mengenai efek penuaan terkait dengan kerusakan sel di dalam tubuh.

5. Diabetes

Bagi penderita penyakit diabetes harus waspada jika mengalami stres. Stres yang berkepanjangan dapat memperburuk penyakit yang diderita. Setidaknya ada dua dampak stres pada penyakit diabetes. Pertama, stres dapat berakibat langsung pada penderita diabetes tipe 2, yaitu memicu naiknya kadar gula darah. Kedua, stres cenderung menjadikan penderita penyakit diabetes tidak memerhatikan pola makan yang dikonsumsi, yang pada akhirnya juga memicu naiknya gula darah.
Mengusir stres tidak harus dengan menarik diri dari keseharian Anda. Melakukan relaksasi kurang dari 15 menit secara rutin, sudah cukup efektif untuk membantu Anda merasa lebih tenang dalam menangani berbagai masalah yang sedang Anda hadapi. Jika dibiasakan, lama kelamaan teknik relaksasi sederhana ini akan menjadi bagian dari pola hidup sehat yang Anda terapkan sehari-hari dalam rutinitas Anda.



Sumber : Alodokter

Ini Bahayanya Dehidrasi Selama Kehamilan

Ini Bahayanya Dehidrasi Selama Kehamilan - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Bagi seorang ibu hamil, kebutuhan air menjadi lebih besar dibandingkan sebelum hamil karena saat ini bukan hanya Bunda yang membutuhkan cairan, tetapi janin juga. Cairan di kantong ketuban dan kelancaran produksi ASI juga berkat asupan cairan Bunda yang optimal. Selain itu, air digunakan untuk membentuk plasenta yang berfungsi mengantarkan gizi kepada janin agar bisa tumbuh sehat dan memperoleh sel darah yang ideal. 

Bila cairan yang keluar dari tubuh melalui urine, keringat, dan feses tidak diganti dengan asupan air yang cukup, maka tubuh kita bisa mengalami dehidrasi. Kondisi ini dapat mengundang sejumlah risiko kesehatan, terutama bagi ibu hamil. Dehidrasi selama kehamilan dapat mengakibatkan komplikasi serius, bahkan kasus yang terparah adalah kematian.
Berikut adalah beberapa bahaya dehidrasi selama kehamilan.
  • Air ketuban terlalu sedikit. Bisa mencerminkan kondisi kesehatan janin yang tidak baik. Air ketuban diperlukan untuk memberi ruang gerak serta bantalan untuk melindungi janin selama di dalam kandungan. Air ketuban yang sedikit dapat memengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan bahkan keguguran atau kematian janin dalam rahim.
  • Persalinan prematur. Dehidrasi selama kehamilan dapat memicu kontraksi Braxton-Hicks, yaitu kontraksi rahim yang biasanya berlangsung selama 1-2 menit. Kontraksi semacam ini umumnya terjadi pada trimester ketiga, namun bisa juga pada trimester kedua. Bila Bunda mengalami kontraksi semacam ini secara berulang-ulang, artinya terdapat kemungkinan dehidrasi. Bunda perlu lebih memerhatikan konsumsi air secara lebih optimal karena dehidrasi pada trimester ketiga dapat menyebabkan kontraksi yang bisa memicu persalinan prematur.
  • Komplikasi yang sangat serius. Selain kondisi di atas, komplikasi kehamilan yang bisa terjadi bila Bunda mengalami dehidrasi adalah produksi ASI yang sedikit, bayi mengalami cacat lahir, atau bayi mengalami cacat pada sistem saraf.
  • Kematian pada bayi atau ibu. Bila dehidrasi yang dialami sudah tergolong berat.

Mencari Tahu Tanda-tanda Dehidrasi

Untuk mengurangi risiko di atas, penuhi kebutuhan air dan waspadai tanda-tanda dehidrasi. Cara paling baik untuk mengecek apakah Bunda mengalami defisiensi cairan atau tidak adalah dengan memerhatikan warna urine. Bila warnanya kuning gelap berarti Bunda selama ini tidak cukup minum. Sebaliknya, makin jernih warna urine berarti pasokan cairan tubuh makin optimal.
Di samping itu, ibu hamil yang cenderung merasa kepanasan bisa dianggap sebagai tanda-tanda umum dehidrasi. Ini dikarenakan tubuh kesulitan mengatur suhu tubuh bila kurang minum air. Sebagai efeknya, tubuh Bunda rentan mengalami kepanasan. Selain itu, kenali-kenali tanda dehidrasi ringan dan berat. Pada kondisi dehidrasi tingkat ringan hingga menengah, Bunda masih bisa tangani sendiri di rumah dengan cara memenuhi kebutuhan air minum dan istirahat cukup. Bunda juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter tentang apa yang sedang dirasakan. Pada kasus dehidrasi berat, pasien membutuhkan pertolongan medis. Segera periksakan ke dokter bila ibu hamil mengalami dehidrasi berat.
  • Dehidrasi ringan hingga menengah dapat terlihat dari gejala-gejala seperti:
  • Mulut terasa kering dan lengket
  • Kepala terasa sakit
  • Pusing
  • Merasa haus
  • Mengantuk
  • Berkurangnya frekuensi buang air kecil
  • Konstipasi
  • Dehidrasi berat dapat terlihat dari gejala-gejala seperti:
  • Buang air kecil hanya sedikit atau tidak sama sekali
  • Urine berwarna kuning pekat
  • Mata cekung
  • Jantung berdegup kencang dan bernapas cepat
  • Tekanan darah rendah
  • Merasa sangat haus pada tingkat ekstrem
  • Mulut sangat kering
  • Mudah marah dan kebingungan
  • Kulit sangat kering, bisa juga keriput dan kurang elastis. Ketika ditekan, permukaan kulit tidak kembali rata seperti semula.

Bagaimana Agar Ibu Hamil Tetap Terhidrasi?

Mencegah dehidrasi semudah minum air putih secukupnya tiap hari. Ibu hamil perlu minum air putih sekitar tiga liter per hari atau setara dengan 8-12 gelas. Namun bila kamu melakukan aktivitas lebih, seperti olahraga ringan, tambahkan takaran minum harian sebanyak satu gelas dari yang biasanya diminum. Terlebih lagi ketika cuaca panas, tambahkan lagi takaran minum harian untuk mengganti cairan yang hilang akibat berkeringat. Agar Bunda tetap terhidrasi dengan baik, cobalah mengikuti beberapa langkah berikut.
  • Hindari minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda. Minuman jenis ini tidak bisa dianggap sebagai pengganti cairan tubuh. Sebaliknya, minuman ini justru bersifat diuretik alias menjadikan seseorang lebih banyak buang air kecil sehingga menambah risiko kehilangan cairan.
  • Kenakan pakaian berwarna terang dan longgar bila sedang berada di luar ruangan pada siang hari.
  • Hindari terpapar sinar matahari terik secara langsung.
  • Bila tidak suka minum air putih, tambahkan buah-buahan beku, seperti jeruk atau kiwi ke dalam minuman agar terasa lebih nikmat sekaligus sehat. Kamu tidak dianjurkan mengonsumsi es batu yang tidak jelas kebersihan dan kematangan airnya.
  • Bila kamu mengalami gejala morning sickness alias mual dan muntah selama kehamilan, minumlah saat kamu sedang tidak mual.
Dengan meminum air secara teratur, diharapkan sebagian besar ibu hamil bisa terbantu dalam menghilangkan gejala-gejala morning sickness. Namun waspadai jika mual dan muntah yang dirasakan sangat sering dan tidak kunjung membaik. Hal ini karena muntah berlebihan saat hamil tersebut bisa jadi disebabkan oleh hyperemesis gravidarum.
Demikian juga dengan asam lambung dan nyeri ulu hati, serta gangguan pencernaan. Terhidrasinya tubuh dengan baik turut membantu menjaga suhu tubuh tetap sejuk, terutama saat cuaca panas dan lembap.
Namun, manfaat tercukupinya kebutuhan air bagi tubuh tidak berhenti di situ saja. Air juga dapat membantu mencegah infeksi saluran kemih yang sering terjadi selama kehamilan. Selain itu, pasokan cairan yang ideal bisa melancarkan sembelit, wasir, dan retensi air atau pembengkakan (edema). Uniknya lagi, berkat menjaga tubuh tetap terhidrasi justru akan membantu tubuhmu terhindar dari retensi cairan.



Sumber ; Alodokter

Penyebab Menopause Dini dan Cara Mengatasinya

Penyebab Menopause Dini dan Cara Mengatasinya - Alodokter


Sahadewi.Co.Id - Menopause merupakan hal normal pada fase kehidupan seorang wanita. Namun, sebaiknya Anda waspada jika menopause datang terlalu dini. Pasalnya, menopause dini bisa disebabkan oleh beberapa faktor dan kondisi medis tertentu. Yuk, kenali gejalanya dan ketahui cara mengatasinya di sini.

Menopause dini terjadi jika wanita berusia di bawah 40 tahun sudah berhenti menstruasi. Gejalanya hampir serupa dengan menopause normal, seperti menstruasi yang tidak teratur, menstruasi yang lebih banyak ataupun sedikit  dibanding biasanya, dan merasakan sensasi panas seketika yang menyebar ke tubuh bagian atas atau hot flush.

Beberapa gejala lainnya adalah vagina kering, sulit mengendalikan buang air kecil atau gangguan kandung kemih, dan kulit, mulut atau mata menjadi lebih kering. Pada sebagian wanita, menopause juga mengakibatkan gangguan emosi seperti mood yang buruk, merasa tidak tenang, depresi ringan, sulit tidur hingga berkurangnya gairah seksual. Namun, menoupause dini sebaiknya dipastikan oleh dokter. Terkadang, dilakukan sebuah tes untuk menilai fungsi indung telur.

Beragam Penyebab dan Faktor Risiko Menopause Dini

Menopause dini dapat disebabkan beberapa hal berikut ini :
  • Kegagalan ovarium secara prematur
    Pada kondisi ini, ovarium tidak lagi berfungsi secara normal saat usia seorang wanita belum mencapai 40 tahun. Wanita dengan kegagalan ovarium prematur masih bisa menstruasi, namun umumnya sulit untuk
  • Genetik
    Peneliti meyakini usia menopause seorang wanita terkait dengan genetik. Umumnya masa menopause seorang wanita tak jauh berbeda dengan ibunya. Jika si ibu mengalami menopause dini, maka anak perempuannya berisiko lebih tinggi mengalami hal yang sama.
  • Terapi radiasi dan kemoterapi
    Pengobatan kanker atau penyakit lain yang menggunakan kemoterapi atau terapi radiasi di sekitar panggul dapat menyebabkan menopause dini. Hal ini disebabkan terganggunya ovarium untuk berfungsi normal.
  • Tindakan bedah
    Operasi yang dilakukan untuk mengangkat ovarium karena berbagai alasan dapat menyebabkan menopause dini.
  • Obat-obatan dan penyakit lainnya
    Menopause dini juga dapat disebabkan oleh efek samping obat-obatan, penyakit kronis, tumor pada kelenjar hipofisis (pituitari) dan hipotalamus, serta gangguan psikis. Selain itu, penyakit HIV/AIDS, penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis, kelainan kromosom seperti sindrom Turner, serta sindrom kelelahan kronis juga dapat menyebabkan menopause dini.
  • Kebiasaan merokok
    Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang dapat memengaruhi terjadinya menopause. Beberapa penelitian mengungkap bahwa wanita yang merokok cenderung mengalami menopause lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak merokok.
  • Indeks Massa Tubuh
    Hormon estrogen banyak disimpan di dalam jaringan lemak tubuh. Wanita yang terlalu kurus memiliki lemak tubuh yang sedikit. Akibatnya, hormon estrogen yang tersimpan berjumlah lebih sedikit, dan ini akan memengaruhi fungsi indung telur serta sistem reproduksi.

Cara Mengatasi Gejala Menopause Dini

Menopause dini tidak bisa diobati atau dicegah dengan pengobatan atau perawatan tertentu. Kendati demikian, ada beberapa cara mengatasi gejala yang mungkin timbul. Berikut beberapa penanganan medis untuk meringankan gejala menopause dini:
  • Terapi hormon
    Terapi hormon atau terapi estrogen merupakan cara paling efektif untuk mengontrol gejala menopause dini, seperti hot flush atau rasa panas dan kering pada vagina. Terapi hormon ini tersedia dalam berbagai bentuk termasuk pil, patch, semprotan transdermal, gel dan krim, serta sediaan untuk penggunaan intravaginal. Penggunaan terapi ini sebaiknya dengan dosis terendah, karena dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, hingga kanker payudara.
  • Pil KB
    Kontrasepsi oral merupakan bentuk lain terapi hormon yang bisa digunakan untuk mengatasi gejala menopause.
  • Obat antidepresan
    Golongan obat selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) bisa membantu meringankan gejala hot flush pada menopause dini.
  • Gel, krim dan pelumas vagina non-hormonal
    Pelumas ini dapat membantu mencegah kekeringan pada vagina di masa menopause.
  • Teknologi reproduksi bantuan
    Wanita dengan menopause dini akan menghadapi masalah infertilitas atau sulit punya momongan. Namun demikian, kehamilan tetap bisa diusahakan melalui cara lain, yakni dengan donor sel telur.
Menopause dini dapat meningkatkan risiko osteoporosis pada wanita. Hal ini dikarenakan kadar estrogen yang rendah menyebabkan rendahnya kepadatan tulang. Namun ini bisa diimbangi dengan mengonsumsi asupan atau suplemen kalsium dan vitamin D, serta rutin berolahraga.
Wanita sebaiknya proaktif menyikapi menopause yang dialami, sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan. Periksakan diri ke dokter jika Anda merasa tengah dalam proses menuju menopause dini.



Sumber : Alodokter

Cara Mengatasi Alergi Susu Sapi Pada Anak

Cara Mengatasi Alergi Susu Sapi Pada Anak - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Susu sapi merupakan minuman yang kaya kandungan kalsium dan protein di dalamnya. Namun, ada sebagian anak yang mengalami alergi susu sapi. Agar asupan nutrisi yang diperlukan anak tetap terpenuhi, penting untuk mencari cara untuk mengatasinya.

Alergi susu sapi adalah kondisi di mana sistem imunitas tubuh memberikan respons yang berlebihan terhadap kandungan protein di dalam susu. Anak yang mengalami alergi susu sapi biasanya akan menunjukkan gejala berupa gatal-gatal, muntah, napas berbunyi atau mengi, juga gangguan pencernaan.

Jika Si Kecil Alergi Susu Sapi

Merasa anak Anda mengalami alergi susu sapi? Disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, baik pemeriksaan darah, tinja atau tes alergi pada kulit. Caranya adalah dengan menyuntikkan sejumlah kecil protein susu di bawah permukaan kulit anak Anda.
Jangan panik jika ternyata hasilnya positif. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan, jika Si Kecil alergi terhadap susu sapi:
  • Hindari memberikan susu sapi ataupun makanan yang mengandung susu sapi.
  • Hindari produk susu dan olahan susu, jika Si Kecil masih meminum ASI. Sebab, protein susu yang menyebabkan alergi dapat menyatu ke dalam ASI, dan akan berbahaya jika diminum olehnya.
  • Jika Anda memberikan Si Kecil susu formula, ganti susu anak dengan susu formula berbahan dasar kedelai.
  • Jika Si Kecil alergi terhadap susu kedelai, biasanya dokter akan memberikan susu formula hipoalergenik. Pada susu formula ini, protein dipecahkan ke dalam partikel kecil sehingga kecil kemungkinannya untuk memicu alergi.

 Siasati Nutrisinya dengan Cara Ini

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang tidak mengonsumsi susu sapi cenderung mengalami kekurangan vitamin D. Tapi Anda tidak perlu khawatir, karena itu bisa disiasati dengan memberikan makanan yang kaya akan vitamin D, serta mengandung kalsium dan protein. Makanan yang kaya akan vitamin D antara lain adalah bayam, brokoli, produk olahan kedelai, ikan salmon, tuna, sarden, dan telur.
Selain itu, Anda juga bisa mengajak anak bermain di luar ruangan pada pagi hari, agar terkena paparan sinar matahari. Pada saat terpapar sinar ultraviolet B (UVB), tubuh anak Anda akan membentuk vitamin D. Namun, perhatikan juga berapa lama dan kapan saat yang tepat terkena paparan matahari. Dengan hanya terpapar sinar matahari pagi selama 10-15 menit, sebanyak tiga kali seminggu, sudah cukup untuk membuat anak Anda mendapatkan cukup vitamin D.
Sekalipun anak didiagnosis memiliki alergi susu sapi, janganlah menyerah dalam memenuhi nutrisi yang dibutuhkannya. Cobalah untuk lebih kreatif dalam memberikan alternatif atau makanan pengganti, agar pertumbuhan dan kesehatan anak tetap terjaga. Jika perlu, konsultasi ke dokter untuk penanganan yang tepat.


Sumber : Alodokter

Benarkah ASI Memicu Bayi Obesitas?

Benarkah ASI Memicu Bayi Obesitas? - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Tidak jarang bayi yang mengonsumsi air susu ibu (ASI) tampak lebih gemuk ketimbang bayi yang diberikan susu formula. Ada sebagian ibu yang merasa senang dengan hal ini. Namun, sebagian lainnya justru khawatir karena sering dikatakan berisiko obesitas.

Isu yang menyebutkan ASI memicu bayi obesitas tentu membingungkan para ibu. Di satu sisi, ASI penting untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, sehingga bayi perlu diberikan ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Di sisi lain, ada isu yang menyebutkan pemberian ASI akan meningkatkan risiko obesitas pada bayi.

Fakta di Balik Anggapan bahwa ASI Menyebabkan Bayi Obesitas

Faktanya, bayi yang diberi ASI memang tumbuh lebih cepat selama 3-4 bulan pertama. Namun seiring waktu, pertumbuhan bayi akan cenderung melambat sejalan dengan kemampuan bergeraknya yang meningkat.
Bahkan pada tahun pertama, bayi yang diberi ASI justru memiliki berat badan lebih ideal dibandingkan bayi yang diberi susu formula. Memasuki usia 2 tahun, berat bayi yang diberi ASI dan susu formula akan cenderung sama.
Jadi, isu bahwa ASI memicu obesitas hanyalah mitos. Menurut penelitian, pemberian ASI ekslusif, terutama dengan disusui langsung dari payudara, justru dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas pada bayi. Manfaat ini bahkan bisa bertahan hingga dewasa.

Alasan Pemberian ASI Justru Menurunkan Risiko Obesitas

Alasan pasti ASI menurunkan risiko obesitas belum diketahui. Meski begitu, terdapat sejumlah teori yang dikemukakan:
  • Bayi yang mengonsumsi ASI dapat dapat mengontrol sendiri jumlah ASI yang mereka butuhkan, berbeda dengan susu formula yang memiliki takaran tertentu. Hal ini diyakini mendorong Si Kecil untuk mengenali rasa lapar dan kenyang.
  • Bayi yang mengonsumsi ASI ekslusif memiliki konsentrasi hormon insulin lebih rendah. Hal ini berkaitan, karena kadar insulin yang tinggi dapat memicu penumpukan lemak yang bisa menjadi penyebab obesitas.
  • Bayi ASI ekslusif juga memiliki kadar hormon leptin lebih tinggi. Hormon leptin adalah salah satu hormon penting untuk menghambat nafsu makan dan penumpukan lemak.
  • Bayi yang menyusu secara ekslusif dinilai memiliki bakteri baik yang dapat menjaga sistem pencernaan dan hal ini bisa menghambat obesitas.

Cara Menghindari Bayi Mengalami Obesitas

Meski faktanya bayi yang mengonsumsi ASI memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami obesitas, namun untuk menjaga berat badan bayi tetap ideal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, yaitu:

Berikan makanan bergizi

Bayi usia 6 bulan sudah boleh diberi MPASI (Makanan Pendamping ASI). Nah, ketika memulai pemberian MPASI, sebaiknya perhatikan jenis dan jumlah makanan yang akan diberikan.
Pasalnya, memberi bayi makanan bergizi tidak seimbang, apalagi yang tinggi gula dan kalori justru bisa memicu obesitas. Untuk menjaga berat badan bayi tetap ideal dan agar pertumbuhan dan perkembangannya tetap baik, berikanlah Si Kecil makanan yang mengandung gizi seimbang dan dalam jumlah yang pas.

Hindari pemberian ASI berlebih

Kasus ini sebenarnya jarang, namun bayi yang minum ASI perah dari botol tetap berisiko mengalami kelebihan berat badan. Hal ini mungkin terjadi karena proses minum yang lebih mudah dan biasanya tidak perlu usaha lebih untuk mengisap ASI dari botol susu.
Untuk mencegah konsumsi ASI dari botol yang berlebihan, Bunda perlu memerhatikan pemberian dot dan mengamati gelagat bayi ketika minum ASI. Berikanlah ASI perah saat Si Kecil menunjukkan tanda-tanda bahwa ia lapar. Demikian juga saat menyusui langsung, Bunda sebaiknya tidak menyusui terlalu lama atau lebih dari 45 menit.
Bunda bisa berlega hati, karena isu ASI memicu bayi obesitas tidaklah tepat. ASI tidak serta merta membuat Si Kecil obesitas di kemudian hari.
Selain itu, Bunda disarankan untuk tidak menilai bayi obesitas hanya karena angka timbangan. Pasalnya, ada aturan berat ideal bayi yang akan mempertimbangkan panjang dan lingkar tubuhnya. Selama bayi masih dalam rentang aman dan dokter tidak memberi peringatan saat pemeriksaan rutin, Bunda tak perlu khawatir.




Sumber : Alodokter

Ayo, Periksa Jantung dari Sekarang!

Ayo, Periksa Jantung dari Sekarang! - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Pemeriksaan jantung bukan hanya dianjurkan bagi orang yang sudah memiliki penyakit jantung. Orang yang sehat pun perlu memeriksakan jantung secara rutin. Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya gangguan jantung, agar dapat ditangani secepat mungkin.

Jantung adalah salah satu organ terpenting yang berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jika jantung mengalami gangguan, maka semua organ tubuh dapat terpengaruh.

Siapa yang Perlu Memeriksakan Jantung?

Setiap orang, walau sehat sekalipun, perlu memeriksakan kesehatan jantung secara rutin dan sedini mungkin. Apalagi jika berisiko tinggi mengalami gangguan pada jantung, seperti:
  • Memiliki riwayat kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
  • Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
  • Berusia lebih dari 65 tahun.
  • Memiliki pola makan tidak sehat, seperti sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, kolesterol, dan garam.
  • Jarang berolahraga.
  • Sering merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.
Selain hal-hal di atas, sering stres juga dapat meningkatkan risiko munculnya masalah pada jantung. Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor risiko tersebut, maka Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Mengapa Setiap Orang Perlu Memeriksakan Jantung?

Menurut data yang dihimpun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2016, ada sekitar 18 juta orang di seluruh dunia yang meninggal karena penyakit kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Sekitar 85% di antaranya disebabkan oleh serangan jantung dan stroke.
Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Sekitar 13% dari kasus kematian diduga disebabkan oleh penyakit jantung yang tidak tertangani.
Oleh karena itu, memeriksakan kesehatan jantung sedini mungkin merupakan hal yang sangat penting, agar gangguan pada jantung dapat diketahui sejak awal. Dengan begitu, penanganannya pun bisa segera dilakukan.

Macam-Macam Pemeriksaan Kondisi Jantung

Kondisi jantung pada dasarnya dapat dinilai dengan serangkaian pemeriksaan, meliputi pemeriksaan fisik jantung, pemeriksaan tekanan darah, dan tes penunjang. Tes penunjang untuk pemeriksaan jantung antara lain:

1. Uji latih jantung

Pemeriksaan jantung ini umumnya dilakukan dengan treadmill. Oleh karena itu, pemeriksaan ini disebut juga tes treadmill. Uji latih jantung bertujuan untuk menentukan apakah jantung masih mampu memompa darah dengan efisien ketika tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen, misalnya saat berolahraga atau menjalani aktivitas fisik yang berat.
Tes ini juga dapat mendeteksi apakah muncul gejala tertentu, seperti nyeri dada, ketika tubuh menjalani aktivitas fisik atau olahraga. Secara umum, pemeriksaan ini adalah untuk menilai kemampuan jantung.

2. Tes kolesterol

Tes kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Sebelum pemeriksaan, pasien biasanya diminta untuk berpuasa selama 8-12 jam.
Jika Anda berusia lebih dari 20 tahun dan tidak menderita penyakit tertentu, Anda perlu memeriksakan kadar kolesterol setidaknya lima tahun sekali. Namun bila Anda memiliki riwayat diabetes, kolesterol tinggi, stroke, penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas, lakukanlah pemeriksaan kolesterol rutin sesuai anjuran dokter.

3. Elektrokardiogram (EKG)

Prosedur ini bertujuan untuk memeriksa aktivitas listrik jantung. Kelainan pada aktivitas listrik jantung bisa menandakan adanya gangguan irama jantung atau aritmia. Selain itu, elektrokardiogram juga digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya serangan jantung.

4. Ekokardiografi

Ekokardiografi adalah pemeriksaan untuk melihat kondisi otot dan katup jantung, menggunakan USG. Prosedur ini kerap digunakan untuk mendiagnosis endokarditis, kelainan katup jantung, dan penyakit jantung bawaan, serta untuk melihat apakah terdapat timbunan cairan di selaput pembungkus jantung.

5. Angiografi dan kateterisasi jantung

Pemeriksaan angiografi dan kateterisasi jantung sering kali perlu dilakukan jika dokter menduga adanya masalah pada otot, katup, atau pembuluh darah arteri di jantung.
Selain untuk pemeriksaan, kateterisasi juga kerap digunakan sebagai prosedur penanganan, misalnya untuk menghancurkan sumbatan pada pembuluh darah jantung, melebarkan pembuluh darah yang tersumbat, atau memperbaiki katup jantung yang rusak.

6. CT scan jantung

CT scan jantung yang dikenal juga dengan nama coronary calcium scan adalah prosedur pemeriksaan jantung untuk mendeteksi plak (aterosklerosis) yang mungkin terdapat di pembuluh darah arteri jantung.
Dengan mengetahui seberapa banyak plak di arteri, dokter dapat memprediksi gangguan apa yang akan muncul dan mempersiapkan penanganannya.

7. MRI jantung

Mesin MRI atau magnetic reasonance imaging menghasilkan gambar jantung secara detail, sehingga dokter dapat memeriksa kondisi jantung dengan lebih teliti. MRI digunakan jika terdapat dugaan adanya masalah pada ukuran jantung, ketebalan dan pergerakan otot jantung, serta pembuluh darah jantung.
Menjaga kesehatan jantung perlu dilakukan sejak usia muda. Selain melakukan pemeriksaan rutin, Anda juga perlu menerapkan pola hidup yang sehat. Mulai sekarang, rajinlah berolahraga, perbanyak konsumsi buah dan sayuran, serta batasi makanan tinggi kolesterol, lemak, dan garam.
Jika Anda terbiasa memasak dengan minyak, cobalah gunakan minyak yang lebih bersahabat bagi jantung, seperti minyak kanola.
Minyak ini memiliki kandungan lemak jenuh yang sangat sedikit, namun tinggi akan lemak sehat (lemak tak jenuh). Selain itu, minyak kanola juga banyak mengandung asam lemak omega-3 yang baik bagi kesehatan jantung dan otak. Kandungan lemak baik ini bahkan dikatakan lebih tinggi daripada jenis minyak masak lainnya.
Untuk menjalani pemeriksaan atau check-up jantung, Anda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter jantung. Selain menentukan jenis dan jadwal pemeriksaan jantung, dokter juga akan menganjurkan jenis makanan dan olahraga yang sesuai dengan kondisi Anda.


Sumber : Alodokter

Narkoba pada Remaja, Dapat Dikenali dengan Cara Ini

Narkoba pada Remaja, Dapat Dikenali dengan Cara Ini - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Narkoba (narkotika, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya) pada remaja membutuhkan perhatian khusus, karena masa ini memegang peranan penting dalam pembentukan karakter dan persiapan masa depan. Penggunaan narkoba pada remaja akan berdampak buruk bagi prestasinyakarena memengaruhi daya pikir, kinerja otak dan berbagai organ penting lain, seperti jantung.

Tingkat penyalahgunaan narkoba terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Survei yang dilakukan pada tahun 2011 menyebutkan, setidaknya sebanyak 22% pengguna narkoba di Indonesia adalah pelajar dan mahasiswa. Penelitian lain yang dilakukan pada tahun 2016 mengungkap, setidaknya 2 dari 100 pelajar di Indonesia terjerat narkoba.

Pemicu Remaja Menggunakan Narkoba

Ada berbagai faktor risiko yang menyebabkan anak terjerumus dan menjadi pecandu narkoba. Pertama, faktor lingkungan di mana teman ataupun anggota keluarga ada yang terlibat penggunaan narkoba. Selain itu, faktor risiko yang juga bisa memengaruhi kemungkinan remaja menjadi pecandu narkoba adalah stres dengan masalah di sekolah atau di rumah, adanya gangguan mental, dorongan atau pengaruh teman sebaya.
Rasa ingin tahu juga dapat membuat remaja merasa penasaran untuk mencoba narkoba, hingga akhirnya menjadi seorang pecandu. Penelitian menunjukkan, mencoba narkoba pada usia muda akan meningkatkan risiko menjadi pecandu pada kemudian hari.
Penting untuk memahami faktor risiko tersebut, sehingga dapat dilakukan upaya-upaya guna mencegah penggunaan narkoba pada remaja. Beratnya masalah yang dihadapi, serta kemampuan anak menghadapi masalah dan lingkungan, menentukan tingkat kemungkinan seorang anak untuk menjadi seorang pecandu narkoba. Kenali pula tanda-tanda dari penyalahgunaan narkoba pada remaja sedini mungkin, agar dapat segera ditangani.

Tanda-tanda Remaja Menjadi Pecandu

Sebaiknya orang tua dapat lebih waspada terhadap penyalahgunaan dan kecanduan narkoba pada anak. Banyak tanda yang bisa menjadi sinyal bahwa remaja sedang terjerat dalam belenggu narkoba. Tanda ini bisa dilihat secara fisik, perilaku, dan psikologis.
Berikut beberapa tanda fisik yang dapat dikenali dari pecandu narkoba:
  • Mata merah dan pupil yang mengecil atau membesar.Mengalami perubahan pola makan atau pola tidur, yang menyebabkan penurunan berat badan atau penambahan berat badan dalam kurun waktu yang singkat.
  • Mengucapkan kata-kata yang membingungkan atau sulit untuk dimengerti.
  • Penampilan fisik yang mengalami perubahan atau ketidakpedulian terhadap penampilan.
  • Mengalami gangguan koordinasi, cedera atau mengalami memar tanpa ada penyebab.
  • Sering mimisan.
  • Bau aneh yang tercium dari mulut, tubuh, ataupun pakaian.
  • Mengalami kejang tanpa adanya riwayat epilepsi.
Dari sisi perilaku dan psikologis, pengguna narkoba cenderung akan mengalami perubahan kepribadian atau sikap yang tidak mudah untuk dijelaskan. Misalnya, perubahan suasana hati yang dapat berubah secara tiba-tiba. Mereka bisa menjadi mudah tersinggung dan marah, atau sebaliknya menjadi tidak ekspresif dan responsif dalam menanggapi sesuatu.
Selain itu, anak juga bisa mengalami hal seperti:
  • Menjadi lebih tertutup, dan terlihat seperti merahasiakan sesuatu.
  • Berkurangnya minat terhadap hal-hal yang disukai sebelumnya.
  • Tidak memiliki motivasi, tidak fokus dan tampak lesu.
  • Menarik diri, cemas, dan paranoid.
  • Sering bolos sekolah dan nilai-nilai pelajarannya
  • Perubahan lingkungan pergaulan atau memiliki teman-teman baru.
  • Mencuri atau menjual barang-barang yang ada, untuk membeli

Gejala Spesifik dari Jenis Narkoba yang Dikonsumsi

Hal-hal di atas dapat menjadi ciri atau tanda remaja menggunakan narkoba, namun gejala spesifik yang muncul akan berbeda karena bergantung pada obat yang dikonsumsi.
Obat golongan stimulan, misalnya kokain, esktasi, dan amfetamin, dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, sulit tidur, tekanan darah menjadi tinggi, tidak bisa diam, merasa lapar, dan menjadi lebih mudah untuk melakukan sesuatu.
Obat golongan depresan, seperti obat penenang dan ganja, akan membuat penggunanya merasa lebih rileks, tidak cemas, napas melambat, tekanan darah menjadi rendah, detak jantung melemah, dan proses berfikir menjadi lebih lama.
Sedangkan obat golongan halusinogen akan memberikan pengaruh yang beragam, tergantung daya halusinasi pikiran yang diciptakan.

Cara Mengatasi Remaja Pecandu Narkoba

Untuk mencegah anak terjerumus ke dalam narkoba, sebagai orang tua, penting untuk membekali anak dengan pengetahuan mengenai bahaya narkoba. Dalam menjelaskan, hindari kalimat yang cenderung menakut-nakuti. Cobalah berikan informasi yang jelas mengenai efek dan konsekuensi dari penggunaan narkoba.
ika anak Anda sudah terlanjur atau terbukti menggunakan narkoba, berusahalah untuk menghadapinya dengan bijak. Amarah Anda mungkin akan terpancing, tapi cobalah untuk berbicara dengan tenang agar anak merasakan adanya kepedulian dan rasa cinta dari orang tua. Dengan mendengarkan dan memberikan ruang kepada anak untuk berbicara, mereka dapat menjadi lebih jujur untuk mengungkapkan apa yang sedang terjadi.
Anda dapat berkonsultasi kepada dokter terkait penyalahgunaan narkoba yang dilakukan anak. Anda juga dapat mengupayakan rehabilitasi narkoba untuk melepaskan anak dari kecanduan narkoba.


Sumber : Alodokter