BREAKING NEWS
latest

6 Trik Jitu Mengatasi Bayi Menangis yang Mungkin Belum Anda Ketahui

6 Trik Jitu Mengatasi Bayi Menangis yang Mungkin Belum Anda Ketahui - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Pernah merasa kewalahan mengatasi bayi menangis? Padahal, berbagai cara sudah dilakukantapi Si Kecil masih tetap rewel dan menangisJika sering merasa kesulitan menghadapi bayi yang rewel, mungkin Anda perlu mencoba trik jitu mengatasi bayi menangis berikut ini.

Menangis merupakan cara yang dilakukan oleh bayi untuk menyampaikan segala sesuatu yang ia rasakan. Bayi akan menangis ketika ia merasa sakit, lapar, lelah, bosan, atau tidak nyaman karena popoknya basah. Jadi, tidak heran jika total waktu yang bisa dihabiskan bayi untuk menangis bisa mencapai 1-4 jam dalam sehari.

Cara Menenangkan Bayi Menangis

Mendengar bayi yang terus-menerus menangis bisa membuat Anda merasa khawatir atau mungkin menjadi frustasi.
Jika beberapa cara sudah dilakukan, seperti memberinya susu, menggendong, atau mengganti popoknya, namun Si Kecil masih juga menangis, coba lakukan beberapa cara mengatasi bayi menangis berikut ini:

1. Ciptakan suara yang membuat bayi nyaman

Saat masih di dalam kandungan, Si Kecil terbiasa mendengar suara-suara tertentu, seperti suara gerakan saluran cerna, detak  jantung, dan bunyi aliran darah di tubuh Anda. Suara-suara tersebut ternyata bisa membuatnya tenang selama berada di dalam tubuh Anda.
Anda bisa menghadirkan nuansa itu kembali ketika Si Kecil terus-menerus rewel. Contoh suara gaduh yang bisa diperdengarkan untuk mengatasi bayi menangis adalah suara kipas angin, detak jantung, bunyi ombak di pantai, atau radio.
Rekam suara-suara tersebut di ponsel Anda atau coba cari fitur di ponsel yang bisa memutar suara-suara tersebut, lalu mainkan ketika Si Kecil menangis. Pastikan untuk menjaga agar suara tersebut tidak dibunyikan terlalu keras atau terlalu dekat dengannya.

2. Matikan lampu

Salah satu cara yang cukup mudah untuk menenangkan bayi yang menangis adalah dengan mematikan lampu di ruang tidurnya atau membuat suasana ruangan menjadi lebih redup. Hal ini bisa membuatnya menjadi lebih tenang layaknya berada di dalam kandungan.

3. Berikan pijatan

Beberapa studi menunjukkan bahwa sentuhan penuh kasih sayang ketika memijat bayi terbukti dapat mengurangi tangisan dan membuatnya tidur lebih pulas.
Cara melakukannya juga tidak sulit. Cukup buka pakaian bayi dan berikan pijatan lembut di kaki, tangan, punggung, dada, dan wajah Si Kecil selama 10-15 menit hingga ia tampak tenang dan tertidur pulas.

4. Memandikannya

Memandikan bayi bisa menjadi salah satu cara untuk menenangkannya ketika ia menangis. Hal ini karena sebagian bayi merasa tenang ketika mendengar suara gemericik air. Meski begitu, jangan terlalu sering memandikan Si Kecil ya, Bun. Bersentuhan dengan air terlalu sering bisa membuat kulitnya menjadi kering.

5. Putar ulang suara tangisannya

Ketika Si Kecil menangis, cobalah Anda rekam suara tangisannya. Setelah itu, setel dan biarkan Si Kecil mendengarnya. Metode ini kadang cukup ampuh mengatasi bayi menangis.

6. Coba metode kangguru

Metode kangguru adalah teknik di mana ibu atau ayah memeluk bayi dengan bersentuhkan fisik secara langsung atau terdapat kontak kulit antara bayi dengan orangtuanya.
Beberapa studi membuktikan bahwa metode kangguru efektif dapat menenangkan bayi yang menangis dan memberikan kehangatan pada tubuhnya. Jika dilakukan secara rutin, metode ini juga dapat membantu meningkatkan berat badan bayi serta dapat mendekatkan hubungan antara bayi dan orang tuanya.
Ketika berusaha menghentikan tangisan Si Kecil, jangan langsung menerapkan semua trik di atas. Hal tersebut justru bisa membuatnya bingung dan tetap meneruskan tangisannya.
Disarankan untuk mencoba satu atau dua trik dalam waktu tertentu. Jika cara tersebut berhasil, lakukan trik yang sama ketika dia menangis di kemudian hari.
Namub bila Anda bingung menentukan metode mana yang cocok digunakan atau bahkan mencurigai bahwa tangisan bayi disebabkan oleh penyakit tertentu, maka segera konsultasikan pada dokter anak.


Sumber : Alodokter

Yuk, Kenali Gigi Taring dan Cara Merawatnya

Yuk, Kenali Gigi Taring dan Cara Merawatnya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Saat senyum dan mengaca, Anda pasti menyadari bahwa ada beberapa gigi yang memiliki bentuk seperti taring hewan atau mata tombak. Yap, itu adalah gigi taring. Dengan bentuknya yang runcing, gigi taring berfungsi untuk merobek dan menghancurkan makanan.

Gigi merupakan bagian terkeras dari tubuh manusia. Berdasarkan anatomi gigi dan jenisnya, terdapat beragam jenis gigi, yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham, dan gigi premolar. Masing-masing jenis gigi ini memiliki ciri, bentuk, dan fungsinya tesendiri.
Tiap orang dewasa normalnya memiliki total gigi sebanyak 32 buah, yang terdiri dari 12 gigi geraham, 8 gigi premolar, 4 gigi taring, dan 8 gigi seri.
Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun memiliki 4 gigi taring. Hanya saja, akan tiba saatnya di mana gigi susu mereka copot dan berganti menjadi gigi permanen. Normalnya, gigi taring anak akan berganti menjadi gigi taring permanen ketika usianya menginjak 11-13 tahun.

Ketahui Apa Itu Gigi Taring Beserta Fungsinya

Berbeda dengan gigi seri yang digunakan untuk memotong atau gigi geraham untuk melumat makanan, gigi taring berfungsi untuk merobek atau mengoyak makanan. Dengan akar gigi yang mencapai tulang rahang, gigi taring juga memiliki kekuataan yang lebih besar daripada gigi seri.
Oleh karena itu, ketika terjadi gangguan pada gigi taring, misalnya gigi taring tumbuh di posisi yang salah, kelainan pada bentuk dan ukurannya, atau bahkan tidak tumbuh sama sekali, maka besar kemungkinan hal tersebut akan membuat Anda mengalami kesulitan untuk mengunyah makanan atau bahkan berbicara.
Munculnya kelainan tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, mulai dari faktor keturunan, adanya gangguan pada jaringan rahang, atau tanggalnya gigi susu (pada anak-anak).

Rawat Gigi Taring dari Sekarang!

Memiliki masalah pada gigi taring tentu akan mengganggu dan mengurangi keindahan senyum Anda. Jadi, yuk, jaga kesehatan gigi dari sekarang.
Untuk menjaga dan merawat kesehatan gigi, termasuk gigi taring, lakukanlah beberapa tips berikut ini:

1. Rutin menyikat gigi

Sikat gigi perlu dilakukan 2 kali sehari, terutama setiap kali habis makan dan sebelum tidur. Untuk menyikat gigi, gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut dan bagian kepala yang kecil agar dapat mencapai seluruh bagian gigi, termasuk sela-sela gigi taring.

2. Memilih pasta gigi yang tepat

Umumnya, pasta gigi yang baik untuk membersihkan gigi adalah pasta gigi yang mengandung flouride. Zat ini berfungsi untuk memperkeras dan menguatkan lapisan pelindung atau email gigi dan mencegah gigi rusak.

3. Membersihkan gigi dengan benang gigi

Membersihkan gigi dengan menyikatnya saja ternyata tidak cukup, lho. Untuk membersihkan gigi dengan lebih baik, perlu dilakukan pembersihan gigi dengan benang gigi, setidaknya sekali sehari.

4. Hindari makanan dan minuman yang dapat merusak gigi

Untuk menjaga kekuatan dan kesehatan gigi, batasilah konsumsi makanan atau minuman yang terlalu manis atau asam. Hal ini karena makanan atau minuman yang mengandung gula atau asam yang tinggi bisa merusak lapisan email gigi dan membuat gigi berlubang.

5. Mengunyah permen karet

Mengunyah permen karet bebas gula juga bisa menjadi cara sederhana untuk merawat gigi. Dengan mengunyah permen karet, sisa makanan yang mungkin tersangkut di gigi dapat terangkat dan produksi air liur yang berguna untuk membersihkan asam yang menempel di gigi dapat meningkat.
Selain itu, Anda juga perlu mencukupi kebutuhan cairan dengan banyak minum air putih untuk membersihkan sisa kotoran yang tertinggal di sela-sela dan permukaan gigi, termasuk gigi taring. Sebisa mungkin, hindari kebiasaan menggunakan gigi untuk menggigit benda keras, seperti membuka botol atau membuka kemasan makanan.
Selain mengikuti tips-tips di atas, menjaga kesehatan gigi juga perlu dilakukan dengan rutin memeriksakan gigi ke ke dokter gigi, setidaknya 6 bulan sekali. Pemeriksaan gigi ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini masalah pada gigi, sehingga dapat segera ditangani.


Sumber : Alodokter

Ini Penyebab Gusi Sering Berdarah dan Tips Mencegahnya

Ini Penyebab Gusi Sering Berdarah dan Tips Mencegahnya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Kesehatan gusi akan memengaruhi kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan. Gusi yang sering berdarah bisa menjadi tanda adanya penyakit pada gusi, bahkan mungkin mengindikasikan kondisi gangguan kesehatan yang lebih serius.

Gusi sering berdarah kerap terjadi karena cara menyikat gigi yang salah atau terlalu keras. Kebisaan sikat gigi yang salah berisiko menyebabkan gusi luka dan berdarah. Selain itu, ada beberapa penyebab gusi berdarah yang juga perlu Anda ketahui.

Penyebab Gusi Sering Berdarah

Selain karena cara menyikat gigi yang salah, gusi sering berdarah juga bisa disebabkan oleh:

1. Radang Gusi

Salah satu penyebab gusi berdarah adalah radang gusi. Radang gusi bisa dipicu oleh menempelnya plak gigi pada gusi. Plak yang menumpuk dan mengeras akan membentuk karang gigi dan menimbulkan peradangan pada gusi. Jika sudah seperti ini, gusi menjadi rentan berdarah.

2. Periodontitis

Radang gusi yang tidak diobati, bisa meningkatkan risiko terjadinya periodontitis, yaitu infeksi dan peradangan gusi yang merusak jaringan lunak dan tulang penyangga gigi. Gejala utama periodontitis adalah gusi sering berdarah.

3. Kekurangan vitamin C dan K

Vitamin C berfungsi untuk mempercepat penyembuhan luka dan memperkuat tulang. Sedangkan vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Apabila tubuh kekurangan vitamin C dan K, akan mudah terjadi perdarahan, termasuk pada gusi.

4. Leukemia

Gusi sering berdarah bisa menjadi salah satu tanda leukemia. Leukemia adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Pada penderita leukemia, sel-sel darah putih yang meningkat jumlahnya bisa menurunkan jumlah trombosit. Padahal, trombosit diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Kondisi ini membuat penderita leukemia rentan mengalami gusi berdarah, mimisan, dan tanda perdarahan lainnya.
Selain berbagai penyebab di atas, perubahan hormon selama kehamilan, kesalahan dalam memasang gigi palsu, flossing dengan cara tidak tepat, gangguan perdarahan, trombositopenia, diabetes, hemofilia, dan konsumsi obat pengencer darah juga bisa meningkatkan risiko terjadiya gusi berdarah.

Tips Mencegah Gusi Sering Berdarah

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mencegah gusi sering berdarah:
  • Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut dan sikatlah gigi secara perlahan. Sebisa mungkin lakukan flossing gigi dua kali sehari untuk mencegah timbulnya plak pada gigi.
  • Gunakan obat kumur setiap hari. Hal ini dapat membantu membunuh bakteri penyebab penyakit gusi. Hindari menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol, karena dapat memperburuk keluhan gusi sering berdarah.
  • Cukupkan kebutuhan cairan dengan minum air putih minimal 8 gelas sehari. Hal ini dapat membantu membersihkan sisa-sisa makanan pada gigi yang dapat membentuk plak.
  • Batasi konsumsi makanan dan minuman yang sangat panas atau sangat dingin, karena dapat merusak gigi dan gusi.
  • Kunjungi dokter gigi setidaknya 6 bulan sekali untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut yang terjaga dengan baik bisa mengurangi risiko terjadinya gusi berdarah.
  • Sebisa mungkin hindari dan kelola stres dengan cara yang positif. Stres yang terkelola dengan baik akan membuat Anda lebih bisa merawat kesehatan gigi dan mulut, serta bisa mencegah peningkatan kadar hormon kortisol yang bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh Anda, termasuk gusi.


Sumber : Alodokter

Tanda HIV pada Anak yang Perlu Diwaspadai

Tanda HIV pada Anak yang Perlu Diwaspadai - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Ada beberapa gejala dan tanda HIV pada anak yang sudah mulai terlihat sejak tahun pertama kehidupannya. Ini meliputi gejala awal yang ringan hingga gejala infeksi parah yang sering kambuh. Gejala ini patut diantisipasi jika anak terlahir dari orang tua yang memiliki infeksi HIV dan tidak mendapatkan pengobatan.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 3 persen dari penderita HIV-AIDS di Indonesia adalah anak-anak berusia di bawah 14 tahun. Lebih dari 90% bayi dan anak-anak yang terinfeksi HIV tersebut tertular dari ibunya pada masa kehamilan, saat persalinan, atau melalui ASI.
Penularan juga bisa melalui jarum yang terkontaminasi, transfusi darah, atau kekerasan seksual dari orang dewasa yang terinfeksi HIV. Namun, penularan HIV pada anak akibat hal ini jarang terjadi.
Anak yang terinfeksi HIV belum tentu menderita AIDS. Akan tetapi jika tidak ditangani dengan tepat dan sedini mungkin, HIV dapat berkembang menjadi AIDS yang berbahaya dan berpotensi tinggi menyebabkan kematian.
Kabar baiknya, anak terinfeksi HIV yang mendapatkan pengobatan antiretroviral (ART) secara teratur sejak dini tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik hingga dewasa. Oleh sebab itu, penting bagi para orang tua untuk mengenali tanda HIV pada anak sejak awal, agar pengobatannya bisa diberikan sedini mungkin.

Gejala HIV pada Anak

Infeksi HIV pada anak yang ditularkan oleh ibu sewaktu dalam kandungan atau masa persalinan biasanya akan menunjukkan tanda dalam rentang waktu 12-18 bulan pertama kehidupan anak. Meski begitu, ada juga anak yang tidak menunjukkan gejala apa pun hingga usianya lebih dari 5 tahun.
HIV pada anak juga cukup sulit terdeteksi karena gejalanya mirip dengan infeksi virus biasa, misalnya flu. Kendati demikian, terdapat beberapa gejala yang dapat dicurigai sebagai tanda HIV pada anak, di antaranya:

1. Berat badan anak tidak bertambah

Tanda HIV pada anak yang cukup jelas adalah berat badan yang sulit bertambah. Idealnya, berat badan anak usia satu tahun akan mencapai tiga kali berat badan lahir. Namun, anak yang terinfeksi HIV biasanya akan tampak kurus karena berat badannya tidak kunjung bertambah.

2. Anak mengalami gangguan tumbuh kembang

Anak yang terinfeksi HIV biasanya mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang lebih lambat. Ini dapat dilihat dari kondisi anak yang sulit atau terlambat duduk, berdiri, berjalan, terlambat bicara, atau perilaku anak yang tidak seperti anak-anak lain seusianya.

3. Anak sering sakit

Anak-anak memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih berkembang. Namun seiring bertambahnya usia anak, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin kuat. Hal ini seharusnya membuat anak dapat terhindar dari penyakit.
Waspadailah jika anak sering mengalami demam lebih dari 7 hari, batuk pilek, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit perut, dan infeksi telinga yang sangat sering kambuh dan berlangsung lama. Bisa jadi hal tersebut menandakan adanya kelemahan sistem kekebalan tubuh yang kemungkinan disebabkan oleh infeksi HIV.

4. Anak sering terkena infeksi

Salah satu tanda HIV pada anak yang paling spesifik adalah anak sering mengalami infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit akibat sistem kekebalan tubuhnya yang lemah. Infeksi pada anak atau orang dewasa yang menderita HIV/AIDS ini disebut infeksi oportunistik. Infeksi ini bisa berupa:
  • Infeksi saluran pernapasan
    Infeksi saluran pernapasan pada anak yang sering kambuh dan berat bisa jadi menandakan tubuhnya lemah karena adanya infeksi virus HIV. Infeksi saluran pernapasan pada anak ini bisa berupa pneumonia, tuberkulosis, bronkitis, dan bronkiolitis.
  • Infeksi jamur di mulut dan tenggorokan
    Disebut juga oral trush atau sariawan akibat infeksi jamur. Tanda HIV pada anak ini bisa dilihat dari munculnya bercak putih dan kemerahan di lidah, gusi, dan mulut.
    Sariawan pada penderita HIV bisa terjadi lebih dari satu bulan, berulang, dan tidak kunjung sembuh dengan pemberian obat antijamur. Sariawan ini juga biasanya dapat meluas dan berkembang menjadi infeksi jamur tenggorokan.
  • Infeksi saluran pencernaanAnak dengan infeksi HIV sangat rentan terkena infeksi pada saluran cerna. Beberapa penyakit infeksi pada saluran cerna yang sering dialami oleh anak dengan infeksi HIV ini bisa berupa diare kronis, infeksi pada hati dan limpa, kolera, disentri, dan demam tifoid yang sering kambuh atau berulang.
  • Infeksi cytomegalovirus (CMV)
    Cytomegalovirus adalah infeksi yang disebabkan oleh salah satu kelompok virus herpes. Infeksi virus ini lebih rentan terjadi pada orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah, seperti penderita HIV/AIDS. Infeksi ini dapat menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, dan paru-paru.
Selain infeksi-infeksi tersebut, anak dengan HIV juga rentan mengalami penyakit infeksi lain yang berat, seperti meningitis dan sepsis.
Anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah karena infeksi HIV dapat mengalami kekambuhan infeksi hingga lebih dari 4 kali dalam kurun waktu 6-12 bulan. Infeksi ini seharusnya lebih jarang terjadi jika anak memiliki daya tahan tubuh yang normal.

5. Masalah pada kulit

Anak-anak yang menderita infeksi HIV juga bisa lebih sering mengalami masalah pada kulit. Keluhan-keluhan ini bisa berupa adanya ruam, bentol-bentol, koreng, dan gatal-gatal di kulit yang cepat meluas.
Gangguan pada kulit ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi kulit (misalnya infeksi jamur, infeksi bakteri, dan herpes), dermatitis, hingga kelainan kulit yang disebut sarkoma kaposi.
Setiap anak dengan infeksi HIV bisa saja mengalami gejala yang berbeda atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali. Munculnya tanda-tanda di atas juga bukan berarti anak pasti terinfeksi HIV. Tanda tersebut bisa saja muncul karena melemahnya daya tahan tubuh akibat penyebab lain, seperti gizi buruk atau efek samping pengobatan tertentu.
Namun jika Anda ragu, sebaiknya bawa anak ke dokter untuk menjalani pemeriksaan lengkap. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan menyarankan tes HIV jika Si Kecil menunjukkan gejala yang dicurigai HIV, memiliki orang tua yang positif HIV, atau mempunyai orang tua dengan riwayat perilaku berisiko tertular infeksi HIV.
Jika hasil tes menunjukkan anak positif HIV, dokter akan segera memberikan obat antiretroviral untuk mengurangi jumlah virus HIV dan membantu memperkuat daya tahan tubuh anak.
Infeksi HIV memang belum dapat disembuhkan, tetapi dengan rutin mendapatkan pengobatan dan menjalani evaluasi kesehatan secara berkala, anak dengan HIV bisa hidup dengan sehat.
Oleh karena itu, anak yang dicurigai menderita HIV atau sudah terdiagnosis HIV perlu mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan dari dokter sedini mungkin.


Sumber : Alodokter

Asam Folat, Kenapa Sangat Penting?

Asam Folat, Kenapa Sangat Penting? - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Asam folat adalah bentuk vitamin B kompleks yang larut dalam air. Zat ini diperlukan dalam pembangunan tubuh karena bersifat multifungsi, mulai dari membantu proses produksi DNA hingga pembentukan sel darah merah.

Keberadaan nutrisi ini sudah sejak lama diketahui penting sebagai pemelihara kesehatan bagi semua usia, terutama bagi ibu hamil karena banyak manfaatnya untuk bayi dalam kandungan.

Apa Saja Fungsi Asam Folat

Beberapa keuntungan yang diperoleh tubuh jika asam folat mencukupi antara lain:
  • Proses pembentukan sel-sel tubuh berjalan dengan baik
    Asam folat berkolaborasi dengan vitamin B12 dan vitamin C untuk membantu tubuh dalam memecah, menggunakan, sekaligus membentuk protein baru. Senyawa  protein ini akan membantu pembentukan sel darah merah dan memproduksi DNA, membangun fondasi dasar tubuh yang membawa informasi genetik seseorang.
  • Terhindar dari anemiaSalah satu fungsi asam folat adalah membentuk sel darah merah. Tanpa asam folat yang cukup, maka produksi sel darah merah akan selalu di bawah normal sehingga Anda mudah mengidap anemia.
  • Mencegah bayi lahir cacat
    Pembentukan saraf pusat sudah terjadi sejak awal janin tumbuh dalam kandungan. Asam folat sangat berperan dalam mencegah terjadinya kecacatan pada otak dan saraf, seperti anensefali atau spina bifida. Nutrisi ini juga berperan penting dalam pembentukan, perbaikan, dan fungsi DNA, yang akan memengaruhi pertumbuhan plasenta dan perkembangan janin.
Jadi ibu hamil membutuhkan lebih banyak asupan asam folat untuk menghindari bayi lahir dalam keadaan cacat.

Makanan Kaya Asam Folat

Penting sekali manfaat asam folat bagi tubuh kita, bukan? Beruntung, makanan yang mengandung asam folat tersedia dalam jumlah yang melimpah. Beberapa makanan kaya asam folat yang mudah didapatkan di sekitar kita antara lain:
  • Sayur-sayuran berwarna hijau, seperti bayam, brokoli, dan selada.
  • Kacang-kacangan, seperti kacang polong.
  • Buah-buahan, misalnya melon, pisang, dan lemon.
  • Makanan yang diperkaya folat, seperti roti, sereal, dan jus.

Bagaimana Mencukupi Asam Folat?

Kebutuhan akan asam folat sendiri bervariasi bagi tiap individu. Beberapa hal yang memengaruhi kebutuhan tubuh akan asam folat antara lain adalah usia dan jenis kelamin. Kondisi tertentu, seperti kehamilan, juga dapat memengaruhi tingkat kebutuhan asam folat bagi tubuh.
Umumnya konsumsi asam folat untuk pria maupun wanita yang disarankan adalah 400 mikrogram/hari untuk usia di atas 13 tahun. Sedangkan, untuk ibu hamil disarankan memenuhi 500 mikrogram/hari dari segala usia. Asam folat atau folat sebagai vitamin untuk bayi dibutuhkan dalam dosis 85-90 mikrogram per hari.
Apabila kebutuhan asam folat tidak bisa terpenuhi dari makanan, Anda bisa mengonsumsi suplemen asam folat. Konsumsi suplemen asam folat sebaiknya berdasarkan rekomendasi dokter. Hal ini untuk memastikan dosis vita.


Sumber : Alodokter

Obat Sakit Kepala Alami dan Penanganan Sederhana di Rumah

Obat Sakit Kepala Alami dan Penanganan Sederhana di Rumah - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Sakit kepala merupakan rasa nyeri atau sensasi berdenyut pada bagian kepala.  Jika Anda mengalami sakit kepala, obat sakit kepala alami mungkin bisa menjadi solusi alternatif selain obat bebas yang dijual di pasaran. 

Sakit kepala memang dapat mengganggu rutinitas yang dilakukan. Tak heran, banyak orang yang memilih untuk mengonsumsi obat pereda sakit kepala yang banyak dijual bebas seperti paracetamol, aspirin, dan ibuprofen.

Memanfaatkan Bahan-bahan Alami

Meski masih perlu diteliti lebih lanjut secara medis, sebagian orang merasa lebih aman jika mengonsumsi obat sakit kepala alami. Anda dapat memanfaatkan bahan-bahan alami berikut ini yang diyakini memiliki khasiat untuk meredakan sakit kepala:
  • JaheSalah satu manfaat jahe adalah sebagai obat sakit kepala alami. Sebuah penelitian mengungkap, bumbu dapur ini memiliki khasiat yang sebanding dengan sumatriptan, yakni salah satu jenis obat sakit kepala migrain.
  • KafeinKandungan kafein yang bisa didapatkan pada beragam jenis minuman seperti kopi atau teh, ternyata diyakini memiliki manfaat untuk membantu meringankan sakit kepala. Kafein sendiri sudah menjadi bahan tambahan dalam obat-obatan untuk meredakan sakit kepala. Meski demikian, perlu waspada terlalu banyak konsumsi kafein dan gejala putus zat kafein juga dapat menyebabkan sakit kepala.
  • Cuka sari apelMeski perlu penelitian lebih lanjut, cuka sari apel atau dikenal juga sebagai apple cider vinegar, diketahui memiliki kandungan kalium yang tinggi, sehingga mampu mencegah sakit kepala migrain. Untuk mendapatkan manfaat cuka apel dalam mengatasi sakit kepala, Anda bisa mengonsumsi campuran satu sendok makan cuka sari apel dengan 1 sendok teh madu ke dalam 250 ml air. Atau, Anda dapat menjadikan cuka sari apel sebagai kompres dingin di dahi.

Penanganan Sakit Kepala yang Sederhana

Selain menggunakan obat sakit kepala alami, Anda juga dapat meredakan sakit kepala secara alami dengan berbagai penanganan yang terbilang sederhana untuk dilakukan di rumah atau tempat aktivitas.
  • Mandi air hangatMandi air hangat dapat meringankan ketegangan otot sehingga dapat meredakan sakit kepala yang dialami. Saat mandi menggunakan air hangat, Anda juga bisa menuangkan beberapa tetes minyak lavender yang bersifat menenangkan. Selain itu, lavender juga dipercaya dapat membantu mengatur kadar hormon serotonin sehingga mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan.
  • PereganganJika merasa pusing saat sedang bekerja, luangkan waktu sebentar untuk melakukan peregangan. Sebab, peregangan mampu mengurangi rasa sakit kepala yang disebabkan oleh ketegangan otot. Gerakkan kepala Anda ke atas, ke bawah, dan ke samping. Atau, bisa pula mengangkat bahu Anda dan menggerakknya naik turun. Lakukan selama 5 detik, kemudian relaksasi. Lanjutkan selama 5 detik lagi. Ulangi gerakan tersebut 3- 5 kali, sebanyak dua kali dalam sehari.
  • PijatanSaat mengalami sakit kepala, cobalah beri pijatan lembut pada pelipis, leher, pungggung, bahu, atau kepala. Penelitian menunjukkan, pijatan lembut selama 30 menit dapat membantu meringankan gejala sakit kepala yang dirasakan. Apalagi, jika Anda meneteskan beberapa tetes minyak essensial ke dalam minyak yang digunakan untuk memijat.
Jika obat sakit kepala alami dan penanganan alami sakit kepala sudah dilakukan, tapi kondisi Anda tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasi ke dokter. Konsumsi obat bebas harus memerhatikan dosis dan aturan pakai dalam label kemasan atau sesuai rekomendasi dokter.


Sumber : Alodokter

Pilihan Vitamin Untuk Bayi Beserta Fungsinya

Pilihan Vitamin Untuk Bayi Beserta Fungsinya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Vitamin merupakan salah satu jenis nutrisi yang sangat penting bagi bayi. Ada banyak vitamin untuk bayi yang bisa diberikan kepada Si Kecil. Setiap jenis vitamin tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam menjaga kesehatan bayi dan mendukung tumbuh kembangnya. 

Di tahun pertamanya, bayi mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Pada 6 bulan pertama, bayi mendapatkan asupan gizi utamanya dari ASI.

Setelah berusia 6 bulan dan sudah bisa mengonsumsi makanan padat (MPASI), Si Kecil akan membutuhkan banyak nutrisi, yang salah satunya adalah berbagai macam vitamin untuk bayi. Fungsi vitamin ini tidak kalah penting dari asupan nutrisi lain, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan mineral.
Berbagai Jenis Vitamin untuk Mendukung Kesehatan dan Tumbuh Kembang Bayi
Untuk memastikan kondisi kesehatan dan tumbuh kembang bayi tetap baik, ia perlu mendapatkan beberapa asupan vitamin berikut ini:

1. Vitamin A

Vitamin A berguna untuk mendukung sistem kekebalan tubuh bayi serta menjaga kesehatan kulit, rambut, dan matanya. Bayi berusia 0-6 bulan membutuhkan sekitar 370 mikrogram (mcg) vitamin A per hari, sedangkan bayi berusia 6 bulan hingga anak usia 3 tahun membutuhkan sekitar 400 mcg vitamin A per hari.
Vitamin untuk bayi yang satu ini secara alami terkandung dalam beberapa jenis makanan, seperti wortel, ubi, kuning telur, bayam, brokoli, hati ayam, ikan, minyak ikan, dan hati sapi.

2.  Vitamin B1

Vitamin B1 (tiamin) membantu tubuh mengubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, serta fungsi sel-sel tubuh bayi, terutama sel saraf. Bayi membutuhkan sekitar 0,3 miligram (mg) vitamin B1 setiap hari.
Vitamin ini secara alami terdapat pada nasi, daging sapi, hati sapi, daging ayam, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Beberapa produk sereal atau makanan bayi juga sudah diperkaya dengan vitamin B1.

 3Vitamin B2

Vitamin B2 (riboflavin) membantu tubuh dalam menggunakan energi dan melindungi sel dari kerusakan. Vitamin ini juga baik untuk kesehatan mata, kulit, dan sistem saraf bayi.
Bayi disarankan mengonsumsi sekitar 0,3 mg vitamin B2 setiap hari. Beberapa jenis makanan yang mengandung banyak vitamin B2 adalah susu, daging sapi, telur, dan sayuran

 4Vitamin B3

Vitamin B3 (niacin) diperlukan tubuh untuk mengubah protein dan lemak menjadi energi. Vitamin ini juga baik untuk kesehatan kulit dan sistem saraf. Bayi membutuhkan sekitar 2-4 mg asupan vitamin B3 setiap harinya.
Daging atau hati ayam, ikan, jamur, alpukat, kentang, dan kacang polong adalah sumber asupan vitamin B3 yang bisa ditambahkan dalam menu MPASI Si Kecil.

5. Vitamin B6

Vitamin B6 atau pyridoxine berperan dalam menjaga kesehatan otak dan sistem kekebalan tubuh. Bayi membutuhkan sekitar 0,1-0,3 mg vitamin B6 setiap harinya. Vitamin ini secara alami terdapat pada daging ayam, ikan, sayuran, buah, kacang, dan susu.

6. Vitamin B9

Folat atau vitamin B9 merupakan salah satu jenis vitamin yang sangat penting bagi kesehatan bayi. Asupan folat yang cukup sejak dalam kandungan dapat mengurangi risiko bayi terlahir cacat. Setelah bayi lahir, vitamin untuk bayi yang satu ini berperan penting dalam membentuk sel darah merah dan sistem kekebalan tubuh bayi, serta mencegah anemia.
Bayi membutuhkan asupan folat sebanyak 65-80 mcg setiap harinya. Vitamin ini bisa didapatkan dari bayam, brokoli, kacang-kacangan, jagung, alpukat, dan telur. Beberapa jenis susu dan sereal bayi juga sudah diperkaya dengan asam folat.

7. Vitamin B12

Vitamin B12 atau cobalamine berfungsi untuk mempertahankan sel-sel saraf dan darah agar tetap sehat, serta membuat DNA yang merupakan materi genetik di setiap sel. Bayi membutuhkan 0,4-0,5 mikrogram vitamin B12 setiap harinya. Asupan vitamin B12 bisa didapatkan dengan mengonsumsi telur, daging sapi, keju, susu, dan ikan.

8. Vitamin C

Vitamin C melindungi tubuh terhadap infeksi, membantu tubuh menyerap zat besi, membangun tulang dan otot, serta membantu menyembuhkan luka. Bayi membutuhkan asupan vitamin C sebanyak 40-50 mg per hari.
Vitamin ini secara alami terdapat dalam buah dan sayuran, seperti jeruk, pepaya, stroberi, kiwi, mangga, jambu biji, kembang kol, kentang, dan brokoli.

9. Vitamin D

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dari makanan serta memperkuat tulang dan gigi. Rekomendasi dosis vitamin D yang perlu dicukupi bayi setiap harinya adalah sekitar 5 mcg.
Vitamin D bisa diperoleh melalui berjemur di bawah sinar matahari pagi dan mengonsumsi makanan kaya vitamin D, seperti daging atau hati sapi, kuning telur, ikan, susu kedelai, dan sereal atau jus yang difortifikasi vitamin D.

 10. Vitamin E

Vitamin E bertugas melindungi sel dari kerusakan, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta baik untuk kesehatan kulit dan mata. Bayi membutuhkan sekitar 4-5 mg vitamin E setiap harinya. Buah alpukat, mangga, kiwi, dan sayuran, seperti bayam dan brokoli, adalah sumber vitamin E yang baik untuk dikonsumsi Si Kecil.

11. Vitamin K

Vitamin K membantu proses pembekuan darah dan mempercepat proses penyembuhan luka. Bayi memerlukan sekitar 5-10 mcg vitamin K setiap harinya. Vitamin untuk bayi yang satu ini bisa ditemukan pada bayam, brokoli, kembang kol, kol, ikan, hati, daging, dan telur.
Kebutuhan vitamin untuk bayi umumnya sudah bisa terpenuhi jika ia mendapatkan MPASI yang bergizi dan beraneka ragam. Namun jika diperlukan, Bunda juga bisa memberikan suplemen vitamin kepada Si Kecil. Namun, Bunda perlu berkonsultasi dulu dengan dokter anak, agar jenis dan dosis suplemen yang diberikan sesuai dengan kebutuhan Si Kecil.



Sumber : Alodokter

Minyak Nabati untuk Kesehatan, Baik atau Buruk?

Minyak Nabati untuk Kesehatan, Baik atau Buruk? - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Minyak nabati atau minyak sayur dituding mengandung kadar kolesterol yang tinggi dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung dan stroke. Namun, apakah klaim tersebut benar? 

Bagi masyarakat Indonesia, minyak merupakan bahan yang penting dalam memasak. Beragam jenis makanan, mulai dari telur dadar, sosis, sampai nasi goreng, dimasak menggunakan minyak goreng. Dari bermacam-macam jenis minyak goreng yang tersedia di pasaran, minyak nabati adalah minyak yang paling sering dipilih.

Minyak nabati merupakan minyak yang terbuat dari ekstrak tumbuhan atau sayuran, seperti kelapa, kelapa sawit, jagung, kacang, hingga buah zaitun.
Meski ada beberapa jenis minyak nabati yang dianggap sehat, tidak sedikit orang yang menganggap bahwa penggunaan minyak nabati, seperti minyak kelapa sawit, dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.

Fakta di Balik Minyak Nabati

Banyak yang percaya bahwa minyak nabati, khususnya minyak kelapa sawit, mengandung kolesterol dalam jumlah tinggi. Sering menggunakan minyak ini untuk memasak dipercaya dapat meningkatkan risiko terjadinya stroke, tekanan darah tinggi, diabetes, dan penyakit jantung. Padahal, ini salah.
Memang benar bahwa mengonsumsi terlalu banyak kolesterol akan meningkatkan risiko munculnya sejumlah penyakit di atas. Akan tetapi, kolesterol bukanlah zat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau produk olahannya. Kolesterol hanya terkandung dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti daging berlemak, jeroan, telur, dan keju.
Jadi, ketika Anda mengonsumsi daging yang dimasak dengan minyak nabati, kolesterol yang Anda peroleh sebagian besar tidak berasal dari minyak nabati yang digunakan, melainkan dari lemak daging.
Minyak nabati yang diklaim tidak sehat, khususnya minyak kelapa sawit, memang mengandung lemak jenuh yang cukup tinggi, sehingga diklaim dapat meningkatkan produksi kolesterol jahat (LDL) di organ hati. Namun, peningkatan kolesterol tersebut tidak akan signifikan jika tidak dibarengi dengan konsumsi makanan hewani berkolesterol tinggi.
Berbagai penelitian yang dilakukan sejauh ini pun belum dapat memastikan kaitan langsung antara konsumsi minyak kelapa sawit semata dengan peningkatan kadar kolesterol jahat (LDL) di dalam darah.

Pilihan Jenis Minyak Nabati yang Lebih Sehat

Tidak semua minyak nabati perlu dijauhi. Beberapa jenis minyak nabati justru mengandung lemak tak jenuh yang sehat bagi tubuh. Asupan lemak tak jenuh dalam jumlah yang cukup dapat membantu pertumbuhan sel-sel tubuh, menjaga berat badan tetap ideal, meningkatkan sensitivitas insulin, hingga mengurangi risiko stroke dan penyakit jantung.
Berikut ini adalah jenis-jenis minyak nabati yang baik bagi kesehatan:

Minyak zaitun

Minyak zaitun memiliki kandungan lemak tak jenuh dan antioksidan yang cukup tinggi. Sekitar 70% lemak dalam minyak zaitun merupakan lemak tak jenuh. Salah satu jenis lemak sehat yang terdapat pada minyak zaitun adalah asam lemak omega-3. Bukan hanya itu, minyak zaitun juga mengandung vitamin E dan vitamin K.

Minyak kanola

Minyak kanola bisa dibilang merupakan jenis minyak nabati yang paling sedikit mengandung lemak jenuh. Hanya dengan menggunakan 1 sendok makan minyak kanola untuk memasak, Anda sudah mendapatkan 125 kalori dan sekitar 12% vitamin E dan vitamin K yang dibutuhkan sehari-hari.
Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa konsumsi minyak kanola dapat menurunkan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

Minyak jagung

Minyak nabati lainnya yang baik digunakan adalah minyak jagung. Sama seperti minyak zaitun, minyak jagung juga diperkaya cukup banyak lemak tidak jenuh dan vitamin E. Dalam satu sendok makan minyak jagung terkandung sekitar 120 kalori.
Berdasarkan suatu studi, konsumsi minyak jagung diketahui memilik efek baik, di mana minyak nabati jenis ini terlihat dapat mengurangi risiko kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.
Meski minyak-minyak nabati di atas lebih bersahabat bagi kesehatan, bukan berarti penggunaannya bisa sembarangan. Sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter gizi untuk menentukan jenis dan jumlah aman menggunakan minyak nabati tersebut.
Selain itu, sertakan juga dengan menerapkan gaya hidup sehat yang meliputi konsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan tidak merokok.



Sumber : Alodokter

Pemahaman Seputar Indeks Massa Tubuh

Pemahaman Seputar Indeks Massa Tubuh - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu cara untuk mengetahui rentang berat badan ideal Anda dan memprediksi seberapa besar risiko gangguan kesehatan Anda. Metode ini digunakan untuk menentukan berat badan yang sehat berdasarkan berat dan tinggi badan.
Angka indeks massa tubuh atau dalam bahasa Inggris Body Mass Index (BMI) digunakan untuk menunjukkan kategori berat badan seseorang apakah sudah proporsional atau belum. Melalui IMT, seseorang akan tahu apakah berat badannya termasuk kategori normal, kelebihan, atau justru kekurangan.
Indeks massa tubuh didapat dengan membagi berat badan seseorang dalam satuan kilogram dengan tinggi mereka dalam meter kuadrat. Bagi sebagian orang, nilai indeks massa tubuh kemungkinan tidak akurat. Mereka yang sedang hamil, binaragawan, atau atlet dengan tingkat aktivitas tinggi adalah golongan dengan nilai IMT yang tidak mencerminkan kesehatan saat itu. Artinya, meski nilai IMT mereka di atas normal, bukan berarti mereka memiliki lemak berlebihan.
Penggolongan Berat Badan Berdasarkan IMT
Perhitungan IMT dibagi menjadi empat kategori:
  • Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya sama dengan atau di atas 30.
  • Saat IMT seseorang menyentuh angka 25-29,9, maka dia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
  • IMT normal atau berat badan ideal berada di kisaran 18,5-24,9.
  • Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut memiliki berat badan di bawah normal.
Sedangkan untuk populasi Asia, termasuk Indonesia, pengelompokan IMT adalah sebagai berikut:
  • Seseorang mengalami obesitas jika IMT-nya berada di atas 25.
  • Saat IMT seseorang menyentuh angka 23-24,9, maka dia dikategorikan mengalami kelebihan berat badan.
  • IMT normal berada di kisaran 18,5-22,9.
  • Jika seseorang memiliki IMT di bawah angka 18,5, maka orang tersebut memiliki berat badan di bawah normal.
Sayangnya, angka-angka di atas kurang akurat jika diterapkan kepada penderita gangguan makan, seperti anoreksia nervosa. Angka indeks massa tubuh juga tidak mewakili mereka yang mengalami obesitas tingkat ekstrem.
Jangan Terlalu Mengandalkan Indeks Massa Tubuh
IMT memang bisa dijadikan patokan agar seseorang waspada terhadap berat badan yang tidak normal. Namun, bergantung secara berlebihan pada angka tersebut juga tidaklah bijaksana. Salah satu kelemahan perhitungan IMT adalah hasil IMT bersifat umum karena tidak memperhitungkan faktor-faktor lain, seperti tipe bentuk tubuh, usia, dan tingkat aktivitas seseorang.
  • Jika ada dua individu memiliki indeks massa tubuh yang sama, namun berbeda jenis kelamin dan usia, maka hal tersebut perlu juga diperhitungkan.
  • Dari mana asal berat badan seseorang juga bisa menjadi perhitungan indeks massa tubuh menjadi tidak akurat, misalnya saja para atlet atau binaragawan. Kedua kelompok ini kemungkinan memiliki berat badan yang lebih tinggi karena memiliki tubuh atletis. Berat badan berasal dari massa otot, bukan lemak tubuh.
  • Berdasarkan usia misalnya, orang dewasa cenderung memiliki lebih banyak lemak tubuh dibandingkan anak-anak. Sementara terhadap jenis kelamin, kaum hawa secara alami memiliki lemak tubuh yang lebih banyak daripada pria.
  • Demikian juga dengan aktivitas dan bentuk tubuh seseorang. Meski memiliki indeks massa tubuh yang normal, orang-orang yang kurang bergerak kemungkinan memiliki lemak tubuh lebih banyak. Mereka yang memiliki lebih banyak lemak di perut, dinilai lebih rentan mendapat gangguan kesehatan.
    Lemak yang mengendap di perut dan pinggang terkait dengan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Sedangkan mereka yang memiliki timbunan lemak di pinggul dan paha dianggap lebih aman dari ancaman penyakit-penyakit tersebut.
  • Hal yang patut diperhatikan namun luput dari perhitungan IMT adalah etnis seseorang. Masing-masing etnis dihadapkan kepada ancaman kesehatan tersendiri. Bagi orang Asia, IMT 27 atau lebih tinggi sudah termasuk obesitas. Padahal, kategori obesitas secara umum berada pada kisaran IMT lebih dari 30.
  • Penyakit atau kondisi medis tertentu, seperti malnutrisi atau asites, juga dapat menyebabkan perhitungan BMI menjadi tidak akurat. Hal ini karena terjadinya penambahan berat badan akibat timbunan cairan tubuh.
Pentingnya Menjaga Berat Badan
Terlepas dari segala kekurangannya, perhitungan IMT baik diketahui terutama sebagai pengingat untuk menjaga berat badan. Dengan memiliki berat badan yang normal, keuntungan berikut bisa didapatkan.
  • Dapat melakukan aktivitas lebih banyak karena stamina lebih tinggi.
  • Meminimalkan seseorang dari risiko terkena nyeri sendi dan nyeri otot.
  • Memiliki pola dan kualitas tidur yang lebih baik.
  • Kinerja jantung akan lebih ringan.
  • Peredaran darah dan metabolisme juga akan lebih baik.
  • Mengurangi risiko terkena penyakit jantung dan kanker tertentu.
  • Mengurangi kolesterol, trigliserida, glukosa darah, dan menurunkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Mengingat banyaknya keuntungan memiliki berat badan ideal, pengetahuan mengenai indeks massa tubuh masih layak untuk dipertahankan terutama sebagai kontrol diri. Pastikan pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur menjadi kebiasaan Anda sehari-hari. Jika mengalami masalah berat badan dan sulit mengatur atau mencapai berat badan ideal, Anda dapat berkonsultasi ke dokter untuk mendapat langkah penanganan lebih lanjut.



Sumber : Alodokter

Waspada Air Ketuban Terinfeksi Bakteri

Waspada Air Ketuban Terinfeksi Bakteri - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Air ketuban terinfeksi adalah kondisi serius yang dapat menimbulkan dampak buruk, baik pada janin maupun ibu hamil sendiri. Untuk mewaspadai kondisi ini, ibu hamil perlu mengetahui penyebabnya serta mengenali gejala yang muncul akibat air ketuban terinfeksi.

Korioamnionitis merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut infeksi pada air ketuban dan ari-ari (plasenta) selama masa kehamilan. Infeksi ini dapat terjadi pada 2-4% kehamilan.

Penyebab Air Ketuban Terinfeksi

Infeksi pada air ketuban terjadi ketika bakteri yang ada di vagina, seperti E. coli dan Streptococcus, masuk ke rahim. Hal ini lebih rentan terjadi jika:
  • Ketuban pecah dini yang terjadi jauh sebelum persalinan tiba.
  • Durasi persalinan lama.
  • Infeksi vagina, infeksi saluran kemih, atau infeksi menular seksual pada ibu hamil.
  • Suntik bius epidural selama persalinan.
  • Pemeriksaan vagina yang terlalu sering saat persalinan.
Selain itu, ibu hamil juga lebih berisiko terkena infeksi air ketuban jika berusia di bawah 21 tahun saat hamil, hamil untuk pertama kali, atau memiliki kebiasaan yang tidak sehat saat hamil, seperti sering mengonsumsi alkohol dan merokok.

Tanda dan Gejala Air Ketuban Terinfeksi

Infeksi air ketuban yang terjadi sejak kehamilan atau pada saat persalinan dapat menunjukkan beberapa tanda dan gejala berikut ini:
  • Demam pada ibu hamil.
  • Detak jantung ibu hamil atau janin meningkat.
  • Rahim terasa nyeri.
  • Air ketuban berbau busuk.
  • Air ketuban berwarna kekuningan atau kehijauan, dan kental seperti bernanah.
Untuk menentukan apakah air ketuban terinfeksi, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter yang meliputi pemeriksaan fisik dan penunjang, seperti tes darah, kultur cairan ketuban, dan analisis cairan ketuban.
Jika hasil pemeriksaan air ketuban menunjukkan adanya kuman atau peningkatan jumlah sel darah putih, maka hal ini bisa mengindikasikan terjadinya infeksi pada air ketuban.

Komplikasi Air Ketuban Terinfeksi

Air ketuban terinfeksi merupakan kondisi darurat medis selama kehamilan dan bersalin. Infeksi ini bisa menyebabkan komplikasi serius pada ibu hamil dan bayi.
Pada ibu hamil, infeksi air ketuban dapat menimbulkan komplikasi berupa:
  • Bakteremia, yaitu infeksi bakteri dalam aliran darah. Komplikasi ini terjadi pada 3-12% ibu hamil yang menderita air ketuban terinfeksi. Jika tidak diobati, bakteremia bisa menyebabkan sepsis atau infeksi darah.
  • Endometritis atau infeksi rahim.
  • Harus melahirkan dengan operasi caesar.
  • Dibutuhkan operasi pengangkatan rahim.
  • Perdarahan yang banyak saat melahirkan.
  • Emboli (sumbatan pembuluh darah) akibat gumpalan darah di paru-paru dan panggul.
  • Waktu pemulihan pascapersalinan yang lebih lama.
Kondisi-kondisi di atas bisa meningkatkan risiko kematian ibu selama atau setelah bersalin.
Sedangkan pada bayi, air ketuban terinfeksi dapat mengakibatkan:
  • Kelahiran prematur.
  • Bakteremia atau sepsis. Risiko bayi untuk terkena kondisi ini akan semakin tinggi jika ia terlahir prematur.
  • Gangguan pernapasan, seperti gagal napas dan pneumonia.
  • Meningitis atau infeksi pada selaput otak dan sumsum tulang belakang.
  • Kecacatan.
  • Kematian.
Berbagai komplikasi tersebut dapat dihindari jika infeksi air ketuban terdiagnosis sejak dini dan diobati secepat mungkin. Untuk mengatasi infeksi bakteri pada air ketuban, dokter akan memberikan antibiotik.
Jika infeksi air ketuban terdeteksi menjelang waktu persalinan, dokter juga mungkin akan menyarankan ibu hamil untuk melahirkan bayi lebih awal.
Agar air ketuban terinfeksi tidak terjadi, baik selama mengandung maupun setelah mendekati waktu persalinan, ibu hamil perlu rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan.


Sumber : Alodokter