BREAKING NEWS
latest
Showing posts with label Keluarga. Show all posts
Showing posts with label Keluarga. Show all posts

Bayi Terlilit Tali Pusar. Apakah Berbahaya?

Bayi Terlilit Tali Pusar. Apakah Berbahaya? - Alodokter



Sahadewi.Co.Id - Salah satu komplikasi yang sering terjadi saat persalinan adalah bayi terlilit tali pusar. Hal ini tak jarang menimbulkan kekhawatiran pada ibu hamil. Namun, apakah kondisi tersebut berbahaya?

Tali pusar membentang dari pusar di perut janin hingga ke plasenta. Selama di dalam kandungan, tali pusar menjadi penghubung antara janin dengan ibu untuk membawa pasokan oksigen dan nutrisi dari plasenta ke aliran darah bayi. Tali pusar juga berfungsi untuk membawa darah kotor dari tubuh bayi kembali ke plasenta.
Lilitan tali pusar terjadi ketika tali pusar melilit leher janin sampai 360 derajat. Penyebab utamanya adalah karena janin terlalu aktif bergerak atau ukuran bayi yang bertambah besar. Oleh karena itu, lilitan tali pusar cenderung terjadi pada usia kehamilan yang lebih tua.

Beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko bayi mengalami kondisi tersebut adalah kehamilan kembar, cairan ketuban yang berlebihan, tali pusar yang terlalu panjang, atau kondisi tali pusar yang kurang baik.

Perbedaan Lilitan yang Membahayakan dan Tidak

Bumil mungkin khawatir jika janin terlilit oleh tali pusarnya sendiri. Pada beberapa kondisi, janin yang terlilit tali pusar bisa memiliki dampak buruk, namun terkadang ada bayi yang terlilit tali pusar tetapi kondisinya normal. Berikut ini adalah perbedaan lilitan tali pusar pada bayi yang berbahaya dan yang tidak:

Lilitan yang mungkin bisa berdampak buruk pada janin

Kondisi bayi terlilit tali pusar yang berbahaya adalah jika lilitan pada lehernya terlalu kencang. Terlebih jika terdapat lebih dari satu lilitan yang melingkari lehernya, sehingga ia menjadi kurang aktif bergerak. Kondisi ini bisa menyebabkan janin meninggal dalam kandungan.
Kondisi lain yang berdampak buruk adalah jika lilitan tersebut membuat denyut jantung janin menjadi lambat seketika. Hal ini terjadi karena tali pusar dapat meregang dan tertekan saat proses melahirkan, sehingga menurunkan aliran darah yang menuju atau dibawa keluar dari tubuh bayi.
Lilitan tali pusat yang disertai masalah lain, misalnya janin menelan mekonium atau tinja pertamanya, juga merupakan kondisi yang berbahaya. Menghirup mekonium bisa membuat janin sulit bernapas karena saluran pernapasannya tersumbat dan teriritasi oleh kotoran.
Jika lilitan tali pusar yang berbahaya ini terjadi, maka bayi bisa mengalami gawat janin. Dalam keadaan ini, dokter perlu memantau kondisi bayi di dalam kandungan. Jika tidak terdapat perbaikan, maka dokter akan mengeluarkan bayi secepatnya melalui operasi caesar.

Lilitan yang tidak membahayakan janin

Menjelang persalinan, mungkin ibu hamil tidak sadar bahwa tali pusar telah melilit leher bayi. Namun, jangan dulu khawatir. Kebanyakan bayi dapat melalui tahapan ini dengan lancar dan persalinan dapat berjalan dengan normal.
Tanda-tanda lilitan tali pusat yang tidak berbahaya adalah jika bayi masih aktif bergerak dan detak jantungnya normal. Bila seperti ini, bayi yang terlilit tali pusat dapat lahir dengan sehat dan memiliki nilai Apgar yang baik.
Pada kebanyakan kasus, tali pusar yang melilit leher janin masih longgar dan tidak berbahaya, sehingga dokter dapat dengan mudah melepas lilitan tali pusar saat persalinan.
Lilitan tali pusar hanya bisa dideteksi dengan USG kehamilan atau saat bayi dilahirkan. Jika bayi diketahui terlilit tali pusar selama masa kehamilan, Bunda tidak perlu panik. Tali pusar mungkin akan terlepas sendirinya sebelum persalinan. Itulah sebabnya, pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan perlu dilakukan.
Jika bayi terlilit tali pusar, dokter akan melakukan pemantauan secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi bayi di dalam kandungan, dan menentukan apakah bayi perlu segera dilahirkan atau tidak.



Sumber : Alodokter

Cara Tepat Menggunakan Nebulizer pada Anak

Cara Tepat Menggunakan Nebulizer pada Anak - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Anak-anak yang memiliki gangguan pernapasan tertentu sering kali akan membutuhkan obat-obatan hirup. Salah satu cara untuk memberikan obat hirup ini adalah dengan menggunakan nebulizer. Agar obat-obatan tersebut dapat bekerja dengan baik, ketahui dulu cara menggunakan nebulizer pada anak dengan benar.

Nebulizer merupakan alat yang berfungsi untuk mengubah cairan obat menjadi uap agar dapat dihirup dengan mudah dan nyaman. Obat yang sudah diubah menjadi uap tersebut akan lebih mudah masuk dan terserap melalui saluran pernapasan dan paru-paru.

Beberapa jenis obat yang sering diberikan melalui nebulizer adalah bronkodilator untuk melebarkan jalan napas, kortikosteroid untuk meredakan peradangan, dan obat pengencer dahak. Pemberian obat-obatan melalui nebulizer bermanfaat untuk mengobati pembengkakan saluran pernapasan, sesak napas, batuk, dan mengi yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu, seperti asma, emfisema, bronkitis, dan pneumonia.
Nebulizer terdiri dari kompresor udara, wadah kecil untuk menampung obat cair, selang yang menghubungkan kompresor udara ke wadah obat, dan masker yang akan digunakan untuk menghirup uap. Untuk anak-anak dan bayi, gunakan masker yang sesuai dengan usianya.

Panduan Penggunaan Nebulizer pada Anak

Pemberian obat-obatan hirup melalui nebulizer sering kali sulit dilakukan pada anak-anak atau bayi. Hal ini karena mereka bisa merasa risih dengan bunyi mesin atau uap yang dihasilkan nebulizer.
Agar obat-obatan hirup dapat bekerja dengan maksimal saat menggunakan nebulizer pada anak, ikutilah beberapa langkah berikut ini:
  1. Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh nebulizer dan obat-obatan.
  2. Pastikan selang yang menghubungkan kompresor dan masker dalam keadaan bersih. Jika kotor, bersihkan dengan air lalu lap hingga kering.
  3. Letakkan nebulizer pada permukaan yang rata. Jika anak takut saat mendengar suara yang ditimbulkan alat nebulizer, Anda bisa menaruh alat ini di atas handuk.
  4. Sebelum menuangkan obat ke dalam wadah, baca aturan pakai yang terdapat di kotak obat dengan cermat.
  5. Sambungkan selang yang menghubungkan kompresor udara ke wadah obat.
  6. Pangku anak, lalu pasang masker di wajahnya.
  7. Lekatkan tali pengait di belakang telinga anak untuk mengamankan posisi masker. Namun jika anak tidak nyaman dengan tali tersebut, Anda bisa memegang masker langsung di wajahnya. Pastikan masker menutupi hidung dan mulut anak.
  8. Nyalakan mesin nebulizer. Pastikan kompresor udara mengeluarkan uap dengan baik dan tidak ada uap yang bocor ke luar.
  9. Biarkan anak menghirup uap dari nebulizer hingga uap tersebut habis. Biasanya uap tersebut akan habis dalam waktu sekitar 5-15 menit.
  10. Setelah pemakaian, bersihkan kompresor udara, tabung, dan wadah obat agar tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri dan jamur. Rendam tabung dan wadah obat pada air hangat selama 5 menit, keringkan, lalu simpan di tempat yang aman dan bersih.
Untuk membantu menenangkan Si Kecil saat menggunakan nebulizer, coba sediakan tontonan yang bisa mengalihkan perhatiannya, seperti film kartun di televisi.
Jika Si Kecil mengeluh pusing atau terlihat gelisah saat pemberian obat dengan nebulizer dilakukan, hentikan dulu terapi selama 5 menit. Setelah itu, lanjutkan dan minta Si Kecil untuk bernapas secara perlahan. Apabila dia tetap merasa pusing dan terlihat gelisah, segera hentikan penggunaan nebulizer dan temui dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Penggunaan nebulizer merupakan cara yang aman dan efektif untuk memberikan obat-obatan hirup pada anak yang memiliki penyakit pernapasan di rumah. Namun, tidak semua anak memiliki reaksi yang sama setelah pemberian obat hirup melalui nebulizer.
Oleh karena itu, jika setelah menggunakan nebulizer pada anak namun kondisinya tak kunjung membaik, disarankan untuk berkonsultasi kembali ke dokter.



Sumber : Alodokter

Penting Diketahui, Ibu Hamil Sebaiknya Batasi Konsumsi Hati Ayam

Penting Diketahui, Ibu Hamil Sebaiknya Batasi Konsumsi Hati Ayam - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Mengonsumsi hati ayam satu atau dua kali sebulan tidak berbahaya bagi ibu hamil. Tetapi jenis makanan ini sebaiknya tidak dikonsumsi setiap hari karena berisiko menyebabkan gangguan pada janin.  

Hati ayam sebenarnya merupakan makanan yang kaya protein, mineral dan vitamin, termasuk vitamin A.  Vitamin ini termasuk jenis vitamin larut dalam lemak dan disimpan dalam hati. Tidak hanya selama masa kehamilan, vitamin A penting untuk membantu penyembuhan jaringan pascapersalinan serta mencegah infeksi.

Kandungan Retinol pada Hati Ayam

Konsumsi hati ayam sebaiknya dibatasi karena mengandung retinol, yaitu salah satu jenis vitamin A, dalam kadar tinggi. Retinol dalam kadar tinggi ini dapat menumpuk dalam tubuh dan dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi dalam kandungan.
Hati ayam memiliki kandungan retinol yang tinggi, berbeda dengan sayur-sayuran dan buah-buahan yang juga mengandung vitamin A namun dalam jumlah yang jauh lebih sedikit. Oleh karenanya, mengonsumsi sayur dan buah sebagai sumber vitamin A dianggap aman tanpa adanya batasan tertentu.
Waspada juga produk yang terbuat dari hati ayam seperti sosis, umumnya tinggi kandungan retinol.

Perhatikan Konsumsi Suplemen

Selain membatasi konsumsi hati ayam, sebaiknya ibu hamil juga waspada terhadap konsumsi suplemen multivitamin dan minyak hati ikan yang tinggi kandungan vitamin A, misalnya cod liver oil.
Wanita yang berusia 19 tahun ke atas, terlepas dari apakah sedang hamil atau tidak, dianjurkan untuk tidak mengonsumsi vitamin A lebih dari 10.000 IU per hari.
Meski demikian, bukan berarti ibu hamil harus benar-benar menghindari vitamin A. Vitamin ini tetap dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh bayi, juga kesehatan mata dan kulit. Ibu hamil bisa memperoleh asupan vitamin A dari sayuran dan buah-buahan.
Misalnya, brokoli dan wortel yang banyak mengandung beta karotene yang penting untuk perkembangan sistem pernapasan, saraf dan organ tubuh bayi. Contoh lain sumber vitamin A yang aman untuk ibu hamil adalah bayam, sayur kale, ubi, labu, sereal yang diperkaya vitamin A, mangga, dan susu tanpa lemak.
Ibu hamil juga dapat tetap memenuhi kebutuhan vitamin ini dengan menyertakan keju, minyak ikan, telur, dan mentega yang juga mengandung retinol dalam kadar rendah dalam menu harian Anda.
Bagi ibu hamil, sebaiknya batasi konsumsi hati ayam sebanyak 1-2 porsi per bulan, untuk menghindari kelebihan vitamin A yang berbahaya bagi bayi dalam kandungan. Berkonsultasilah lebih lanjut dengan dokter mengenai pilihan makanan sumber vitamin A yang disarankan.



Sumber : Alodokter

Persiapan Kehamilan Setelah Melahirkan Caesar

Persiapan Kehamilan Setelah Melahirkan Caesar - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Setelah Bunda berjuang melewati persalinan dan pemulihan pasca operasi caesar, selanjutnya timbul pertanyaan: kapan boleh hamil lagi dan apakah harus kembali bersalin dengan cara operasi caesar? Artikel ini menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu Bunda ketahui mengenai kehamilan setelah melahirkan caesar.

Kapan waktu terbaik untuk hamil kembali setelah operasi caesar? Secara umum, baik perempuan yang melahirkan normal maupun dengan operasi caesar dianjurkan untuk menunggu minimal 18 bulan dan tidak lebih dari 5 tahun setelah bersalin untuk menghindari risiko terjadinya masalah pada kehamilan selanjutnya.

Bunda bisa menggunakan berbagai macam tipe kontrasepsi untuk menunda kehamilan, seperti pil KB, suntik KB, KB implan, dan KB spiral atau IUD (intrauterine device).

Hal-Hal yang Perlu Dilakukan selama Menunda Kehamilan

Selama menunda kehamilan, Bunda tentunya perlu mempersiapkan kesehatan tubuh untuk kehamilan selanjutnya dengan menjalani pola hidup sehat. Contoh hal yang bisa Bunda lakukan adalah:

1. Menjaga berat badan ideal

Setelah melahirkan, Bunda dianjurkan untuk mengurangi berat badan hingga mencapai indeks massa tubuh (IMT) ideal dalam waktu 6-12 bulan setelah bersalin. Caranya adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan rutin berolahraga.

2. Mencukupi asupan asam folat

Bunda juga disarankan untuk mengonsumsi asam folat sebanyak 400 mikrogram setiap hari, setidaknya sejak 1 bulan sebelum merencanakan untuk hamil kembali. Konsumsi asam folat terus dilanjutkan selama kehamilan. Asam folat memiliki manfaat mencegah cacat lahir pada otak, saraf, dan tulang belakang bayi.

3. Menghentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol

Ibu yang memiliki kebiasan merokok maupun menggunakan alat-alat yang mengandung nikotin, seperti nicotine patch atau vape, perlu segera menghentikan kebiasaan tersebut untuk mengurangi risiko terjadinya masalah di kehamilan selanjutnya. Selain merokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol juga perlu dihentikan.
Jika Bunda merasa sulit berhenti merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol, cobalah untuk berkonsultasi ke dokter.

4. Rutin memeriksakan kondisi kesehatan

Jika memiliki penyakit kronis, Bunda sangat disarankan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, patuh mengonsumsi obat, dan menjaga pola hidup sehat selama menunda kehamilan. Penyakit-penyakit kronis yang perlu diperiksakan antara lain:
  • Penyakit menular seksual, seperti hepatitis B dan HIV.
  • Penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
  • Hipertensi dan penyakit jantung.
  • Diabetes mellitus.
  • Gangguan tiroid.
  • Epilepsi.
  • Penyakit ginjal.
  • Sindrom antifosfolipid.
  • Gangguan psikologis, seperti depresi pascamelahirkan.
Jika Bunda mengalami gangguan selama kehamilan sebelumnya, seperti diabetes gestasional (diabetes yang terjadi pada saat hamil) dan preeklamsia, atau jika Bunda mengalami komplikasi setelah operasi caesar, sebaiknya lakukanlah pemeriksaan rutin ke dokter kandungan.

Pilihan Metode Persalinan untuk Kehamilan Selanjutnya

Ibu hamil yang pernah melahirkan melalui operasi caesar umumnya disarankan untuk melahirkan dengan metode yang sama pada kehamilan selanjutnya. Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan ibu hamil melahirkan dengan operasi caesar, di antaranya adalah:
  • Panggul sempit atau ukuran janin terlalu besar untuk melewati panggul.
  • Infeksi pada plasenta dan janin (chorioamnionitis).
  • Eklamsia dan sindrom HELLP.
  • Kondisi gawat janin yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada janin.
  • Tali pusat menumbung, yaitu tali pusat bayi berada di antara kepala janin dan vagina sehingga dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen.
  • Luka operasi caesar sebelumnya berupa luka operasi caesar klasik (sayatan vertikal).
  • Plasenta previa atau plasenta menutupi jalan lahir bayi, sehingga bayi tidak dapat dilahirkan secara normal.
  • Posisi bayi sungsang atau melintang.
  • Rahim robek.
Selain itu, ibu hamil yang sebelumnya menjalani operasi caesar berisiko mengalami plasenta akreta, yaitu tertanamnya plasenta ke dalam lapisan otot rahim (miometrium). Itulah sebabnya, dokter akan menganjurkan operasi caesar kembali pada kehamilan selanjutnya, untuk menghindari pendarahan yang banyak selama persalinan.

Persalinan Normal setelah Operasi Caesar

Ibu yang sebelumnya melahirkan dengan operasi caesar bisa saja melahirkan normal di kehamilan selanjutnya. Hal ini disebut juga vaginal birth after caesarean (VBAC). VBAC bisa dilakukan dengan syarat:
  • Bunda tidak memiliki 2 bekas sayatan luka operasi melintang.
  • Tidak ada bekas luka atau kelainan pada rahim.
  • Tidak pernah mengalami robekan rahim.
  • Persalinan normal selanjutnya dilakukan di rumah sakit yang siap melakukan operasi caesar darurat jika diperlukan.
Dibandingkan persalinan melalui metode operasi caesar berulang, VBAC memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
  • Risiko bayi mengalami masalah pernapasan lebih kecil.
  • Peluang untuk inisiasi menyusui dini (IMD) dan keberhasilan menyusui lebih besar.
  • Pemulihan setelah melahirkan lebih cepat dan nyeri lebih ringan, sehingga masa rawat inap lebih singkat.
  • Produksi hormon oksitosin atau hormon ‘kasih sayang’ lebih tinggi, sehingga ikatan antara ibu dan bayi bisa terjalin lebih erat.
  • Risiko komplikasi persalinan, seperti infeksi, pendarahan, atau sumbatan akibat bekuan darah (tromboemboli), lebih rendah.
  • Tidak berisiko mengalami komplikasi akibat operasi dan pembiusan.
  • Risiko pada persalinan selanjutnya, seperti gangguan plasenta, kehamilan ektopik, dan kelahiran mati, lebih rendah dibandingkan operasi caesar berulang.
Namun perlu Bunda ketahui, jika terjadi komplikasi selama percobaan VBAC, harus dilakukan operasi caesar darurat yang lebih berisiko daripada operasi caesar terencana (elektif). Oleh karena itu, Bunda perlu berdiskusi dengan dokter kandungan mengenai pilihan cara bersalin yang terbaik pada kehamilan selanjutnya.



Sumber : Alodokter

Cermat Memilih Susu untuk Anak

Cermat Memilih Susu untuk Anak - Alodokter

Sahadewi.Co.Id -  Susu merupakan salah satu sumber nutrisi dan energi yang dapat mendukung tumbuh kembang anak. Saat anak berusia 1 tahun, Anda sudah mulai bisa memberikannya susu sapi. Namun, Anda harus cermat dalam memilih susu untuk anak agar kebutuhan nutrisinya terpenuhi. 

Saat memilih susu untuk anak, Anda harus memerhatikan kandungan nutrisi, termasuk kandungan gula di dalamnya. Pilihlah susu yang mengandung nutrisi lengkap dan rendah gula atau tidak mengandung gula tambahan.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan saat Memilih Susu Anak 

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih susu anak, yaitu:

1. Pastikan susu tidak mengandung gula tambahan

Dalam memilih susu anak, pastikan susu yang diberikan tidak mengandung gula tambahan. Penambahan gula dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan anak mengalami kelebihan berat badan. Konsumsi gula berlebih saat kanak-kanak juga akan meningkatkan risiko anak memiliki pola makan yang buruk saat dewasa.

2. Pertimbangkan susu organik

Susu organik dapat menjadi pilihan susu yang baik untuk anak. Susu organik diyakini lebih aman dan sehat karena diperoleh dari sapi perah yang tidak mendapatkan suntikan hormon pertumbuhan maupun obat-obat lainnya. Selain itu, sapi penghasil susu organik juga mengonsumsi rumput tanpa pestisida, sehingga susu yang dihasilkan bebas dari bahan-bahan kimia berbahaya.

3. Pilih susu dengan kandungan FOS dan GOS 

Pastikan susu anak mengandung frukto-oligosakarida (FOS) dan galakto-oligosakarida (GOS). Kedua kandungan ini mampu meningkatkan jumlah bakteri baik dalam usus, sehingga saluran cerna anak akan lebih sehat. Jika saluran cerna anak sehat, maka daya tahan tubuhnya juga akan lebih kuat.

4. Pastikan susu mengandung omega-3 dan omega-6

Selain mengandung FOS dan GOS, Anda perlu memiilih susu dengan kandungan asam lemak omega-3 dan omega-6.
Omega-3 baik untuk perkembangan kognitif dan perkembangan otak anak. Sebuah penelitian bahkan menyebutkan bahwa tercukupinya kebutuhan omega-3 dapat membuat anak memiliki daya ingat dan konsentrasi yang lebih baik.
Sedangkan omega-6 berperan penting dalam menjaga daya tahan tubuh anak.

5. Pilih yang mengandung zat besi

Kandungan zat besi dalam susu sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, pastikan susu yang Anda berikan kepada anak mengandung mineral ini.
Selain memerhatikan kandungan nutrisinya, ketika memilih susu untuk anak, Anda juga harus memerhatikan kondisi kemasan produk susu. Pastikan kemasan masih tersegel dengan baik, dan tidak ada bagian yang penyok ataupun rusak. Perhatikan juga tanggal kedaluwarsa produk yang tertera pada kemasan.
Susu merupakan pelengkap nutrisi anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal. Jadi, jangan sembarang memilih susu untuk diberikan kepada Si Kecil. Gunakan panduan di atas dalam memilih susu untuk anak.
Jika anak memiliki kondisi medis tertentu, misalnya alergi protein susu sapi atau intoleransi laktosa, lakukanlah konsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menentukan pilihan susu dan makanan yang sesuai dengan kondisi anak.



Sumber : Alodokter

Waspadai Deretan Minuman dan Makanan Pemicu Keguguran Berikut Ini!

Waspadai Deretan Minuman dan Makanan Pemicu Keguguran Berikut Ini! - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Selagi hamil, kamu tidak boleh makan atau minum sembarangan, karena bisa membahayakan kesehatanmu dan janinmu, bahkan menyebabkan keguguran. Ketahui apa saja minuman dan makanan pemicu keguguran, agar kamu dapat menghindarinya.

Untuk mendukung tumbuh kembang janin di dalam kandungan dan mencukupi kebutuhan energi dan nutrisi tubuhnya, ibu hamil memang diwajibkan mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat dan bergizi seimbang.

Selain itu, ada juga makanan dan minuman yang perlu dihindari oleh ibu hamil, karena tidak baik bagi kesehatan. Beberapa di antaranya bahkan dianggap berbahaya dan dapat menyebabkan keguguran.

Minuman dan Makanan Pemicu Keguguran

Berikut ini adalah berbagai minuman dan makanan pemicu keguguran yang harus dihindari selama hamil:

1. Telur mentah atau setengah matang

Telur mentah dan telur setengah matang berisiko mengandung bakteri tertentu, seperti Salmonella, yang bisa meningkatkan risiko keguguran. Hal ini berlaku juga untuk makanan yang mengandung telur mentah, seperti mayonaise atau saus salad.

2. Daging mentah atau setengah matang

Mengonsumsi daging mentah atau setengah matang membuat kamu berisiko terinfeksi parasit Toxoplasma gondii (toksoplasmosis), bakteri Salmonella, Listeria, dan E.coli. Hal tersebut bisa menyebabkan keguguran dan komplikasi serius pada bayi.  

3. Seafood mentah

Wanita hamil pasti dianjurkan untuk tidak mengonsumsi seafood mentah, seperti pada sushi dan sashimi. Mengonsumsi boga bahari mentah, terutama kerang, dapat menyebabkan infeksi virus, bakteri, atau parasit, seperti norovirus, Salmonella, dan Listeria. Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk membatasi asupan ikan yang mengandung merkuri.
Mengonsumsi seafood mentah dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada kehamilan, seperti persalinan prematur, kecacatan janin, keguguran, bayi lahir dalam kondisi meninggal.

4. Deli meat

Ini merupakan lembaran daging olahan yang biasa dijadikan isian sandwich atau hamburger rumahan. Jika tidak diproses dengan baik, makanan ini bisa mengandung bakteri Listeria yang mampu masuk ke dalam plasenta, menginfeksi janin, dan menyebabkan keguguran.
Jika kamu ingin mengonsumsi deli meat, pastikan memasaknya hingga matang. Tak hanya deli meat, daging olahan, salmon asap, susu mentah atau susu yang tidak dipasteurisasi dan produk olahannya, serta sayuran yang tidak dicuci dengan benar juga dapat mengandung bakteri Listeria.

5. Nanas

Buah yang satu ini mengandung enzim bromelain yang jika dikonsumsi terlalu banyak dikhawatirkan dapat menyebabkan leher rahim menjadi lunak dan memicu kontraksi. Karena efek tersebut, nanas kerap diduga bisa memicu keguguran.
Namun, klaim tersebut masih membutuhkan bukti dan penelitian lebih lanjut dan  belum ada bukti bahwa nanas bisa menyebabkan keguguran. Jadi, ibu hamil boleh saja mengonsumsi nanas, asal tidak tidak berlebihan.

6. Pepaya mentah

Jika dikonsumsi dalam kondisi belum matang alias masih muda, pepaya tidak aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Alasannya, pepaya mentah mengandung getah atau lateks yang mungkin bisa menyebabkan kontraksi.
Meski begitu, klaim bahwa pepaya mentah merupakan makanan pemicu keguguran juga masih perlu diteliti lebih lanjut.

7. Minuman keras

Mengonsumsi minuman keras atau minuman beralkohol ketika hamil dapat meningkatkan risiko keguguran dan bayi lahir dalam kondisi meninggal. Alkohol juga bisa mengganggu perkembangan otak bayi, menghambat tumbuh kembangnya kelak setelah lahir, serta menyebabkan cacat bawaan lahir pada bayi.

8. Kafein

Jauhi minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, coklat, dan teh, selama kamu hamil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kafein terlalu banyak dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan bayi lahir dengan berat lahir rendah. Jika ingin mengonsumsi kafein, batasi hingga tidak melebihi 1 cangkir per hari.
Untuk lebih amannya, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai minuman dan makanan pemicu keguguran apa saja yang harus dihindari selagi hamil. Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.



Sumber : Alodokter

Waspada! Ini Tanda Meningitis pada Bayi

Waspada! Ini Tanda Meningitis pada Bayi - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Bayi rentan terserang meningitis karena sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah. Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, penyakit ini berisiko tinggi menyebabkan bayi mengalami cacat, gangguan tumbuh kembang, bahkan kematian. Oleh karena itu, kenali tanda meningitis pada bayi

Meningitis adalah penyakit yang disebabkan oleh peradangan pada selaput pelindung di sekitar otak dan saraf tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.

Meningitis virus merupakan jenis meningitis yang paling sering terjadi, namun meningitis yang paling berbahaya adalah meningitis bakteri.
Penyakit meningitis lebih berisiko menyerang:
  • Bayi, terutama yang berusia di bawah dua bulan. Di usia ini, sistem kekebalan tubuh mereka belum berkembang dengan baik. Akibatnya, bakteri dapat masuk ke aliran darah dengan mudah.
  • Anak-anak yang menderita infeksi telinga dan sinusitis berulang.
  • Anak-anak yang mengalami cedera kepala berat dan patah tulang tengkorak.
  • Anak-anak yang baru saja menjalani operasi otak.
  • Bayi dan anak-anak yang terlahir dengan HIV, riwayat infeksi dalam kandungan, dan cacat bawaan lahir.

Tanda-Tanda Meningitis pada Bayi

Gejala meningitis pada bayi bervariasi, sehingga masing-masing bayi yang terkena penyakit ini mungkin akan mengalami gejala yang berbeda. Meski begitu, ada tanda-ranga meningitis pada bayi yang umum terjadi menurut usianya, yaitu:

Bayi kurang dari dua bulan

Pada usia ini, tanda meningitis pada bayi bisa sulit dideteksi. Oleh karena itu, segera bawa ke dokter anak atau rumah sakit terdekat jika Si Kecil mengalami demam, kurang mau atau tidak mau menyusu, sesak napas, lesu, dan tampak rewel.

Bayi usia dua bulan hingga dua tahun

Meningitis paling sering menyerang anak-anak di usia ini. Gejalanya antara lain:
  • Demam.
  • Kejang.
  • Muntah.
  • Nafsu makan berkurang.
  • Rewel.
  • Tampak sangat mengantuk, sampai sulit dibangunkan.
  • Muncul ruam di kulit.

Anak di atas dua tahun

Selain berbagai gejala di atas, meningitis pada anak berusia lebih dari dua tahun juga akan menunjukkan gejala berupa:
  • Sakit kepala.
  • Sakit punggung.
  • Leher nyeri dan kaku.
  • Mudah silau atau sensitif terhadap cahaya terang.
  • Kebingungan.
  • Tingkat kesadaran menurun atau koma.
  • Mual dan muntah.
  • Ruam atau bercak berwarna ungu kemerah
Pada bayi atau anak yang mengalami meningitis, mungkin akan muncul juga tanda dan gejala berupa sakit kuning, suhu tubuh rendah (hipotermia), menangis dengan nada yang sangat kencang, serta bagian lunak di kepala (fontanel) menonjol.
Untuk mencegah Si Kecil terkena meningitis, Bunda perlu melengkapi imunisasinya sesuai jadwal, termasuk imunisasi untuk campak, polio, gondok, cacar air, dan influenza.
Meski tidak bisa melindungi Si Kecil sepenuhnya dari meningitis, kelima vaksin ini bisa membantu menjaga tubuhnya dari serangan virus penyakit ini. Pastikan juga dia mendapat vaksin Hib saat usianya 2, 3, 4, dan 15 bulan; serta vaksin meningokokus pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
Meningitis yang tidak segera diobati bisa berisiko menyebabkan komplikasi yang berbahaya. Oleh karena itu, segera bawa Si Kecil ke dokter jika dia mengalami berbagai gejala di atas untuk mendapatkan pengobatan secepatnya.



Sumber : Alodokter

7 Tips Menumbuhkan Sifat Berani pada Anak yang Pemalu

7 Tips Menumbuhkan Sifat Berani pada Anak yang Pemalu - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Sebagian anak mungkin mudah merasa malu saat dihadapkan pada situasi baru. Hal ini sebenarnya terbilang lumrah dan wajar terjadi. Namun agar sifat pemalu Si Kecil tidak sampai mengganggu kehidupan sosialnya, orang tua perlu membantu menumbuhkan keberaniannya.

Sebenarnya, tidak ada yang salah jika Si Kecil memiliki sifat pemalu. Anak pemalu biasanya lebih mandiri, bijaksana, dan mudah berempati. Hanya saja, anak yang terlalu pemalu bisa mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupannya. Yuk, Bunda dan Ayah, bantu Si Kecil mengatasi sifat pemalu dalam dirinya.

Tips Menumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu

Meski umum terjadi pada anak-anak, namun sebenarnya ada faktor lain yang turut dapat menyebabkan seorang anak menjadi pemalu, seperti meniru sifat orang tua, tidak diajarkan bersosialisasi sejak dini, korban perundungan (bullying), dan selalu dituntut menjadi untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal.
Sebenarnya anak pemalu mungkin ingin bersosialisasi, namun mereka kerap merasa takut, ragu, dan tidak tahu bagaimana caranya. Perlu diingat, peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sangatlah penting.
Berikut beberapa hal yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk menumbuhkan sifat berani pada anak yang pemalu:

1. Dorong anak untuk menceritakan hal-hal yang membuatnya malu

Anak yang pemalu umumnya merasa sungkan untuk bercerita dan menampilkan kemampuannya. Oleh karena itu, cobalah mengajak Si Kecil untuk mencurahkan isi hatinya, demi mencari tahu apa yang membuatnya mudah merasa malu.
Dengan begitu, Bunda dan Ayah dapat menentukan cara yang tepat untuk mendorong keberaniannya dan melawan rasa malu yang ia rasakan.
Bila orang tua mampu mendengarkan isi hati anak, Si Kecil juga dapat merasa memiliki tempat untuk mencurahkan perasaannya. Hal ini lambat laun akan membantunya untuk lebih berani berkomunikasi dengan orang  lain.

2. Jangan sebut anak pemalu

Meski ia pemalu, namun hindari menyebutnya “anak pemalu”, karena ia bisa jadi akan benar-benar meyakini bahwa ia memang seperti apa yang dikatakan orang kepada dirinya. Katakan pula kepada orang-orang terdekatnya untuk tidak mengatakan hal serupa.
Sebaliknya, Bunda dan Ayah bisa mendorongnya agar lebih berani, melalui kata-kata afirmatif dan suportif, setiap kali ia mencoba melakukan hal baru, seperti “wah, anak Bunda, jagoan dan pemberani, ya? Hebat!”.

3. Hindari memarahi anak

Ketika anak mulai menampakkan sifat pemalu, Bunda dan Ayah sebaiknya tidak lantas memarahi atau mengolok-oloknya. Jangan pula memaksa dia untuk melakukan hal yang ditakutinya. Cobalah untuk memahami perasaannya terlebih dahulu.
Posisikan cara pandang Bunda dan Ayah, sebagaimana cara Si Kecil memandang orang dan lingkungan di sekitarnya. Perlahan-lahan jelaskan kepadanya bahwa sebenarnya tidak ada hal yang perlu ia takuti. Bunda dan Ayah juga bisa memberi contoh bagaimana cara menghadapi situasi yang Si Kecil hindari.

4. Tempatkan anak pada situasi sosial

Orang tua bisa turun langsung membantu anak bergaul dengan teman-temannya. Sebagai contoh, saat acara sekolah, Bunda dan Ayah bisa mulai pembicaraan dengan teman-temannya dan pancing Si Kecil untuk berinteraksi dengan mereka.

5. Bangun rasa percaya dirinya

Bangun keberaniannya untuk berinteraksi dengan orang yang tidak dikenal. Misalnya menyuruhnya untuk memesan makanan yang dia mau ke pelayan saat makan di restoran, atau memberinya uang untuk membayar barang belanjaan di kasir. Orang tua bisa juga mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah dan mengundang teman-temannya beserta orang tua mereka.

6. Tunjukkan sifat percaya diri di depan Si Kecil

Jadilah contoh yang baik untuk anak.  Biasanya anak suka meniru apa yang dilakukan orang tua. Nah, ketika Bunda dan Ayah sering menyapa tetangga saat bertemu di jalan atau bersikap ramah kepada orang lain dengan percaya diri, Si Kecil mungkin bisa mencontohnya.

7. Beri pujian

Saat anak berhasil menunjukkan rasa percaya dirinya atau berhasil menyapa orang lain, maka Bunda dan Ayah dapat memberikan apresiasi untuknya, dalam bentuk pujian. Dengan begitu anak merasa bahwa ia sudah melakukan hal yang baik dan benar.
Mengatasi sifat pemalu pada anak tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Jadi, orang tua juga sebaiknya tidak memaksa atau memarahi ketika Si Kecil masih menjadi sosok yang pemalu dan belum mampu menjadi pemberani sesuai ekspektasi orang tua.
Bunda dan Ayah dianjurkan untuk tetap sabar mendorong Si Kecil menjadi pemberani dengan menjadi teladan dan memberi contoh padanya. Jika sifat pemalu sudah sangat berlebihan, sebaiknya Bunda dan Ayah berkonsultasi ke psikolog anak untuk mendapatkan solusi yang tepat.



Sumber : Alodokter

Larangan untuk Ibu Hamil agar Kesehatan Diri dan Janin Terjaga

Larangan untuk Ibu Hamil agar Kesehatan Diri dan Janin Terjaga - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Selama masa kehamilan, banyak larangan untuk ibu hamil yang perlu ditaati. Sebab jika tidak, bukan hanya ibu hamil sendiri yang bisa terkena dampak buruknya, tapi juga janin yang tengah tumbuh dan berkembang di dalam kandungan. 

Masa kehamilan merupakan momen yang membahagiakan bagi setiap ibu dan ayah. Namun di balik kebahagian itu, ada tanggung jawab besar yang perlu dipikul. Bumil harus lebih teliti dalam memilih asupan, karena tidak semua makanan dan minuman aman dikonsumsi wanita hamil.

Selain itu, Bumil juga harus tahu aktivitas apa saja yang harus dihindari karena berpotensi mengganggu kondisi kesehatan ibu serta janin.

Larangan untuk Ibu Hamil Terkait Makanan dan Minuman

Apa yang dikonsumsi ibu hamil akan menentukan nutrisi yang didapat janin. Oleh karenanya, Bumil perlu lebih berhati-hati dalam memilih makanan selama masa kehamilan. Untuk itu, cobalah untuk menghindari makanan dan minuman di bawah ini:

1. Makanan mentah

Baik itu daging, ikan, maupun telur, pastikan Bumil telah memasaknya lebih dulu hingga matang sempurna sebelum mengonsumsinya. Untuk buah dan sayuran, jangan lupa untuk mencucinya dengan baik sebelum disantap ya, Bumil.
Mengonsumsi makanan mentah, kurang bersih, atau yang dimasak setengah matang bisa meningkatkan risiko terjangkit kuman dan parasit yang mungkin terdapat di makanan tersebut.
Beberapa contohnya adalah kuman Salmonella, Listeria, dan parasit Toxoplasma. Jika terpapar kuman-kuman tersebut, maka Bumil berisiko mengalami infeksi, salah satunya adalah toksoplasmosisn. Penyakit ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur dan keguguran.

2. Makanan pedas

Makanan pedas bagi banyak orang memang terlihat menggiurkan untuk disantap. Hanya saja, wanita hamil dianjurkan menghindari makanan apa pun yang bercitarasa pedas, sebab mengonsumsi makanan pedas berpotensi menimbulkan heartburn, yaitu sensasi perih dan menyakitkan pada perut, dada, atau tenggorokan.
Meski tidak berdampak langsung pada kesehatan janin, efek makanan pedas tersebut akan membuat Bumil tidak nyaman dan mungkin bisa memicu mual dan muntah.

3. Teh herbal

Mengonsumsi teh herbal saat hamil diyakini dapat mencegah komplikasi kehamilan, seperti kelahiran prematur, perdarahan saat melahirkan, dan preeklamsia. Namun, berbagai klaim tersebut tidak bisa dibenarkan sepenuhnya dan masih butuh penelitian lebih lanjut.
Agar lebih aman, jangan konsumsi teh herba sebelum Bumil mendiskusikannya dengan dokter.

4. Susu yang tidak dipasteurisasi

Guna mencukupi kalsium yang dibutuhkan janin, susu memang merupakan minuman yang tepat untuk dikonsumsi. Namun, Bumil juga perlu memastikan bahwa susu yang akan dikonsumsi sudah dipasteurisasi.
Pasteurisasi adalah proses pemanasan yang bertujuan untuk membunuh organisme berbahaya yang bisa saja terkandung dalam susu. Mengonsumsi susu mentah atau yang tidak dipasteurisasi akan meningkatkan risiko terinfeksi kuman berbahaya.
Salah satu kuman yang bisa terkandung dalam susu yang tidak dipasteurisasi adalah Listeria. Kuman ini dapat menyebabkan kelahiran prematur bahkan keguguran.

5. Alkohol dan kafein

Mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil bisa menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi fetal alcohol syndrome (FAS). Bayi yang mengalami FAS dapat memiliki berat badan rendah dan masalah kesehatan lainnya, seperti gangguan otak, hambatan tumbuh kembang, dan cacat bawaan lahir.
Kafein juga perlu dihindari atau dibatasi. Mengonsumsi kafein berlebihan dikhawatirkan dapat menyebabkan keguguran dan meningkatnya tekanan darah juga debar jantung, baik pada wanita hamil maupun janinnya.
Meski dampak tersebut belum terbukti sepenuhnya, akan lebih baik bila ibu hamil membatasi konsumsi kafein. Pastikan Bumil tidak mengonsumsi kopi lebih dari 1 gelas sehari, atau teh lebih dari 2 gelas tiap harinya. Semakin sedikit kafein yang Bumil konsumsi, akan semakin baik.

Aktivitas yang Menjadi Larangan untuk Ibu Hamil

Tidak hanya terkait makanan dan minuman, larangan untuk ibu hamil juga berlaku untuk aktivitas tertentu, seperti:

1. Merokok

Bayi yang lahir dari seorang ibu perokok berisiko tinggi untuk lahir dengan berat badan yang rendah atau mengalami cacat bawaan lahir, salah satunya adalah bibir sumbing. Selain itu, bayi juga berisiko tinggi terlahir prematur.

2. Mandi air panas

Berendam air panas memang dapat membuat tubuh menjadi rileks. Kendati demikian, ibu hamil dianjurkan untuk tidak melakukannya dulu sampai selesai melahirkan.
Berendam air panas terlalu lama atau sering berpotensi menyebabkan ibu hamil mengalami pusing dan lemas. Kebiasaan ini bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya keguguran dan cacat lahir pada bayi.

3. Membersihkan kandang hewan peliharaan

Jika Bumil gemar memelihara hewan peliharaan, seperti kucing, lebih baik limpahkan dulu tugas membersihkan kandang kucing kesayangan Bumil kepada orang lain. Pasalnya, membersihkan kandang kucing dapat membuat Bumil terpapar mikroba dari kotoran kucing yang bisa menyebabkan penyakit, misalnya infeksi Toxoplasma.
Ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma dari kucing bisa mengalami komplikasi kehamilan berupa keguguran atau kematian janin dalam rahim. Sementara janin yang terinfeksi parasit ini dapat menghadapi masalah kesehatan yang serius, seperti kejang dan cacat bawaan lahir.

4. Mempercantik kuku

Bumil suka mempercantik kuku di salon? Selama hamil, sebaiknya Bumil menghindari dulu aktivitas tersebut, terlebih memasang kuku palsu atau kutek. Alasannya, aroma dari berbagai macam produk kecantikan kuku tidak baik untuk kesehatan ibu hamil dan janin.

5. Menjalani aktivitas fisik berat

Ibu hamil perlu rutin berolahraga. Namun ingat, jangan sampai olahraga tersebut terlalu berat atau membuat Bumil kelelahan. Oleh karena itu, hindarilah aktivitas atau olahraga yang terlalu berat, seperti lari marathon, angkat beban, tenis, atau bekerja lembur. Cukupi waktu tidur dan hindari stres agar kesehatan Bumil dan janin terjaga.
Selain mematuhi berbagai larangan untuk ibu hamil di atas, Bumil juga perlu melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin ke dokter kandungan. Dokter akan memeriksa kondisi kesehatan Bumil, memantau perkembangan janin, serta menyarankan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dan dihindari selama hamil.



Sumber : Alodokter

Petting Bisa Hamil atau Tidak, Tergantung Kondisinya

Petting Bisa Hamil atau Tidak, Tergantung Kondisinya - Alodokter

Sahadewi.Co.Id - Pertanyaan tentang apakah melakukan petting bisa hamil atau tidak, sering terbersit di pikiran sebagian orang. Terutama kaum muda yang belum banyak memahami aktivitas seksual. Untuk mengetahui jawabannya, simak penjelasan di artikel berikut ini.

Petting bagi pasangan menikah bisa dimanfaatkan sebagai foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan intim. Sementara itu, petting bagi pasangan yang belum menikah banyak dilakukan untuk memuaskan hasrat seksual tanpa melakukan sanggama.

Apa itu Petting?

Petting merupakan istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas merangsang atau memberikan stimulasi seksual kepada pasangan, umumnya dengan menggunakan tangan atau mulut. Istilah petting juga digunakan untuk menyentuh atau meraba pasangan sampai mengalami orgasme.
Beberapa tindakan petting yang dilakukan wanita pada pria antara lain adalah meraba, mencium, atau melakukan seks oral pada penis. Sementara ketika pria melakukan petting pada wanita, stimulasi yang dapat dilakukan adalah pada area sekitar payudara dan vagina. Petting juga dapat dilakukan dengan alat bantu seks (sex toys).

Apakah dengan Melakukan Petting Bisa Hamil?

Petting bisa hamil atau tidak sangat tergantung pada aktivitas seksual yang dilakukan. Kehamilan terjadi ketika sel sperma pria membuahi sel telur wanita. Pembuahan dapat terjadi meskipun penis tidak masuk ke dalam vagina (penetrasi), namun kemungkinannya sangat kecil untuk terjadi pada petting.
Air mani pria pada saat ejakulasi dapat mengandung jutaan sperma, bahkan hingga lebih dari 300 juta sperma. Saat terangsang, penis mengalami ereksi dan mengeluarkan cairan praejakulasi yang mengandung sperma.
Jika sperma pria masuk ke dalam tubuh wanita melalu vagina, lalu mencapai tuba falopi di mana sel telur berada, bisa saja terjadi pembuahan. Pembuahan dapat dilakukan oleh sperma yang terdapat pada cairan praejakulasi.
Petting yang dilakukan dengan kondisi penis dan vagina berdekatan tanpa memakai pakaian dalam masih memungkinkan sperma masuk ke dalam vagina. Sperma juga bisa masuk ke vagina secara tidak sengaja melalui jari atau bagian tubuh lain yang terkena cairan air mani, atau ketika penis menyentuh area sekitar vagina

Risiko Petting terhadap Kesehatan

Risiko terkena penyakit menular seksual setelah melakukan petting tetap ada, meski lebih kecil dibandingkan berhubungan seksual dengan penetrasi. Oral seks dapat meningkatkan risiko terkena penyakit herpes, kutil kelamin, sifilis, klamidia, dan gonore. Namun, risiko ini dapat dicegah dengan menggunakan kondom.
Sementara itu, petting menggunakan alat bantu seks meningkatkan risiko terkena trikomoniasis. Trikomoniasis adalah infeksi parasit yang menyerang saluran kemih dan genital, baik pada pria maupun wanita. Penyakit ini bisa menular lewat alat bantu seks yang digunakan secara bergantian, tidak dicuci, dan tidak dilapisi kondom saat digunakan.
Nah, sekarang Anda sudah paham mengenai risiko di balik melakukan petting, kan? Sekali lagi, petting bisa menyebabkan kehamilan jika dilakukan dalam kondisi yang memungkinkan sperma masuk ke vagina. Selain itu, penting juga untuk mempertimbangkan risiko penularan penyakit menular seksual akibat petting.
Jika Anda mengalami tanda-tanda kehamilan atau gejala penyakit menular setelah melakukan petting, meskipun tidak melakukan sanggama atau hubungan seks dengan penetrasi, periksakanlah diri ke dokter kandungan atau dokter spesialis kulit dan kelamin.



Sumber : Alodokter